Special Edition

239 16 40
                                    

"Kalau cinta sungguh mencinta, dia tidak meminta. Kalau cinta sungguh berharga, dia tidak memaksa. Senyumanmu adalah harapanku. Bahagiaku semakin terpancar saat tahu senyummu karena aku.."

.

.

.

masamuneRei - Shin

present

.

.

.

Malam natal yang penuh dengan kejutan untuk Yoshiki telah berlalu. Hari natal yang sesungguhnya telah tiba. Tanggal 25, di mana semua orang sedang bersuka cita merayakannya. Wajah bahagia yang terlihat, senyuman yang terus mengembang, tak hilang dari wajah-wajah itu.

Tapi tidak untuk Yoshiki. Yoshiki yang tak sabar ingin cepat-cepat meninggalkan penginapan, terus merengek pada Yuuki untuk segera pulang. Padahal, jadwal check out mereka adalah esok hari.

"Yuuki, ayo kita pulang sekarang," ujar Yoshiki sambil menarik lengan Yuuki yang sedang menenggak minumannya.

Saat itu sudah siang hari. Matahari semakin menyapa dari kejauhan, sinarnya menyinari bumi, meski dingin masih menyerang. Mereka sedang berada di tempat makan untuk makan siang bersama sambil merayakan natal. Tidak ada yang lain, hanya mereka saja. Hal tersebut membuat Yoshiki kembali takut. Padahal jelas-jelas ia sudah tahu kalau hal-hal yang telah terjadi hanyalah keisengan teman-temannya belaka untuk mengerjai dirinya.

"Yoshibou... Jadwal check out kita masih esok hari. Tak bisakah kau menikmati natal di sini?" balas Yuuki menatap harap pada Yoshiki.

"Kita rayakan di tempat lain saja. Aku... ingin cepat-cepat meninggalkan tempat ini," ujar Yoshiki dengan wajah takut.

"Jangan bilang kau masih takut soal hal-hal kemarin yang terjadi?" celetuk Kentaro.

"Bu... bukan begitu, Ken... pokoknya aku ingin cepat-cepat pulang," balas Yoshiki.

Yoshiki tidak lagi mengeluarkan suara setelahnya. Entah apa yang ada dipikirannya, yang jelas ia hanya ingin segera pulang, meninggalkan penginapan yang membuat dirinya tidak nyaman dari pertama kali menginjakkan kaki di tempat itu.

Tangannya memaksa untuk mengambil segelas minuman, meminumnya perlahan setelahnya. Sesekali ia mengusap wajah dan mengatur nafasnya. Tanpa ia sadari, yang lain memperhatikan dirinya dengan wajah khawatir.

"Hhhhh sehabis makan siang, kalian berkemas ya. Kita pulang hari ini juga," ujar Yuuki kemudian. Yoshiki terbelalak mendengar perkataan Yuuki, membuat ia tersenyum lebar.

.

Yuuki, Yoshiki, Kazumi dan Shuuto sudah berada di dalam mobil merah milik Yuuki, sedangkan Hiroki dan Kentaro berada di dalam mobil hitam milik Hiroki. Perlahan kedua mobil itu meninggalkan penginapan menuju jalan. Pemandangan pepohonan dan gunung menyapa.

Perjalanan yang akan mereka tempuh cukup lama. Apalagi cuaca sekarang tidak menentu, dibeberapa tempat sudah diselimuti oleh salju-salju yang turun. Kalau saja Yoshiki tak merengek untuk pulang hari itu juga, mereka masih bisa menghangatkan diri di penginapan.

Mobil merah Yuuki melaju di depan, disusul oleh mobil hitam Hiroki di belakangnya.

"Aku tidak menyangka kalau Yoshiki akan setakut itu sampai memaksa kita untuk pulang," ujar Kentaro memecahkan keheningan. Hiroki melirik sesaat ke arah kekasihnya itu.

HIKARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang