Ivan POV
Dirinya menempel di lenganku, matanya memejam sambil tersenyum dan berkata...
"Wanginyaaaa"
Evan menarik pundak perempuan itu mundur. Mata Evan mendelik menatapnya.
"Ck, cewek ko doyan banget ngendus-ngendus" Suara Evan terdengar ketus.
Perkataan Evan membuat perempuan itu membuka matanya.
Dirinya meringis ke arahku lalu matanya membulat ke arah Evan.
"Wah kembar!" Katanya sambil menutup mulutnya.
"Baru liat kembar caem? Udah sana, cowok lu udah nungguin tuh" Evan mengarahkan dagunya ke arah pria yang berdiri tak jauh dari kami, dirinya melihat ke arah kami berdiri.
Tangan Evan memutar kepalaku dan menarik pundakku, dirinya menyeretku meninggalkan perempuan yang masih berdiri mematung mendongak melihat kami.
"Ck, perempuan aneh, ngapain masih lu liatin aja sih" Dengusnya kesal.
Aku terkekeh.
"Jangan bilang lu terpesona sama dia ya" Evan mendelik ke arahku.
"Emang kenapa kalo terpesona? Dia cantik kan?" Tanyaku santai.
"Ck, cantik tapi aneh, gue baru liat perempuan ngendus-ngendus gitu, dan bisa gue simpulkan, dia itu ngendus gak ke cowoknya aja, tapi ke semua orang dude!"
Evan menggelengkan kepalanya.
"Dan belum ada seharian, elu udah berkali-kali bilang dia cantik" Evan kembali mendengus.
"Dari awal aja gue udah ga suka sama tuh perempuan" Lanjutnya.
"Udahlah Iv, jangan sampe lu terpesona ya, lu ga belajar dari pengalaman sih, otak lu gesrek gara-gara batal nikah, lagian tuh cewek udah punya cowok juga kali" Evan menepuk pundakku.
"Apaan sih, ga usah di dramatisir lah, lagian siapa juga yang mau nikung cewek orang, mending gue nyari nenek-nenek yang masih single deh, kan lagi ngehits tuh sekarang" Jawabku sambil membetulkan kacamataku.
Evan menutup mulutnya cepat, matanya melotot ke arahku.
"Nyebut lu Iv, sumpah buruan nyebut deh lu, kalo malaikat lewat omongan lu di catet, terus di kabulin gimana?" Matanya masih melotot menatapku horor.
Perkataan Evan sukses membuatku tertawa.
°°°
Vani POV
Aku masih terdiam mematung melihat ke arah 2 pria kembar yang membuatku terpana.
Yang satu sangat ketus, tapi yang satunya membuatku terpana, senyumannya itu loh, sangat ramah.
Mana wanginya aku suka lagi.
Aku menghirup nafasku dalam-dalam, mencoba mencari sisa-sisa wanginya yang masih tersebar di udara tempat ku berdiri.
Tarikan tangan di lenganku membuatku menoleh.
"Pasti deh, kalo ga gue jagain, kebiasaan lu langsung kumat"
Aku nyengir ke arahnya.
Dino, sahabatku dari jaman putih biru itu memang sangat tahu kebiasaan ku yang jelek ini.
Mengendus wewangian parfume yang bercampur dengan kimiawi tubuh manusia.
Tapi penciumanku ini pemilih loh, ya kalau memang wanginya sesuai denganku aku bisa langsung terbuai, ya kali bau badan yang menyengat aku endusin juga, ewwww....
Bisa pengsan.
"Tadi tuh siapa? Kalian saling kenal?" Tanya Dino sambil merangkul pundakku, kami berjalan keluar dari bioskop.
Aku menggeleng.
"Ga kenal, tapi kayanya pria yang pake kacamata itu kerjanya di gedung yang sama deh sama gue, gue pernah ngendusin dia di lift hehehe"
"Eh iya, mereka itu kembar loh Din, lu liat mereka kan?" Tanyaku antusias.
"Pria yang pake kacamata itu wangi bangetttt" Lanjutku.
Dino tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
"Van, lu coba deh mulai ilangin kebiasaan lu itu, masa iya sih tiap kali ada orang yang wangi lu endusin semua"
Kami melangkah menuju food court.
Aku mencibirkan bibirku.
Kebiasaan ku ini memang terkadang memberiku masalah. Aku bisa tiba-tiba mengendus wewangian tanpa menyadari tempatku berada.
Terkadang kalau ada pria yang berjalan di depanku bersama pasangannya, aku bisa mengikuti mereka, dan berjalan menjajari langkah mereka.
Tatapan aneh selalu aku terima kalau ada orang yang ngeh melihat kelakuanku yang nyeleneh ini.
Tapi apa daya, sampai sekarang pun aku belum bisa mengurangi atau menghilangkan kebiasaanku.
Pernah suatu hari, aku mengorder ojek online dan mendapat driver ojek yang wanginya aku suka, sepanjang perjalanan mataku terpejam, menikmati menghirup wangi aroma parfumenya.
Dan tangan ini rasanya ingin meluk si driver dari belakang.
Berasa ada di taman penuh bunga yang bermekaran.
Wangiiiii.
Dino melarangku untuk mengorder ojek online lagi ketika dirinya melihat mataku masih terpejam di atas motor, padahal aku sudah sampai di tujuan.
Aneh ya?
"Mau makan apa?" Dino menyolek lenganku, mengembalikan ku ke alam nyata.
Aku mengedarkan pandangan ke penjuru food court.
"Enaknya makan apa ya?" Gumamku sambil melirik jam tanganku.
Waktunya jam makan siang udah lewat, tapi perut ini masih belum terlalu lapar.
"Makan bakso kelapa aja deh" Putusku sambil nyengir.
"Yakin cuma itu? Kenyang lu? Lu kan PeMaLu, Perempuan Makan meLulu"
Aku nyengir sambil mengangguk.
"Yakinnnn, ya kalo ntar lapar, ya makan lagi" Sahutku santai.
"Minumnya?" Tanya Dino lagi.
"Es jeruk aja, eh ini giliran lu yang bayarin kan?" Tanyaku.
"Iya Madammmm, giliran gue juga yang jadi kacung, lu duduk diem aja, jangan ngilang, ntar tau-tau udah di bawah ketek orang"
Aku terkekeh mendengar perkataannya.
Dino melesat memesan makanan.
Tbc
Malammmmmm, huaaaaa ga banyak nih ketikannya, maaf ya, lagi ga fit, flu uhuhuhuhu.
Nyoba2 ngetik krn udah janji akan up, dan karena banyak yang menghantui diriku iniiiii.
Di kehidupan nyata aja, para mantan menghantui diriku, lah iya di dunia Wattpad dihantui up, seyemmmm kakakkkk wkwkwkwwkw
Sabar ya, aku bakalan up lagi ko, mengingat weekend kemarin off
😘😘😘
![](https://img.wattpad.com/cover/119708379-288-k820636.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
perfumed
RomanceBEBERAPA PART SAYA HAPUS UTK KEPENTINGAN PENERBITAN Warning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 17/8/17 - 17/9/17