HIKARI - 5

896 51 68
                                    

"Cinta datang karena terbiasa. Cinta tumbuh karena takdir..."

"Jangan pernah takut untuk memulai..."

.

.

.

*HIKARI*

masamuneRei

story editor

.

.

.

Sore itu hujan turun membasahi kota Tokyo. Tidak terlalu lebat, namun bisa membuat pakaian basah kuyup jika nekat menerobosnya. Kentaro terlihat berlari dengan tergesa-gesa menerobos memasuki sebuah café yang sudah tidak asing lagi baginya ketika tiba-tiba hujan turun tanpa permisi. Dia memeluk tas dokumennya erat, menghindari dokumen agar tidak basah terkena air yang jatuh dari langit.

Altair, tulisan itu terukir indah di kaca depan bangunan berlantai dua. Suara bel berbunyi saat Kentaro memasuki café tersebut.

"Selamat datang, Menjo-san," sapa si pemilik café yang sudah sangat Kentaro kenal dengan senyum ramah khasnya.

"Maaf, di luar hujan. Boleh aku berteduh disini?" tanya Kentaro tersenyum sambil tangannya menyeka air yang menempel di setelan hitamnya.

"Tentu saja, Menjo-san. Tak usah sungkan," jawab si pemilik café sambil tangannya mempersilahkan Kentaro untuk masuk.

"Terima kasih," ujar Kentaro. "Ah! Satu matcha latte seperti biasa ya," lanjutnya dengan senyum sambil berlalu.

Pandangannya mengedar keseluruh ruangan, mencari tempat duduk yang sekiranya masih kosong. Hari itu café dipenuhi pengunjung yang kebanyakan dari mereka berteduh menghindari hujan sambil menghangatkan tubuh mereka dengan racikan kopi hangat yang lezat. Matanya terhenti pada salah satu sudut dekat jendela. Tersisa satu bangku kosong. Kentaro melangkahkan kakinya ke sana.

"Permisi. Boleh saya duduk disini?" sapa Kentaro kepada pria yang duduk satu meja dengan bangku yang kosong. Pria itu tampak tidak menyadari kehadiran Kentaro karena asyik menyaksikan orang-orang berhamburan mencari perlindungan dari hujan lewat jendela café.

Tidak ada jawaban, Kentaro mengernyit. Kentaro mempertegas suaranya, "Permisi... Bolehkah saya..." Tangan Kentaro hampir mendarat di pundak pria itu sebelum akhirnya pria tersebut menolehkan pandangannya ke arah Kentaro. Pria itu terkejut dengan kehadiran Kentaro. Mata mereka bertemu. Sejenak mereka saling bertatapan. Wajah pria tersebut tampak tak asing bagi Kentaro.

"Nakada-san?" ucap Kentaro. Suaranya tenggelam oleh suara hujan di luar sana. "Maaf, boleh aku duduk disini?" Kentaro kembali bertanya saat ia tersadar telah menatap pria itu cukup lama. Nakada Hiroki, pria yang berada di bangku itu masih diam, matanya masih terus menatap Kentaro tak percaya. Sampai akhirnya Hiroki mengedipkan matanya. "Ah maaf, ya. Silahkan," katanya kemudian sambil tersenyum canggung.

Kentaro menarik bangku yang berada di seberang Hiroki lalu duduk. Tas hitamnya ia letakkan di atas meja. Canggung. Itulah yang tergambar dari ekspresi Kentaro dan Hiroki saat ini. Suasana hening menyelimuti mereka, berbanding terbalik dengan suasana di sekitar mereka.

Kentaro gugup, kedua tangannya terkepal di bawah meja. Matanya terus menatap ke arah jendela. Hiroki juga merasa gugup, sesekali melihat ke arah Kentaro sambil mengaduk-aduk cangkirnya yang hanya terlihat foam coklat-putih tebal.

HIKARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang