HIKARI - 4

1.1K 68 55
                                    

"Cinta tidak hadir untuk menyakiti. Cinta hadir untuk membuat seseorang menjadi kuat."

"Yakinkah kau akan kekuatan cinta meski berabad-abad tak saling berjumpa?"

.

.

.

*HIKARI*

masamuneRei

story editor Shin

.

.

.

Suara ringtone menggema di dalam ruang kerja Kentaro, pria itu tampak sibuk mencari sumber suara tersebut. Dia mengangkat tumpukan kertas yang tampak tidak tersusun di hadapannya -sesekali dia menggeser kertas-kertas itu- mencari keberadaan smartphone bercasing biru miliknya. Wajahnya tampak bingung, seharusnya tadi dia menaruhnya tidak jauh dari laptop. Matanya tertuju pada sesuatu berwarna biru yang menyembul dari balik kertas-kertas, smartphone yang dicari-carinya. Buru-buru dia ambil dan menjawab panggilan tersebut. Belum sempat dia menyapa, suara yang tidak asing lagi menggema di telinganya.

"Ken-chan, apa yang kau lakukan? Lama sekali!" terdengar suara berat sambil diselingi tawa yang bersahabat. Kentaro merapatkan bibirnya.

"Oh kau rupanya Yuuki, ada apa?" tanyanya kemudian. Dia kembali duduk di bangku kerjanya sambil mencoba kembali fokus pada pekerjaanya yang tertunda akibat mencari keberadaan smartphonenya. Samar-samar Kentaro mendengar suara pengumuman dari speaker dan suara riuh orang-orang dari balik telepon.

"Sudah lama kita tidak berjumpa ya Ken-chan. Ayo kita bertemu di café favoritmu," ucap Yuuki santai, Kentaro terbelalak.

"Tu... tunggu?! Kau dimana sekarang?" Kentaro berdiri dari posisi duduknya. Wajahnya tampak serius. Yuuki tertawa sebelum mengatakan sesuatu, membuat wajah Kentaro semakin terlihat panik dari pada serius.

"Aku di Narita.... I'M HOME JAPAN!" serunya sambil tertawa. Kentaro merubah raut wajahnya, dia terlihat lega. Senyum lebar memenuhi wajahnya, gigi-giginya yang kecil dan terlihat seperti gigi hiu menyembul keluar dari sela-sela bibirnya.

"Jam 3 di Altair Café...  Seperti biasa yang datang belakangan yang membayar minumannya," lanjutnya dengan nada ceria. Kentaro masih tersenyum, kemudian mengangguk.

"Deal!" katanya kemudian.

.

Hari sudah semakin siang, jalanan di kota Tokyo tidak terlalu ramai karena orang-orang sudah kembali pada kesibukannya masing-masing. Kentaro tampak tergesa-gesa turun dari taksi. Di lengan kanannya tergulung jas panjang berwarna coklat tua, sementara tangan kanannya menggenggam tas dokumen hitam miliknya.

Dia berjalan agak sedikit berlari ke arah salah satu café yang di kaca depannya terpampang tulisan Altair. Suara bel terdengar saat Kentaro memasuki café bernuansa rumah itu.

"Ah selamat datang Menjo-san," sapa si pemilik café yang berusia sekitar setengah abad. Dia tersenyum, rambut putihnya tampak berkerlap kerlip saat dia menganggukkan kepalanya ke Kentaro. "Mau pesan apa? Seperti biasa?" ucapnya kemudian. Kentaro mengangguk sambil tersenyum tanda setuju. Pemilik café membalas sambil mulai membuat pesanan Kentaro.

HIKARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang