Run Away

18 4 0
                                    

Keesokan paginya, Hajime mengetuk pintu dengan banyak pikiran yang menggelayuti dirinya.

"Masuk"

Hajime memasuki ruangan dan membungkuk hormat.

"Minggu depan ada jadwal perjalanan dinas ke Singapura bersamaku, mohon bantuannya Hitoshi-kun"

Hajime menatap wajah si Bos dengan tatapan hampa.

"Ada masalah?"

Hajime merogoh sesuatu dari kantong celananya, sebuah amplop putih.

"Apa itu? Untukku?"

"Maafkan saya, saya mau berhenti"

Sang Bos membaca surat pengunduran diri dengan shock.

"Kenapa mendadak?! Apa gajimu kurang?! Aku akan beri 2x lipat! Tapi jangan berhenti!"

"Itu..."

"Ngomong-ngomong, istrimu beberapa hari ini tidak masuk kantor, kalian ada masalah?"

"Tidak terlalu," bohong Hajime.

"Begini saja, Hitoshi-kun, pikirkan saja dulu keputusanmu" balas sang Bos sambil mengembalikan amplop surat pengunduran diri pada Hajime.




Eri tersenyum memandang Ai yang tampak linglung.

"Anda siapa, ya? Did I know ya?"

Sebelum Eri sempat membalas, Kazuya berlari menuju Ai dan terengah-engah.

"Baguslah, kau belum naik bus, Ai-chan?"

"Kak Kazu?" Ai tambah bingung.

"Kau lupa? Katanya kau mau nonton bareng! Kalau tidak nonton sekarang, filmnya diganti!"

"Eh, memangnya aku janji ya?"

Kentaro buru-buru menggandeng tangan Ai.

"Ayo ke bioskop, kau kan juga janji denganku! Dasar kau ini"

"What the..."

Kentaro menyeret Ai menjauh diikuti dengan Kazuya dari belakang.

Senyum Eri mulai memudar dan beranjak pergi dengan agak kesal.

"Apa iya kita janjian ke bioskop?" Tanya Ai dengan nada polos.

"Kau bawel sekali" kata Kazuya.

"Kentaro-kun?" Ai menatap Kentaro dengan pandangan polos.

"Memangnya kau tidak takut, bicara dengan orang asing?!" Sambung Kazuya.

"Memangnya aku harus bagaimana?"

"Kau tidak boleh bicara dengan orang asing!"

"Iya iya" Ai mulai jengkel.

"Sepertinya dari senyumannya, dia mau berbuat jahat denganmu"

"How you know?"

"Sudahlah, aku tahu bahasa wajah"





"I'm home!"

"Ai-chan, Okaeri"

Senyum Hajime terlihat mengembang di wajahnya.

"Papa sudah makan?"

Hajime mengangguk.

"Tumben. Sejak kapan Daddy bisa masak?"

"Jangan remehkan Daddy, begini-begini Daddy bisa masak"

Ai mulai terkikik geli sejenak sebelum akhirnya menangis.

"Ai-chan, ada apa? Kalau tidak mau, kita bisa makan di restoran"

Death Note: Next GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang