Vani POV
Aku melangkah masuk ke dalam lift yang kosong, tumben, padahal biasanya ramai di desaki para karyawan yang buru-buru pulang setelah berjibaku di hari Senin yang indah ini.
Tapi memang udah lewat 30 menit dari jam pulang sih. Mungkin mereka udah berdesakan 30 menit yang lalu ketika diriku masih berkutat dengan pekerjaan.
Tangan seseorang menahan pintu lift sebelum pintunya menutup sempurna.
Dengan tenang dirinya melangkah masuk.
Aku bergeser lebih ke pojok, tapi hidungku ini punya radar yang cukup kuat untuk menghirup aroma wangi yang baru saja ku hirup.
Aku mendongak melihat ke arahnya yang berdiri memunggungiku. Pria berkacamata si kembar itu lagi.
Hidungku sudah mengendus dengan wajahku yang mengarah ke arahnya.
"Ih" Gumamku pelan sambil mentoyor keningku sendiri. Tubuhku kembali bergeser menjauhi dirinya.
Pria itu menoleh ke arahku, wajahnya sedikit terkejut tapi kemudian tersenyum. Reflek aku membalas nyengir ke arahnya.
"Hehehe, ketemu lagi, kali ini saya janji ga ngendus-ngendus" Kataku sambil melangkah mundur lagi.
Dirinya malah terkekeh.
"Kamu aneh ya, itu emang kebiasaan?" Tanyanya sambil memutar tubuhnya sedikit ke belakang menghadap diriku.
Wah tumben-tumbenan ada orang yang tertarik sama kebiasaan nyeleneh ku ini.
Aku mengangguk cepat.
"Iya, kebiasaan dari kecil, susah ngilanginnya, malu sih, tapi mau gimana? Dulu pernah nyobain pake masker, tapi berasa engap, nyium bau nafas sendiri hahahahaha" Aku tertawa lepas sampai kepalaku terdongak ke atas.
Tiba-tiba aku terdiam, lalu menutup mulutku cepat, ko bisa ketawa nyaring begini sama orang yang baru ku kenal.
"Hehehe maaf" Kataku sambil tertunduk.
Kalau ini caranya menebar pesona ke pria ganteng, kayanya aku gak sukses ya, udah dari awal ngendusin dia, terus sekarang ketawa sampai gusi kelihatan.
Duh ga ada manis-manisnya.
Pria itu mundur dan berdiri di dekatku.
Aku menahan nafas dan menutup hidungku dengan jari agar tidak menghirup aroma tubuhnya sambil melangkah maju ke depan.
Ini kenapa lift lama bener sih turunnya, batinku.
Kekehan dirinya membuatku menoleh ke arahnya.
"Ga usah nahan nafas gitu, nanti pingsan keabisan nafas gimana?" Tanyanya.
Aku nyengir di balik tanganku yang menutupi hidung dan mulutku.
"Kalo gak nahan nafas ntar malah ngendus-ngendus" Sahutku, suaraku terdengar sedikit bindeng karena menahan nafas terlalu lama. Jadi berasa kaya para pelaku kejahatan yang suaranya disamarkan.
Dirinya melangkah maju mendekatiku lagi.
Ini orang, dijauhin malah dekat-dekat. Aku bergeser menempel ke dinding lift.
Dirinya terkekeh lagi.
"Lucuu" Katanya di sela-sela kekehannya.
Aku mendongak bingung ke arahnya.
Kulihat matanya berbinar di balik kacamata yang dipakai.Lucu apaan, gue keabisan nafas gini gara-gara nahan ngendus di bilang lucu.
Dengan menghirup nafas panjang aku kembali menahan nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
perfumed
RomansaBEBERAPA PART SAYA HAPUS UTK KEPENTINGAN PENERBITAN Warning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 17/8/17 - 17/9/17