HIKARI - 26

410 25 36
                                    

"Bukan tentang romansa. Tapi ini tentang arti bersama. Saat tangan terbiasa merangkul, patah karena ego yang terkumpul. Jangan biarkan ego mematahkan kebersamaan itu. Jangan biarkan kebersamaan yang sudah terjalin terbelah. Karena denganmu adalah arti bersama yang sesungguhnya.."

.

.

.

*HIKARI*

masamuneRei

story editor Shin

.

.

.

Matahari belum menampakkan diri saat Hiroki melangkahkan kakinya menuju pintu mansion sang kekasih. Kepalanya masih terasa sangat pusing akibat minumnya yang di luar batas kebiasaannya. Dengan menahan rasa pusing yang mendera, ia perlahan menekan bel yang terletak di atas sebuah papan berwarna metallic bertuliskan ''Menjo''.

Bel pertama tidak mendapatkan respon. Hiroki mengulang kedua kalinya. Masih sama, belum ada tanda-tanda dari orang di dalam mansion. Saat Hiroki hendak mengulang untuk yang ketiga kalinya, pintu mansion perlahan terbuka sedikit, menampakkan Kentaro yang hanya menyembulkan kepalanya.

"Kau rupanya Hiroki. Ada apa?" tanyanya dengan wajah datar.

Mata Hiroki membulat ketika mendengar sang kekasih menyebut namanya dengan nada yang berbeda. Hiroki tidak menjawab, matanya memperhatikan sang kekasih yang hanya menyembulkan kepalanya saja. Kentaro yang sadar diperhatikan, perlahan bersuara. "Aku baru selesai mandi." Mulut Hiroki membentuk O sempurna.

"Ah ya. Aku minta maaf soal tempo hari," ujar Hiroki kemudian, "aku belum sempat meminta maaf secara langsung padamu," lanjutnya dengan wajah penuh penyesalan dan berusaha menahan rasa pusing yang menyerangnya saat ini.

Kentaro mengangguk paham. "Aku tidak apa-apa. Kalau soal pekerjaan, mau bagaimana lagi," ujar Kentaro. Matanya perlahan menatap sang kekasih yang tampaknya sedang tidak baik. "Kau baik-baik saja?" tanyanya kemudian.

"Aku tidak apa-apa. Hanya pusing, mungkin akibat semalam aku minum terlalu banyak," jawab Hiroki sambil tersenyum. Kentaro mengernyit. "Jadi benar semalam kau minum dengan Mihara-kun?" tanya Kentaro penuh selidik.

''Soal itu---"

Belum Hiroki menjawab pertanyaannya, Kentaro membuka lebar pintu mansionnya. "Masuklah," ajak Kentaro yang telah masuk terlebih dahulu.

Kentaro melangkah menuju ruang tamu yang disusul Hiroki setelah sebelumnya ia menutup pintu mansion kekasihnya itu.

Hiroki melihat Kentaro yang masih mengenakan celana pendek tanpa ada yang menutupi tubuh bagian atasnya, hanya handuk yang ia gantungkan pada leher kekarnya. Hiroki tampak susah payah menelan ludah melihat pemandangan di hadapannya.

Kentaro telah duduk saat Hiroki masih berdiri dan memandanginya. "Duduklah," perintah Kentaro kemudian. Lamunan Hiroki seketika buyar begitu saja saat mendengar suara Kentaro. Dengan segera ia duduk tepat di sebelah kekasihnya itu.

"Jadi?"

"Maaf?"

"Jadi benar semalam kau minum dengan Mihara-kun?" tanya Kentaro penuh selidik.

HIKARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang