Chapter 10 : Perjodohan

9.6K 301 10
                                    

Aku berdehem untuk mencairkan suasana. "Ehm, tadi saya dapat telepon dari Mr. Leo yang menyatakan kalau jadwal kepulang kita akan dipercepat," Ujarku.

"Baiklah, kita kembali ke hotel sekarang!" Balasnya cepat.

Tanpa ba-bi-bu, kami pun berjalan meninggalkan Bryan untuk kembali ke hotel dan siap-siap pulang. Seharusnya jadwal kepulangan kami adalah besok, tapi tak tahu kenapa Mr. Leo, ayah dari Pak Devan mempercepat jadwal kami.

Despacito
Quiero respirar tu cuello despacito
Deja que te diga cosas al oido
Para que te acuerdes si no estas conmigo...

Seketika iphoneku berbunyi, ternyata mama yang menelponku. Aku langsung memencet tombol hijau.

"Hai, honey bunny sweetie!" Sapa orang yang di seberang sana dengan girang.

"Hai, Ma!" Balasku yang tak kalah girang.

"Kamu lagi apa di sana?"

"Lagi beres-be-"

"Ohh, yaudah, kamu hati-hati ya pulangnya! Bye, sayang," Potong mama yang membuatku ternganga.

Mama tahu dari mana kalau aku pulangnya hari ini? Perasaan aku belum ngabarin mama dan papa kalau aku akan pulang hari ini.

Aku sibuk sendiri dengan pikiranku, tanpa kusadari ada sepasang mata yang mengamatiku sedari tadi.

"Jangan melamun, cepat beres-beres! Kita akan berangkat sebentar lagi," Ketus Pak Devan yang membuatku jengkel.

Setelah berkemas, kami pun berangkat ke bandara untuk pulang ke Jakarta. Sesampainya di Jakarta, Pak Devan langsung pulang kerumahnya, sedangkan aku? Disuruh naik taksi. Dasar es batu!

"i'm home," Ucapku lemas. Gimana tidak lemas coba? Aku memesan ojek online dan aku harus menunggu di depan bandara panas-panasan, mana pas sampai aku hanya diturunkan di depan perumahan lagi, jadi aku harus jalan sendiri sampai rumah.

Tak ada sahutan apapun dari mama dan papa, rumah juga kelihatan sepi.

"Ma, Pa?" Panggilku untuk yang kesekian kalinya dan hasilnya tetap nihil.

"Eh, Non sudah pulang," Ucap Bibi Sri yang kubalas dengan senyuman.

"Mama dan Papa kemana, Bi?"

"Oh, mereka sedang ada urusan kantor, Non."

Aku ber'o'ria dan memutuskan untuk langsung ke kamar untuk bobok cantik seperti biasa.

Surprisingly, saat aku masuk ke kamar dan bersiap-siap untuk merebahkan diri di kasur, aku melihat kotak berwarna biru dengan pita silver di atasnya. Tanpa menunggu lama lagi, aku langsung membukanya.

Aku menaikkan sebelah alisku saat melihat isinya, yaitu sebuah dress cantik berwarna putih dengan corak bunga, kira-kira 5 centi di atas lutut. Dress itu terlihat elegan dengan transparan di bagian perut dan terbuka di bagian lengan serta dada.

"Ini buat siapa ya?" Tanyaku bingung. As always, aku bertanya pada diriku sendiri.

Aku melihat secarik kertas di atas dress tersebut.

Welcome home sayang,
Nanti malam dressnya dipakai yaa! Pukul 8 malam di Astro Cafe. Kamu akan diantar oleh Pak Yayan.

P.S. Dandan yang cantik ya!

-your beautiful mom

Setelah membaca surat pendek itu, aku berdecak pelan. Untuk apa pakai dress segala? Kan cuman mau makan malam, sampai dandan lagi. Aku melihat ke arah jam, masih ada waktu 2 jam untuk tidur. Tanpa ba-bi-bu aku merebahkan diri di ranjang dan menuju ke alam mimpi.

'Kringggg... kringgg...'

Jam wekerku berbunyi sangat nyaring dan itu menganggu mimpiku yang indah.

"Engghh-" Aku menutup kedua telingaku dengan bantal, tapi tetap saja suara jam weker sialan itu masih terdengar nyaring di telingaku.

"Ashhhh, ganggu saja!"

Dengan malasnya, aku bangun untuk mematikkan jam weker terkutuk itu dan kembali merebahkan diri di kasur.

"Faggggg," Jeritku saat teringat dengan surat dari mama.

Aku langsung bangun dan masuk ke dalam kamar mandi. Hanya membutuhkan waktu 10 menit untukku mandi, setelah itu aku mengeringkan rambut dan berdandan tipis. Aku mengaplikasikan eyeliner dan lipstick ku, setelah itu aku memakai high heels yang senada dengan dress ku.

"Perfect!" Pujiku sembari bercermin.

Dengan tergesa-gesa aku berlari kecil menuju bawah dan memanggil Pak Yayan untuk mengantarku.

"Wah, dress yang tadi nyonya belikan ternyata sangat pas untuk non," Puji Pak Yayan seraya menyetir mobil civic milik papa.

"Makasih, Pak," Balasku.

Tak perlu waktu lama untuk sampai di Astro Cafe. Cafe termahal dan termewah di Jakarta. Aku turun dan segera memasuki cafe tersebut.

"Dengan siapa?" Tanya seorang pelayan.

"Anna. Anna Xavier Harris," Jawabku.

"Mari saya antar menuju ruang VIP."

Aku mengikuti pelayan perempuan itu dengan jantung yang berdegup kencang, seakan habis marathon. Pelayan itu membukakan pintu ruangan dan mempersilahkanku untuk masuk.

"Sebenernya ada ap-" ucapanku terpotong saat melihat siapa yang berada di dalam.

You know what? Di situ terdapat Pak Devan, serta kedua orang tuanya dan kedua orang tuaku. Aku bertanya-tanya dalam hati, 'sebenarnya ada apa di sini? Mengapa ada Pak Devan dan keluarganya disini?'

"Wah, Anna. Kamu tumbuh dengan sangat cantik ya," Puji seorang wanita paruh baya, Mrs. Suzy, ibunda Pak Devan.

"Siapa dulu dong papanya," Sela papa dengan nada sombongnya, yang membuat seisi ruangan terkekeh kecuali aku dan Pak Devan.

"Luis memang jago dalam membuat anak ya," Balas Mr. Leo. Seisi ruangan pun kembali terkekeh kecuali aku dan Pak Devan.

Mama menyuruhku untuk duduk di sampingnya, yang berarti aku akan berhadapan dengan Pak Devan si es batu itu. Dengan wajah yang masih bingung aku duduk di samping mama.

"Jadi begini Anna, apakah kamu setuju dengan perjodohan ini?" Tanya Mrs. Suzy.

Aku membelalakkan mataku kaget. "I-ini maksudnya apa ya?" Tanyaku polos.

"Jadi, kamu akan kami jodohkan dengan Devan. Kamu setujukan?" Kali ini bukan Tante Suzy yang membuka suara, melainkan mama.

----------

Happy Thursday,

Maafkan author yang telat update, maafkan author juga yang bikin ceritanya semakin gaje 🙏🏻

Tapi semoga suka yaa, maaf juga kalau ada kesalahan dalam kata atau EYD. Authornya memang tidak pintar dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Sekian dan terimakasih💕

Bad CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang