Chapter 15 : Everything Has Changed

8.6K 335 7
                                    

Next? 70 votes! 😋

***

Anna bergonta-ganti dressnya sedari tadi. Beberapa menit lagi ia akan berangkat menuju rumah calon mertua. Tetapi, ia masih bingung harus memakai dress apa.

"Bagaimana dengan yang pink ini?" Anna berkacak pinggang di depan cermin dengan memegang dress pinknya.

"Atau yang biru tosca ini?"

"Ashhh..." Anna mengacak rambutnya frustasi.

Pada akhirnya ia memilih dress pink-peachnya. Anna mengoles sedikit make up pada wajahnya. Sesungguhnya, ia tidak perlu make up lagi untuk tampil cantik.

***

Keluaga Harris sedang dalam perjalanan menuju mansion keluarga Lexus. Anna meremas ujung dressnya. Jantungnya berdegup cepat saat mengingat kejadian tadi pagi dan tadi malam.

Sepertinya ia belum siap bertemu dengan calon suaminya, Devan. Setiap ia mengingat kejadian tadi pagi ataupun semalam, pipinya selalu memanas dan jantungnya pun jadi tidak karuan.

"Jangan gugup," ujar Cathleen menenangkan Anna.

"Cie... Anak papa gugup gara-gara mau ketemu calon suami dan calon mertua," goda Luis.

Mereka pun akhirnya sampai pada tujuan. Anna menganga saat melihat betapa besarnya mansion keluarga Lexus. Besarnya dapat mencapai 2 kali lipat mansion keluarganya.

Anna turun dan mengikuti kedua orang tuanya dari belakang. Ia terus berusaha menetralkan detak jantungnya, tapi hasilnya tetap nihil.

"Selamat malam, Luis dan Cathleen," sapa Joseph—ayah Devan sembari bersalaman dengan Luis.

"Selamat malam," balas Luis dan Cathleen bersamaan.

"Di manakah Anna?" Tanya Suzy—ibunda Devan.

Anna yang tertutup berada di belakang kedua orang tuanya pun tersadar dari lamunannya dan maju menyapa Joseph dan Suzy.

"Malam, Om, Tante."

"Malam, wah... kau terlihat sangat cantik, Anna!" Puji Suzy sembari memeluk calon menantunya itu.

"Makasih Tante. Tante juga kok."

"Ahh... bisa saja kamu, Anna. Oh iya, mulai sekarang manggilnya mama dan papa saja."

Anna membalasnya dengan anggukan kecil dan senyum canggung. Joseph pun mempersilahkan mereka untuk masuk dan duduk di meja makan. Anna melihat sekelilingnya untuk mencari batang hidung Devan.

Saat mereka sedang berbincang-bincang, turunlah sesosok laki-laki dengan tuxedo biru donkernya.

"Malam semuanya."

Seisi ruang makan pun menoleh ke sumber suara. Anna membulatkan kedua matanya sempurna saat melihat penampilan Devan. Melihat mimik Anna yang terlihat kagum akan penampilannya, Devan tersenyum smirk dan duduk di samping Anna.

"Malam Devan, bagaimana kabarmu?" Tanya Luis.

"Setiap kali aku berada di dekat Anna, pasti selalu baik kok, Om," gombal Devan sembari menoel dagu Anna.

Seisi ruang makan selain Anna terkekeh setelah mendengar gombalan Devan. Pipi Anna kembali memerah seperti tomat. Ia menatap mata Devan tajam.

"Yuk, kita mulai saja makan malamnya," tawar Suzy.

Kelauarga Lexus dan keluarga Harris menyantap makan malam mereka dengan penuh canda dan tawa. Baru kali ini Anna merasa sangat dekat dengan keluarga Lexus. Menurutnya, keluarga Lexus adalah keluarga yang sangat harmonis.

***

"Ma, Pa, Anna ke toilet dulu ya."

"Baiklah, Devan antarkan Anna ke toilet ya!" Pinta Suzy. Ia tahu Anna sedang kebingungan mencari toiletnya.

"Siap!" Seru Devan.

Ia menghampiri Anna yang sedang ling-lung itu dan menarik tangannya.

"Hey! Apa yang kau lakukan? Aku ingin ke toilet tahu!"

Tiba-tiba Devan membuka pintu kayu mewah itu dan mendorong Anna untuk masuk. Ya, itu adalah toilet. Anna menatap Devan yang sedang berada di depan pintu dengan tatapan bingung.

"Kenapa diam saja? Apa perlu aku temani?" Canda Devan.

Anna buru-buru menutup pintu itu dengan cukup keras yang membuat Devan tertawa terbahak-bahak di luar. Bagi Devan, bertemu Anna adalah sebuah keajaiban yang paling ia syukuri. Awalnya, Devan memang tidak memiliki perasaan apa-apa dan bahkan ia ingin sekali menolak perjodohan ini. Tetapi sekarang semuanya berbeda...

***

Makasih banyak buat kalian yang selalu nyemangatin author dengan vote dan comment. Seneng banget baru 3 hari udah dapet 70+ votes, author jadi makin semangat nulis nih.

NOTE : Maaf kalau ceritanya jadi gaje 😜

Terima kasih, Xièxiè, gamsahamnida, merci, danke, arigatô, grazie 😋🙏🏻

Bad CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang