HIKARI - 6

789 56 79
                                    

"Mengapa berat ungkapkan cinta padahal ia ada..."

"Mengapa sulit mengaku cinta padahal ia terasa..."

-Ada Cinta-

.

.

.

*HIKARI*

masamuneRei

story editor Shin

.

.

.

Kentaro merapihkan dokumen yang berserakan di atas meja kerjanya. Ia memasukkan beberapa dokumen ke dalam binder besar, dan sisanya -dokumen presentasi yang akan dibawa besok- dia masukkan ke dalam tas kerja miliknya. Kentaro mengedipkan mata sayu-nya seraya menoleh ke arah jendela. Langit di luar sudah mulai gelap. Kentaro mempercepat gerakannya ketika jam tangannya menunjukkan pukul 18.45.

"Uwoooh Menjo-san sudah selesai?" celetuk salah seorang teman kantornya, saat itu hanya tersisa tiga orang termasuk Kentaro yang masih berkutat dengan pekerjaannya masing-masing. Kentaro menoleh ke arah orang yang menyapanya sambil tersenyum.

"Aku permisi," sapanya kemudian dan disambut teriakan 'Otsukare' yang tidak bersemangat dari dua rekan yang dia tinggal. Kentaro berjalan cepat ke arah pintu ruangan kerjanya.

Kentaro meraih smartphonenya dari saku celana, kemudian menekan sebuah kontak sebelum Kentaro menempelkan smartphonenya ke telinga.

Tuutt... Tuuutt...

Klek...

"Halo..." sapanya pertama kali. "Aku sudah selesai, kau dimana sekarang?" lanjutnya. Samar terdengar jawaban dari sambungan telepon.

"Kalau begitu kau tunggu di sana saja. Aku bisa kesana sen---" Belum selesai Kentaro berbicara, orang di seberang telepon sudah memotong kalimatnya. Mata Kentaro membesar ketika mendengar balasan dari lawan bicaranya.

"Tungg-----"

Klek...

Tuutt... Tuutt... Tuuttt...

Panggilan terputus. Kentaro hanya bisa menghela nafas sambil menatap layar smartphonenya yang berkedip -tanda sambungan terputus-. Kentaro menaruh kembali smartphonenya ke dalam saku celana sambil melangkahkan kakinya ke arah pintu utama gedung kantornya. Dia berdiri di dekat pintu. Matanya menjelajah ke arah jalan. Seperti sedang menunggu kedatangan seseorang. Menunggu pangeran berkuda putih yang datang untuk menjemputnya bak di negeri dongeng.

Tak lama kemudian, datanglah mobil audy berwarna hitam yang sudah sangat Kentaro kenal. Mobil itu berhenti tepat dihadapan Kentaro. Sudut bibirnya naik ke atas setelah si pengemudi keluar dari dalam sana. Kentaro berjalan menuju mobil tersebut sambil mengayunkan tas hitamnya.

"Oi, Piroki! Aku sudah bilang, aku bisa kesana sendiri," ujar Kentaro dengan ekspresi kesal.

"Hehehe jaraknya dekat, sekalian saja aku datang menjemput," Jawab Hiroki sambil tertawa ringan.

Kentaro masih memasang ekspresi kesal. Bibirnya mengerucut, alisnya menekuk tajam. Hiroki yang melihatnya tertawa namun tak bersuara, dia menutup senyum dengan jemarinya. Kentaro tampak kaku saat membuka pintu penumpang. Rona merah menghiasi pipinya. Sekejap dia terdiam.

HIKARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang