HIKARI - 27

388 18 21
                                    

"Jika bahagia tak mungkin lama menghampiri, setidaknya izinkan agar aku bisa terus menatapnya dari kejauhan meski diri ini sudah tak memiliki alasan untuk bahagia..."

"Jika tak mungkin terus bersama, setidaknya izinkan agar aku bisa membuktikan, mempertahankannya untuk terus bersama selamanya..."

.

.

.

*HIKARI*

masamuneRei

story editor Shin

.

.

.

Pagi itu Kazumi dibangunkan dengan suara ketukan di pintu kamarnya. Pria berparas manis tersebut mengulat di bawah selimut dan perlahan tubuh besarnya bangkit dari kenyamanan yang baru saja menyelimutinya. Dia mengusap mata kanannya agar terbuka sambil berusaha berjalan menuju asal suara yang membangunkannya.

Setibanya di sana, perlahan dia memutar knob pintu dan menariknya ke dalam. Pintu terbuka, seorang pria yang tidak lebih tinggi darinya berdiri di depan pintu dengan senyum lebar.

"Selamat Pagi Kazumi," sapa pria tersebut.

"Ng, Maki toh... ada apa?"

Maki tiba-tiba tertawa kencang ketika melihat rambut bagian atas Kazumi mencuat bak air mancur.

"Hee? Hee? Ada apa?" tanya Kazumi bingung, dia mengusap-usap wajahnya berusaha menyingkirkan sesuatu yang mungkin membuat Maki tertawa. Tawa Makin semakin kencang.

"Bukan... bukan wajahmu... itu rambutmu." Maki berusaha menahan tawa melihat kelakuan sahabat SMAnya itu sambil tangannya menunjuk rambut Kazumi.

Kazumi cepat-cepat menyisir rambutnya yang berdiri dengan jemarinya, namun masih ada beberapa rambut yang mencuat. Wajahnya merona karena malu.

"Sini-sini biar aku sisirkan," tawar Maki. Kazumi agak sedikit menunduk di depan pria itu. Maki perlahan menyisir rambut Kazumi dengan jemarinya hingga helaian-helaian yang mencuat berhasil turun.

Yuuki yang perasaannya tengah berbunga pagi itu berinisiatif mengajak Kazumi untuk makan bersama. Pria itu sudah membersihkan diri pagi-pagi sekali untuk menemui sang kekasih. Senyumnya memudar saat melihat adegan yang tersaji di hadapannya. Maki tengah menyisir rambut kekasihnya, mereka saling tertawa riang. Seketika rasa panas  menyelimuti hatinya.

"Sudah."

"Terima Kasih Maki!"

"Kau ini dari dulu tidak berubah ya, bedhairmu parah," balas Maki sambil menyengir lebar.

"Begitukah? Eh?" Kazumi menyadari seseorang berdiri di koridor menatap mereka, tak lain orang tersebut adalah sang kekasih. Kazumi ingin melemparkan senyum selamat pagi kepadanya, namun ia urungkan saat melihat wajah Yuuki yang terlihat marah.

Maki yang melihat Kazumi tengah melemparkan pandangannya ke arah kanannya ikut menoleh.

"Selamat pagi Tomotsune-san," sapa Maki ketika Yuuki mendekat ke arahnya.

HIKARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang