5. Dino

9K 1.1K 359
                                    

Dino on mulmed

Vani POV

Aku menyerahkan helm ke tangan Dino, dirinya mengantarkanku pagi ini ke kantor.

"Makasih ya, lumayan jadi ngirit, punya ojek pribadi hahaha" Kataku sambil merapikan rambutku.

"Eh ga gratis ya, tagihannya nyusul nanti di akhir bulan, lu pikir motor gue ini ga nyediain struk tagihan?" Tanyanya, tangannya menepuk stang motornya.

"Peritungan lu ma temen sendiri, udah sana ke kantor, masa boss datangnya telat dari anak buahnya" Aku mendorong lengan berotot Dino. Jam masih kurang 20 menit dari pukul 8 pagi.

Tapi jarak tempat kerjaku dengan kantor milik Dino lumayan jauh walaupun di tempuh dengan motor sekalipun.

"Bagus ngusir gue, ga ngucap makasih main suruh gue pergi aja" Katanya sambil meletakkan helm yang tadi aku pakai di lengan kirinya.

"Yeee tadi udah bilang makasih sih, situ aja yang ga denger, makanya buka dulu helmnya biar kedengeran" Aku mencoba membuka helm yang di pakai Dino.

"Jangan di buka, ntar banyak cewek yang liatin gue, repot deh" Katanya sambil memegang helmnya.

"KeGeEran sangat, udah sana jalan, hati-hati ya" Aku melambaikan tanganku ke arahnya begitu Dino menyalakan mesin motornya.

Dino mengklakson sebelum dirinya menggas motornya menjauh dari tempatku berdiri.

Aku berjalan menaiki tangga menuju lobby gedung dengan menunduk.

Seseorang menjajari langkahku sehingga membuatku mengendus ke arahnya, aroma yang sudah sangat familiar di penciumanku.

Aku mendongak dan mendapati dirinya yang tersenyum ke arahku, pria berkacamata ini sangat murah senyum.

"Hi" Sapanya ramah.

Aku kembali teringat kejadian kemarin di lift, aku melangkah ke samping.

"Kenapa sih jauh-jauh gitu jalannya?" Tanyanya sambil mendekatiku lagi.

Aku nyengir ke arahnya.

"Mas ini ya, sayanya ngejauhin, mas nya malah ngedeketin, kan mas tau sendiri kebiasaan saya yang suka ngendus-ngendus, emangnya ga risih ya di endusin?" Aku balik bertanya.

Pria itu terkekeh.

"Sama saya ngejauhin, justru saya dekatin gini biar kamunya terbiasa sama wanginya saya"

Perkataan pria itu membuat keningku berkerut.

Lah nih orang pengen banget di endusin. Biasanya aku sering mengendus ke orang yang sudah aku kenal, seperti ke Dino. Tapi kalau ke orang yang belum terlalu aku kenal, paling cuma spontan aja ngendusnya, karena paling cuma sekali ketemu.

"Ivan" Katanya sambil mengulurkan tangannya.

Keningku makin berkerut.

Kami sudah berdiri di depan lift, berdiri bersama karyawan-karyawan lain.

Pria itu bergeser lebih mendekat ke arahku karena desakan antrian karyawan yang makin banyak mengantri masuk lift.

Tanpa sadar wajahku mengendus pundaknya.

"Nama kamu siapa?"

Pertanyaannya membuatku tersadar akan kegiatan mengendusku, mataku terbuka perlahan.

"Vani" Jawabku sambil nyengir, tangannya menarik tanganku untuk berjabat tangan.

"Namanya mirip sama nama saya, kita jodoh kali ya"

"Ha? Sama? Emang namanya Vani juga?" Tanyaku bingung.

Pria itu membuka kacamata sambil tersenyum, tangannya menggapai pundakku untuk masuk ke dalam lift yang sudah terbuka.

Aku masih mendongak bingung ke arahnya. Tinggi bener sih jadi orang, kan sakit nih leher.

Pria itu menunduk ke arahku, kami berdiri paling belakang.

"Nama saya Ivan, kamu Vani, mirip kan?"

Aku tersenyum gugup, posisi kami benar-benar sangat dekat.

"Ohhh iya sama" Kataku sambil menunduk, menghindar menghirup aroma tubuhnya.

"Kantor kamu di lantai berapa?" Tanyanya.

"Lantai 9" Jawabku singkat, wajah ini kurasakan panas karena menahan nafas.

Ivan terkekeh.

Membuatku menoleh ke arahnya dan menyebabkan hidungku mencium aroma tubuhnya lagi.

Jarak 2 jengkal aja wanginya udah kecium, ini sampai mepet gini, aku rasa nanti kotoran hidungku wanginya bakalan wangi parfumenya nih.

Pikiran konyol muncul di kepalaku.

"Kamu ga usah nahan nafas gitu, muka kamu lucu sampe merah gitu" Katanya masih terkekeh.

Aku berusaha nyengir.

Ting...

Pintu lift terbuka di lantai kantorku berada.

"Misi, duluan ya" Kataku nyengir lagi ke arahnya sebelum keluar dari lift.

Ya ampun, ini sih bisa jadi aroma therapy kalo sering-sering nyium wangi parfumenya.

Menenangkan jiwa dan raga.

°°°

Ivan POV

Aku tersenyum melihatnya keluar dari lift.

Entah kenapa walaupun aku tahu dirinya sudah mempunyai kekasih, tapi aku tidak terlalu perduli.

Aku suka melihat cengirannya dan tawanya yang lepas.

Tidak terlihat jaim, aku yakin, banyak perempuan yang berusaha jaim ketika bertemu dengan orang yang baru dikenalnya kan.

Kemarin aku melihat dirinya dijemput oleh kekasihnya. Motor BMW sg yang membuatku menggelengkan kepalaku.

Melihat interaksi mereka berdua membuatku iri, sepasang kekasih yang serasi.

Diana mana mau kalau di ajak naik motor, terkadang naik mobil saja, dirinya suka komplain soal pewangi mobil yang aku pakai.

Katanya nanti membuat wangi parfumenya hilang dan berganti jadi wangi parfume mobilku, ada-ada aja.

Aku melangkah keluar dari lift begitu pintunya terbuka di lantai kantorku.

Menghela nafas panjang, 6 bulan berlalu, rasanya ingin mempunyai seorang kekasih yang seperti Vani, tidak terlalu jaim, dan mempunyai kebiasaan yang menurutku unik.

Aku tidak merasa aneh dengan kebiasaannya itu, malah menurutku lucu. Senangkan rasanya punya kekasih yang bergelendotan mengendus aroma tubuh kita.

Benar kata Evan juga sih, Vani mengendus aroma tidak hanya ke kekasihnya aja, tapi ke setiap orang. Evan sampai berkata, kalau Maya yang seperti itu, sudah pasti bakal dinyinyirin siang malam.

Mengingat Evan dan Maya juga membuatku sedikit iri, Tuhan memang mempunyai caranya sendiri untuk mempersatukan manusia berpasang-pasangan.

Semoga saja Tuhan mengirimkan aku kekasih yang terbaik menurutNya.

Kalau bisa request, enak bener ya.

Tbc

Malammmmm 😘

Aku: "badan udah enakan, tapi kepala masih kliyengan dok, obatnya apa ya?"

Dokter: "cari pacar sana!"

Asyemmmmm lempar 💣

Maaf ya dikit lagi ketikannya, perasaan udah lama bener ngetiknya tapi masih aja di bawah 1000 kata, aku permisi dulu, mau ikutin saran dokter, mau nyari pacar, biar ga kliyengan, ahayyyyy

Dan aku make cast Achmad Megantara jadi si Dino, suka ga? Ga ya? Ok, fix, bay 😅😂😂

Bisa ganti ko hehehe

perfumedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang