jam menujukkan pukul 00.00, semua orang mungkin sudah terlelap dalam tidurnya. Bahkan ada yang sampai sudah bermimpi yang indah.
Tapi untuk ku tidak!
Aku harus terbangun untuk kesekian kali karna mimpi itu. mimpi yang mampu membuat ku dihantui rasa bersalah mimpi yang membuat ku masuk kedalam lubang yang tidak ada cahaya.
cahaya? apa itu cahaya ? bahkan aku tidak pernah dapat cahaya itu lagi setelah kejadian itu. Entah sampai kapan aku harus berada dalam lubang yang gelap dan menyeramkan itu.
Saat ini,bahkan setiap malam ketika aku terbangun karena mimpi menyeramkan itu aku hanya bisa duduk memeluk lutut ku dan tak lama aku akan terisak. Aku sudah lelah setiap malam merasakan sesak ketika terbayang akan masa lalu. Dan aku benci itu.
******
Saat ini barangkali aku tidak ada bedanya dengan seorang pencuri. Mataku mengawasi sekitar berharap tidak ada satpam atau guru yang melihat ku terlambat. Kurasa kemungkinan bertemu satpam dan guru yang melihat ku tidak lebih dari satu berbanding sepuluh.tetapi, tetap saja aku harus mewaspadai semua kemungkinan, sekecil apapun.
jantung ku berdetak cepat darah yang berada di seluruh tubuh mengalir tanpa ada hambatan. Bahkan sistem saraf gerak ku tidak sama sekali berfungsi untuk menoleh ketika aku merasa tepukan tangan di bahu ku.
" terlambat lagi?,"
tunggu? itu ? itu suara yang tidak asing bagiku. tanpa ragu akhirnya ku putuskan untuk menolehnya.
" huh, sumpah lo ngagetin gue tau gak," ujar ku lega
ketika aku baru bernafas lega dan menormalkan detak jantung ku dia menarik ku.
" Gio lo mau bikin gue ketauan ya?," ujar ku
Gio cowo ya dibilang mempunyai nilai sempurna bagi semua cewe. Dia ganteng, baik, kapten basket pula dan dia penolong ku
kayanya tidak tepat aku bilang dia penolong untuk saat ini karena dia menarik ku ke lorong kantor guru.
" Gio lo mau bikin gue dihukum?,"
lagi-lagi dia tidak menjawab pertannyaan ku. dia denger gak si?
" Gio!," teriak ku sambil menghentikan langkah kaki ku.
lagi-lagi dia hanya menoleh tanpa bicara sepatah kata pun.
Aku hanya bisa diam ketika dia menunjukan pandangan agar aku melihatnya.
" ap__," ucap ku terpotong kala aku melihat kantor kosong
masa ? aku hanya bisa melongo tidak percaya masih pagi semua guru yang biasanya sudah sibuk dengan tumpukan soal-soal di tangannya. Kini yang aku lihat tidak ada satupun guru yang sibuk.
" rapat penting katanya sama pemilik sekolah" ucap nya datar
"oh," ucap ku datar "yaudah gue kekelas ya."
Setelah pamit dengan Gio aku memutuskan kekelas. Sesampainyai dikelas, aku melihat sesorang yang asing bagi ku yang tengah berkutat dengan ponselnya.
Ketika aku maju perlahan menuju bangku ku. Mata kami bertemu, dan detik itu juga jantung ku berdetak diatas rata-rata. Mata itu?
" woi, bengong aja lo didepan pintu" teriak Vio yang berhasil membuyarkan lamunan ku
Aku berjalan melewati orang asing itu dengan terus memperhatikannya. Orang asing itu tepat disebelah ku.
" lo suka sama anak baru?" tanya Vio membuat ku berhenti memperhatikannya.
"hah?" ujar ku kaget." lo gila kali gue suka sama dia"
"ya lagian lu dari tadi liatin begitu banget" ujarnya
ya gak mungkin lah aku suka sama dia! batinku
Pelajaran pertama sudah dimulai sejak beberapa jam yang lalu. Dan sesekali aku melirik orang itu ketika pelajaran .
sumpah,matanya itu yang bikin gue penasaran tapi masa dia? batinku
" sakira!"
Suara yang berhasil membuat pikiran ku buyar. Dan berhasil membuat ku meneguk ludah susah payah.
" kamu dari tadi tidak memperhatikan saya menerangkan?" ujar pak Ardi.
pak Ardii terkenal dengan tegas, kalo sampe membuat kesalahan padanya bisa-bisa dia tak segan mengeluarkanya murid nya.
" per...hatiin ko pa" jawab ku gugup
" yasudah jangan sampai saya melihat kamu seperti itu lagi ya?"
" baik pa" jawab ku
_______
seperti biasa aku harus mengantri untuk membeli dikantin. sebenernya aku males kekantin kalo bukan karna perutku keroncongan mungkin aku tidak akan kekantin. Bahkan sama sekali tidak mau mengatri cukup lama seperti ini
" udah makan?"
suara yang sering ku dengar setiap harinya. Aku hanya menatapnya sebentar
" udah" jawab ku datar
dia hanya memanggut kan kepalanya dan keadaan hening kembali. kali ini aku tidak kekantin bareng vio. aku juga tidak tau kemana dia
" nanti gue tunggu lo di parkiran pulang sekolah" ujar gio seraya berdiri
"hah? ngapain?" tanya ku
Gio hanya mengedikan bahu dan pergi meninggal ku yang masih penasaran
mau ngapain coba dia ngajak gue kepakiran oceh ku.
Aku tidak memusingkan ucapan Gio dan aku kembali memakan siomay ku lagi. Ketika sedang asik memakan siomay aku melihat seorang yang berhasil membuat kosentrasi ku berantakan saat pelajaran tadi.
Dalam diam aku memperhatikan setiap gerakan yang Seorang itu lakukan. Ketika ia memakan basonya bagaimana ia memotong basu itu lalu di masukan kedalam mulutnya. Ketika aku masih memperhatikan dirinya dia menatap ku dengan alis terangkat aky langsung memalingkan muka lalu berdiri untuk pergi meninggalkan kantin.
" Mati aja kalo gue ketahuan ngeliatin dia," Gumam ku ketika menuju kelas dengan tergesa-gesa
KAMU SEDANG MEMBACA
perfect love
Teen Fictionketika takdir menyatukan cinta kembali?apakah sesempurna itu untuk mereka kembali?