#It's not my desire#

1.6K 134 6
                                    

Seorang gadis bermata bulat sedang duduk lesu di depan cermin hias.. Ia tak berniat sama sekali memoleskan apapun pada wajah bak malaikatnya itu, namun karena ingin memenuhi keinginan sang kakak tercinta, ia harus rela melakukan semua ini. Ia pun hanya memoles sedikit polesan pada wajah mungilnya.. Setelah siap ia pun berdiri di cermin besar yang terletak di sudut kamarnya itu. Dengan dress putih tanpa lengan, hiasan bunga Kamboja kecil bewarja emas mengelilingi sekitar pinggang ramping sang gadis pun menambah sisi elegan pada gadis itu. Rambut panjang bewarna coklat terang ia biarkan tergerai, heels dengan warna senada dengan dress miliknya itu pun ikut melengkapi kesempurnaan si gadis.

"Wahh daebak!! Apakah itu kau hyunniee? Kau sangat cantik adikku sayang. " ucap sosok lelaki yang tengah berdiri di ambang pintu milik si gadis bermarga Kim itu.

"Oppa keterlaluan!! Padahal cuman makan malam kenapa oppa harus membelikan dress mewah ini? Kau tau kan ini bukan style ku.. Lagipula dress ku sudah sangat banyak oppa!! " ucap gadis itu cemberut.

"Tidak apa sohyunnie, lagipula walau bukan karena makan malam pun oppa akan tetap membelikannya untukmu. "

"Oppa jangan menghamburkan uang seperti itu untukku.. Oppa tau, hampir semua dress mewah, tas&heels brand, bahkan makeup yang harganya fantasis itu adalah pemberian oppa.. Bahkan aku jarang menggunakannya. "

"Oppa hanya membelikan sedikit barang untuk adik tersayangku ini kok. "

"Oppa menyebalkan! " gerutu sohyun.

"Aigo, jangan menekuk wajahmu seperti itu.. Baiklah oppa akan mengurangi untuk membelikan barang untukmu.. Jangan marah eoh? Hari ini kan hari yang penting."

"Araseo.. " sohyun yang malas berdebat dengan kakaknya pun hanya mengalah.

"Kajja kita turun dan bergabung dengan eomma dan appa. "

Sohyun hanya mengangguk mengiyakan, suho pun merangkul bahu kecil sohyun dan menuntunnya ke ruang keluarga dimana terdapat Tn dan Ny. Kim sedang menunggu kedua buah hati mereka. Ya, orang tua suho dan sohyun sudah kembali dari inggris beberapa hari yang lalu. Jelas hari pertama mereka datang hanya di sambut hangat oleh suho, berbeda dengan sohyun yang acuh tak acuh. Kedua orang tua mereka pun paham mengapa Putri semata wayang mereka bersikap seperti itu.

Orang tua suho dan sohyun bukannya tidak menyayangi kedua anaknya. Mereka sangat menyayangi anak-anaknya terutama sohyun sebagai Putri bungsu mereka, namun Kasih sayang mereka tertutupi oleh kebiasaan mereka yang gila akan pekerjaan .

"Eomma, appa. " panggil suho kepada kedua orang tua mereka.

Yang di panggil hanya menoleh dan tersenyum hangat kepada Putra mereka terlebih ketika melihat sohyun dengan penampilan yang begitu cantik.

"Haigo uri sohyunie begitu cantik.. " ucap sang ayah.

"Jelass, lihat siapa dulu eommanya. " sang ibu pun ikut bersuara.

Sohyun hanya tersenyum simpul tak berniat ikutan.

"Eomma, appa.. Kita akan makan malam dimana? " tanya suho.

"Kita akan makan di restorant milik keluarga park. Kau mengingatnya? "

"Nee.. Samchon park adalah sahabat appa sedari SMA sekaligus teman kerja appa kan? "

"Kau memang cerdas suho.. " ucap sang ayah bangga.

"Sohyunie, kenapa kau diam saja? " kini si ibu angkat bicara ketika melihat Putri kecilnya itu sedari tadi tak bicara.

"Tak ada yang mau kukatakan. " ucap sohyun dingin.. Walau begitu ibu maupun ayah sohyun tetap tersenyum hangat padanya.

Suho hanya menatap kedua orang tuanya sendu, di satu sisi ia mewajari semua sikap sohyun pada orang tuanya karena disini orang tua mereka salah. Di sisi lain bagaimanapun mereka adalah orang tua nya tentu walau mereka salah tak seharusnya sohyun mengacuhkan mereka. Suho tak berniat menegur sohyun, karena pernah sekali suho mencoba menegurnya alhasil sohyun mengamuk dan kabur dari rumah sampai sohyun tersesat karena menaiki taksi tanpa arah sehingga membawanya pergi ke arah daegu, itu merupakan penyesalan suho paling besar, beruntung ia menemukan sohyun saat itu karena ia melacak ponsel sohyun jika tidak mungkin ia tidak akan memaafkan dirinya. Sejak saat itu ia tak berani menegur sohyun jika itu berkaitan dengan orang tuanya. Ia yakin ada masanya sohyun akan mengerti mengapa orangtua mereka mementingkan pekerjaan dibanding mereka.

Stay with meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang