HIKARI - 10

647 39 33
                                    

"Cinta tak hanya berawal dari tatapan mata. Cinta hadir dari tulusnya hati ketika diri tak mampu berpikir jernih..."

"Kesetiaan cintamu akan di uji saat orang yang kau cintai perlahan menjauh karena suatu alasan yang tak kau mengerti..."

.

.

.

*HIKARI*

masamuneRei

story editor Shin

.

.

.

Kentaro masih berkutat dengan laptopnya. Matanya yang terkesan sayu tak hentinya menatap layar laptop. Kentaro terlihat tidak fokus. Sesekali ia menggelengkan kepalanya saat bayangan-bayangan yang terjadi tempo hari tak sengaja hadir. Beberapa kali ia menghapus hasil inputannya karena salah menginput lalu mengulang kembali sambil bergumam tak jelas.

Yuuki yang pada saat itu sedang menyelesaikan sketsa di ruang kerja Kentaro, menyadari sesuatu yang terjadi pada sahabatnya. Pria bertubuh besar itu mengernyitkan dahi saat melihat Kentaro mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. Perlahan Yuuki melangkahkan kakinya mendekati Kentaro.

Tangan Yuuki menarik bangku yang berada di depan meja kerja Kentaro lalu mendudukinya. Sambil menopang dagunya dengan tangan kekarnya, ia membuka suara. "Ken-chan, kau kenapa?" tanyanya sambil matanya menatap ke arah Kentaro.

Kentaro terkejut melihat sahabatnya yang sudah berada di hadapannya. Kentaro berdehem. "Tidak ada apa-apa," lanjutnya sambil membenarkan posisi duduknya.

Yuuki menyipitkan matanya, merasakan Kentaro menyembunyikan sesuatu darinya. "A.. aku benar tidak apa-apa, Yuuki," ujar Kentaro setelah melihat ekspresi wajah Yuuki yang seakan tak percaya dengan jawabannya.

"Ken-chan. Kau tak bisa membohongiku," balas Yuuki yang semakin menyipitkan matanya dan mencondongkan tubuh besarnya ke arah Kentaro.

Kentaro merasa terpojok, buru-buru ia mengalihkan pandangannya ke arah laptop dan jemarinya kembali menari di atas keyboard laptop. Sesekali terlihat Kentaro menelan ludah saat Yuuki masih menatap ke arahnya.

"Jadi, kau tak mau menceritakannya padaku?" tanya Yuuki, tubuh besarnya bersandar pada bangku yang didudukinya. Kentaro melirik perlahan ke arah Yuuki. Tak ada jawaban darinya.

Mulut Kentaro seakan ingin berucap, namun setiap kali ia ingin mengeluarkan suara, bayangan pria yang sudah menjadi miliknya kembali hadir dipikirannya, membuat wajah Kentaro memanas.

"Biar kutebak... Hmm apa mungkin dia sudah menyatakannya???" terka Yuuki sambil telunjuknya mengetuk-ngetuk lembut dagunya. Kentaro tidak menjawab, ia hanya melirik ke arah Yuuki. Semburat berwarna pink timbul di pipi tirus Kentaro.

"Meskipun kau tak menjawab, melihat pipimu yang bersemu merah, sepertinya tebakanku benar," ujar Yuuki kemudian sambil memainkan kedua alis tebalnya. "Lalu apa jawabanmu?" lanjutnya bertanya, kembali Yuuki mencondongkan tubuh besarnya ke arah Kentaro.

Melihat Yuuki begitu bersemangat untuk mendengarkan ceritanya, Kentaro menarik nafas panjang. Ia mengelus dadanya perlahan mencoba menenangkan degup jantungnya. Kentaro menghentikan sejenak kegiatannya.

"Dia sudah menyatakannya..." Kentaro menghentikan kalimatnya sesaat melihat Yuuki terbelalak mendengar perkataannya. "Dan aku juga sudah menjawabnya," lanjutnya sambil menyembunyikan wajahnya yang sudah merah.

HIKARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang