Chapter 6 : Satu kamar berdua

12K 329 3
                                    

"Morning all!" Dengan semangat 45 aku turun ke bawah untuk sarapan.

"Morning, princess," Balas wanita paruh baya alias mama yang sedang memoleskan roti untukku.

"Pha, mhemhangh hahu hihak holeh herja dhi hempat haha lhahi?" (Pa, memang aku gak boleh kerja di tempat papa lagi?)

"Ditelen dulu dong Anna," Ujar papa, sedangkan mama hanya terkekeh.

"Gimana kerja kamu sama Devan? Dia baikkan?" Tanya papa.

"Biasa aja pa, tapi aku kangen kerja di kantor papa." Aku mengeluarkan puppy eyes andalanku.

"Kamu bisa mampir kapan aja kok."

"Baiklah, aku berangkat yaa!" Pamitku.

----------

Lexus Corp, papan itu terpampang lebar di atas gedung tinggi nan mewah. Lexus Corp merupakan perusahaan urutan nomor 7 dalam sejarah perusahaan terbesar dan terkaya di Asia Tenggara.

"Pagi Anna!" Sapa Cillia, si receptionist.

"Pagi Cill!" Sahutku gembira.

Aku pun masuk ke dalam lift dan menekan angka 23.

'Ting'

Lift terbuka tepat di lantai 23. Aku keluar dan berjalan ke ruangan Pak Devan.

'Tok tok tok'

"Permisi sir, saya ingin mengingatkan bahwa besok anda akan ada meeting di Bali."

"Baiklah, siapkan tiketnya untuk 2 orang!"

"Siap sir, kalau begitu saya permisi dulu."

Aku keluar dari ruangan Devan dengan bingung. Tiket untuk 2 orang? Pertanyaan itu muncul di dalam pikiranku.

Waktu menunjukan pukul 5 sore, yang berarti saatnya pulang kerja.

"Hoaaamm, akhirnya pulang juga." Aku merengangkan ototku yang pegal akibat duduk dan mengetik sejak tadi siang.

"Anna." 

Tiba-tiba Pak Devan masuk ke ruanganku tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Ya? Ada apa sir?"

"Siapkan kopermu! Besok kamu akan ikut saya ke Bali!" Perintah Pak Devan.

"Tapi saya belum izin kepada orang tua saya sir."

"Saya sudah meminta izin pada orang tuamu, dan mereka mengizinkanya."

"Baiklah sir."

"Kamu pulang dengan saya, supirmu tidak bisa menjemputmu karena ada urusan mendadak."

Aku hanya membalasnya dengan anggukan pasrah.

----------

Aku sekeluarga sedang makan malam sembari berbincang-bincang santai.

"Mama dan papa kok ngizinin aku ke Bali sama Devan sih?" Gerutuku sejak tadi.

Ini merupakan pertama kalinya mama dan papa mengizinkanku untuk pergi keluar kota bersama orang lain tanpa mereka berdua. Biasanya mereka pasti tidak memperbolehkanku, bahkan dulu saat aku berlibur ke pantai bersama temanku saja mereka sampai membawakanku 2 bodyguard.

Bad CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang