Chapter 18

8.6K 288 10
                                    

Next? 95 votes! ~^^~

~00OO00~

"Anna? Kejadian yang sangat langka kau datang ke sini," ujar seorang bertender club laki-laki.

Anna terkekeh dan memesan segelas wine.

"Apa kau sedang ada masalah? Jarang sekali melihatmu meminum minuman keras," tanya Leo, sang bertender.

Anna tertawa renyah. "Tentu saja tidak," bohongnya.

Leo sudah mengenal Anna cukup lama. Ia tahu bagaimana gerak-gerik Anna saat ia berbohong. Tetapi, ia juga mengerti kalau Anna tidak suka menceritakan masalahnya pada orang lain, ia adalah orang yang tertutup.

Anna dan Leo mengobrol cukup lama. Sampai kejadian tak terduga pun datang. Untuk kedua kalinya, Anna melihat Devan dengan wanita lain pada hari yang sama.

Ia sudah berusaha melupakan kepahitan di hatinya. Ia sudah berusaha melarikan diri untuk sementara dari Devan. Anna merasakan sangat sakit pada hatinya saat ia melihat wanita itu mencium Devan. Parahnya lagi, Devan pun membalas ciuman wanita itu.

Anna tersenyum kecut melihat adegan panas itu. "He's such a jerk bastard pervert ass guy," ujar Anna.

Sekarang, Leo mengerti masalah Anna. Di sisi lain, Leo juga tercengang. Kenapa? Karena ini benar-benar fenomena yang langkah. Seorang Anna Xavier Harris jatuh cinta?

Leo memilih untuk diam dan kembali sibuk melayani pelanggan lain.

Kini Anna sudah meminum 8 gelas wine. Tampaknya, ia sudah mulai mabuk. Dari gaya bicaranya, gerak-geriknya dan ia pun sudah mulai cegukan.

Tiba-tiba seorang laki-laki datang dan duduk di sebelah Anna. Laki-laki itu terlihat masih muda dan tampan. Dari gayanya pun sudah terlihat bahwa laki-laki itu pasti dari kalangan orang kaya.

"Hai, tampan..." Anna yang mabuk pun tak sadar akan apa yang ia ucapkan.

Laki-laki itu menyeritkan dahinya dan kembali menyesap winenya.

"Hai, siapa namamu, manis?"

"Anna Xavier Harris, panggil saja Anna."

"Nama yang cantik, secantik orangnya."

"Baiklah Anna, mau bermalam denganku?" sambung laki-laki itu.

"Tentu!"

Laki-laki itu tersenyum menang. Ia tahu kalau Anna sedang mabuk, jadi ia bisa memanfaatkannya.

Laki-laki itu mendekatkan wajahnya dan mengelus bibir Anna.

Di sisi lain, emosi Devan meluap saat melihat gadisnya berkata seperti itu. Ia tahu, kalau gadisnya itu sudah seratus persen mabuk.

Devan berjalan mendekati Anna dan menonjok laki-laki itu. Ia menarik tangan Anna kasar tanpa menpedulikan rintisan Anna. Ia memasukkan Anna ke dalam mobil dan mengendarainya dengan sangat cepat.

Gadisnya sudah benar-benar kehilangan akal. Mungkin ini salahnya juga yang sudah keterlaluan. Sebenarnya, Devan hanya ingin mengetes apakah Anna sudah jatuh cinta padanya atau belum.

Namun, caranya salah. Ia sampai mencium wanita lain tepat di depan Anna. Devan merutuki perbuatannya sendiri dan merasa bersalah pada Anna.

Tetapi, rasa bersalahnya terlalu kecil untuk melawan rasa emosinya. Ia marah besar setelah mendengar perkataan Anna tadi. Gadisnya yang polos itu menerima ajakkan pria lain? Hell no!

Devan membawa Anna ke pent housenya. Ia membopong Anna dan menghempaskannya di ranjang. Ia naik dan menindih Anna.

Anna yang berada di bawah Devan itu jadi tersenyum. Ia menghela nafas kasar dan memainkan jarinya pada pipi Devan. Anna seolah-olah menggambar pola lingkaran pada pipi Devan.

Bad CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang