HIKARI - 8

715 50 65
                                    


"Di penghujung hari yang hampir hilang, kutetap menggenggam rasaku. Mendoakan munculnya rasamu, yang sekarang bisa kugenggam bersama rasaku."

.

.

.

*HIKARI*

masamuneRei

story editor Shin

.

.

.

Remang cahaya ruangan mansion Kentaro masih menyelimuti dirinya dan juga Hiroki. Hiroki menatap penuh harap kepada Kentaro agar pria itu mempercayainya. Soal Hina ataupun soal seseorang yang saat ini bersinggah di dalam hatinya. Hiroki tidak ingin Kentaro salah paham ataupun membencinya. Sesuatu dalam dirinya semakin bergejolak saat Hiroki merasakan kedua pundak Kentaro me-relaks. Kentaro menghembuskan nafas panjang.

Tatapan tajam Kentaro kepada Hiroki perlahan berubah menjadi lembut. Matanya sudah tidak terlalu berkaca-kaca dari yang Hiroki lihat sebelumnya, hanya saja merah masih membekas di kedua matanya yang sayu. Cengkeraman tangan Hiroki pada pundak Kentaro perlahan merenggang. Tangannya merosot turun dari pundak ke lengan kekar Kentaro. Matanya masih menangkap sosok Kentaro di hadapannya.

"Tolong dengarkan aku. Aku ingin mengatakan sesuatu," ujar Hiroki kemudian, matanya menatap serius mata Kentaro. Tatapan mereka terpaut. Kentaro sudah siap dengan apa yang akan dikatakan Hiroki padanya. Dia sudah siap menerima harapannya pupus saat itu juga. Wajahnya terlihat pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Aku... aku..." Hiroki terdiam sejenak sembari menggigit bibir bagian bawahnya. Dia memilih kata-kata yang tepat untuk diungkapkan kepada Kentaro. Kentaro menunggu, debaran jantungnya semakin cepat. Akhirnya Hiroki membuka suara.

"Aku mencintaimu, Men~" lanjutnya. Suaranya terdengar lembut di telinga Kentaro. Kentaro terbelalak, dalam keremangan dia tidak melepas pandangannya dari Hiroki.

"Aku mencintaimu. Dari awal aku melihatmu, ada sesuatu yang bergejolak di hatiku," jelas Hiroki sambil tangan kanannya menunjuk ke arah dadanya.

Kentaro menatap dalam mata Hiroki, ia mencoba mencari kejujuran di sana. Dia menemukan sesuatu. Tatapan hangat yang memaksanya untuk masuk lebih dalam ke dalam hati Hiroki. Kentaro tersentak ketika ada perasaan hangat yang menjalar dari jantungnya ke seluruh tubuh. Degupan jantungnya semakin cepat, Kentaro meletakkan telapak tangannya di dada kiri.

DEG

DEG

DEG

Terasa degup jantungnya semakin berpacu. Dia kembali menatap Hiroki dengan perasaan tak percaya. Mimpikah dia? Atau hanya halusinasinya saja? Kentaro menjulurkan tangannya ke dada kiri Hiroki. Sama! Dia merasakan degupan yang sama dengan miliknya. Wajah Kentaro terlihat seperti manusia purba yang kebingungan ketika pertama kali melihat api. Hiroki menatapnya dengan tatapan lembut, rona merah di wajahnya muncul perlahan.

Hiroki menggenggam tangan Kentaro yang berada di dadanya. "Maaf kalau aku membuatmu takut," ucap Hiroki perlahan, matanya tidak lepas menatap Kentaro.

"Ti... tidak," balas Kentaro perlahan. Dia membuang pandangannya karena takut terlihat oleh Hiroki karena wajahnya yang sudah merah padam.

"Sekarang... Men." Hiroki mendekatkan wajahnya ke telinga Kentaro. "Aku ingin tahu perasaanmu kepadaku." Bibir Hiroki hanya berjarak 1 inchi dari Kentaro.

HIKARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang