Chapter 5 : Penasaran

10.3K 339 5
                                    

Anna POV

"Hufftt, berarti nanti aku akan ketemu sama Bryan lagi dong? Sial, sial, sial," Gerutuku dalam hati sambil memukul-mukul keningku.

----------

Devan POV

'Tok tok tok'

"Masuk!"

"Permisi Sir, CEO dari Rafles Corp sudah datang."

"Baiklah, tolong panggilkan Anna untuk keruangan saya SEKARANG!"

"Baik Sir, kalau begitu saya permisi."

Tak lama kemudian Anna yang terengah-engah masuk kedalam ruanganku tanpa mengetuk pintu.

"Fiuhh, ayo Sir saatnya kita ke bawah untuk menyambut Pak Bryan," Ajaknya.

Aku mengangguk dan berjalan mendahuluinya.

----------

Author POV

"Selamat siang Bry," Sapa Devan.

"Siang," Balas Bryan. Mereka berjabat tangan dan berbincang-bincang singkat.

"Bolehkah saya berkeliling kantormu dulu sebelum meeting?" Tanya Bryan.

"Boleh, saya akan panggilkan receptionist untuk menemanimu berkeliling," Balas Devan.

Bryan melirik ke arah Anna yang menunduk di samping belakang Devan.

"Ehm, biarkan sekretarismu saja yang menemaniku," Ujar Bryan.

Anna membulatkan matanya sempurna dan menaikkan wajahnya yang tertunduk. Devan menoleh ke arah Anna yang terlihat kaget sekaligus enggan.

Tiba-tiba dengan santainya Bryan menggenggam tangan Anna dan menyeretnya ke dalam lift. Devan yang melihat itu menjadi geram dan mengepalkan tangannya sampai tangannya memutih.

"Ma-af, apa yang anda lakukan sir?" Tanya Anna gugup.

"Panggil aku Ryan seperti dulu!"

Ryan adalah panggilan Anna untuk Bryan saat mereka berpacaran dulu.

"Ehmm, maaf saya tidak bisa seperti itu pada atasan saya Sir," Tolak Anna halus.

"Saya tidak menerima bantahan, Anna!"

Anna hanya mengangguk kecil karena takut.

Sudah lebih dari 15 menit Anna dan Bryan mengelilingi kantor ini.

"Anna, apakah kamu sudah punya kekasih?" Tanya Bryan to the point.

"a-ee, ini sudah saatnya meeting Sir," Ujar Anna berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Baiklah, kita keruang meeting sekarang," Balas Bryan.

----------

Anna POV

Ini gila! Ahh, bisa-bisa aku terjerat dalam masa lalu lagi!

Setelah duduk selama 1 jam, meeting pun akhirnya selesai.

Sebagai sekretaris, aku mengikuti Pak Devan dari belakang. Saat ini kami sedang mengantarkan Bryan sampai lobby. Devan dan Bryan sedang berbincang-bincang, sedangkan aku hanya terdiam di belakang.

"Terima kasih atas meeting hari ini, Dev."

"Ya, terima kasih telah datang, Bry."

Mereka berjabat tangan, setelah itu Bryan berjalan mendekatiku yang berada di belakang pak Devan.

"See you later, Darling" Bisiknya yang membuatku merinding.

Pak Devan menatap kami tajam. Bryan pun mundur dan pergi begitu saja.

----------

Devan POV

Bryan dan Anna terlihat dekat, sebenarnya ada hubungan apa diantara mereka berdua? Mengapa aku sangat tidak suka melihat mereka yang terlihat begitu dekat?

"Anna, malam ini saya antar kamu pulang!"

"Tidak usah Sir, saya bawa mobil sendiri kok," Tolaknya halus.

"Tak ada bantahan Anna! Mobilmu akan diantar oleh supir saya ke rumahmu!"

Aku dan Anna pun masuk ke dalam mobil porscheku. Selama perjalanan hanya keheningan yang menghantui kami.

"Ehemm, Anna sebenarnya kamu ada hubungan apa dengan Bryan?" Tanyaku memecahkan keheningan.

"Em- maaf sir tapi sepertinya itu termasuk urusan pribadi," Jawabnya yang membuatku semakin penasaran.

"Oh, jadi kalian mempunyai hubungan spesial?"

"Ehh, saya tidak bilang begitu sir. Tapi seorang atasan tidak berhak mengetahui urusan pribadi bawahannya."

"Memangnya salah dengan mencoba lebih dekat dengan bawahan, hmm?"

Kami akhirnya sampai di depan rumah Anna.

"Hmm, terima kasih atas tumpangannya," Ucapnya mengalihkan pembicaraan dan turun dari mobilku.

Aku pun melajukan mobilku kencang menuju rumahku.

"Hmm, kau membuatku semakin penasaran, Anna."

----------

Hello fellow,
Semakin gaje ya ceritanya? Hehehe..
Jangan lupa vomments dan baca ceritaku yang lainnya yaa!^^

Bad CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang