Special Edition

260 14 9
                                    

"Biarkan waktu yang akan membawa kita pada masa yang paling indah. Dimana hanya ada aku dan kau yang kini sudah menjadi kita..."

.

.

.

HIKARI

masamuneRei - Shin

Present

.

.

.

"Terserah kau saja!" bentak Yuuki. Dia membanting pintu kamar Kazumi dengan amarah. Pria yang berada di dalam kamar terkejut dan mundur perlahan. Kakinya terasa lemas. Kazumi tidak menyangka di hari ulang tahunnya, dia dan Yuuki akan bertengkar hebat karena sebuah hadiah yang diberikan Hiroki padanya. Dia melempar benda pemberian Hiroki yang digenggamnya dan meringkuk di samping tempat tidur. Pundaknya bergetar menahan air mata yang akan tumpah di sudut matanya.

18 Januari 2018

Yuuki bersenandung riang, tangannya bergerak bebas menggores lembaran kertas kosong dengan penanya. Kentaro yang berada di sampingnya merasa terganggu, sesekali pria itu melirik ke arah Yuuki, kemudian berdehem tanda protes. 

"Ehem! Tolong hentikan," celetuk Kentaro ketus yang masih berkutat pada pekerjaan di hadapannya. Yuuki menoleh ke arah sahabatnya itu sambil tersenyum, wajahnya bertanya-tanya.

"Ada apa Ken?" tanya Yuuki sambil memandang Kentaro.

"Senandungmu.... menggangguku," jawab Kentaro kemudian.

"Hhahaha... maaf Ken-chan."

"Kau kenapa? Sepertinya sedang senang."

Yuuki diam, ia meletakkan penanya dan bangkit dari tempatnya duduk kemudian berjalan agak tergesa-gesa menuju meja Kentaro. Pria besar itu menarik bangku kosong yang berada di hadapan Kentaro dan duduk di sana. Kentaro terkejut, dia mengernyit curiga.

"Kau tahu Ken?" ucap Yuuki serius, pandangannya lurus menatap Kentaro. "Dua hari lagi Kazumi berulang tahun," lanjutnya.

"Lalu?"

"Aku bingung menentukan tempat romantis untuk kami berdua. Bagiku semua tempat romantis dan aku ingin mengunjungi semuanya. Kau ada ide?"

Mulut Kentaro terbuka perlahan. Baru saja ia ingin mengungkapkan isi pikirannya. Namun, Yuuki dengan tiba-tiba memotongnya. "Say no to kebun binatang." Mata Kentaro membulat terkejut karena sahabatnya mengetahui isi pikirannya. Pria itu kemudian menyandarkan dirinya pada bantalan kursi. Dahinya menyengernyit seakan berpikir.

"Hmm... bagaimana kalau Restoran atau Dermaga?" usul Kentaro.

"Dermaga?" Yuuki memicingkan salah satu matanya menuntut jawab.

"Ya, kau tahu. Kau bisa melihat lampu berkelap-kelip pada malam hari. Merasakan deru ombak. Ya, seperti itulah," jelas Kentaro. Wajahnya seperti memanas saat bayangannya melayang jauh ketika dirinya dan Hiroki pernah berada di tempat yang ia usulkan pada Yuuki.

"Kau kenapa Ken? Wajahmu merah. Ah! Apakah Dermaga tempat kalian saling---"

"Tidak! Tidak ada apa-apa," sergah Kentaro dengan cepat sebelum Yuuki melanjutkan perkataannya yang akan hanya membuat dirinya semakin panas. Yuuki menyeringai kepada sahabatnya itu. Sedetik kemudian ia berucap. "Tapi... Dermaga, di musim seperti ini?"

HIKARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang