Chapter 12 : Night Club

10K 299 10
                                    

Next? 70 votes

----------

Author POV

"Ughh, perjanjian macam apa ini?!" Gerutu Anna sembari memanyun kan bibirnya cemberut.

"Pfttttt," Kekeh Devan. Ia berusaha untuk menahan tawanya yang hampir terlepas itu.

"Apa??" Anna memelototkan kedua bola mata nya seolah-olah sedang marah besar.

"Pftt- hahahaha." Devan tertawa seraya memegang perut nya.

Melihat Devan tertawa, membuat Anna semakin geram. Anna berdiri, menginjak kaki Devan dan meninggalkannya begitu saja.

Devan merintih kesakitan tetapi setelah itu ia tersenyum karena mengingat jelas wajah Anna yang sedang marah.

----------

Astaga Anna, apa yang telah kamu lakukan? Menginjak kaki bos mu sendiri? Bodoh, bodoh, bodoh.

Anna terus menggerutu dalam hati sambil memukul-mukul kepala nya sampai tak menyadari kalau sedari tadi ia terus ditatap aneh oleh karyawan-karyawan lain nya.

Tiba-tiba ponsel Anna pun berbunyi, bertanda ada seseorang yang menelpon. Anna langsung menggeserkan tombol hijau dengan cepat.

"ANNA!!" Teriak orang di seberang sana. Reflek Anna menjauhkan ponselnya dari kupingnya.

"Siapa ya?" Tanya Anna kepada orang di seberang sana, karena tadi ia tidak sempat membaca nama sang penelpon.

"Masa kau sudah melupakanku sih?"

Anna berfikir keras untuk mencari tahu siapakah orang di seberang sana.

"Aah, Celine!" Timpal Anna lumayan keras.

"Bingo!" Balas Celine.

Celine adalah sahabat dekat semasa putih abu-abunya. Mereka sangat dekat, tetapi setelah lulus SMA, Celine harus pindah ke Paris untuk mengambil kuliah jurusan fashion di sana.

"Aku sedang di Jakarta, Na," Lanjut Celine.

Anna sangat gembira mendengar kabar itu. Jelas, sudah lebih dari 1 tahun Celine tak mampir ke Indonesia karena sibuk dengan pekerjaan nya sebagai fashion designer yang terkenal di Paris.

"Serius? Ketemuan yuk!" Ajak Anna.

"Di Ne'eve Club ya? Jam 9, jangan telat!" 

"Siap," Balas Anna gembira.

"Yasudah, aku sedang di bandara Soekarno Hatta. Jangan lupa jam 9, bye!"

"Hati-hati ya, bye!"

Tut tut tut

Dengan hati yang gembira Anna tersenyum dan memancarkan wajah berbinarnya.

"Waktunya pulang."

Seketika ia teringat kalau ia tidak membawa mobil. Anna menghela nafas kasar sembari berjalan menuju lobby.

Bad CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang