17☠️ Prasangka

10.6K 543 5
                                    

"Dor!" Seseorang menepuk bahu Balqis dari arah belakang.

Balqis mendelik, "Ah, lo Bang ngagetin aja."

"Haha, lebay lo." Danish mengusap wajah Balqis lalu duduk di sebelahnya.

Danish tersenyum lebar mengingat kembali pertemuannya dengan Gina di Cafe tadi. Perempuan cantik yang ia temui di toko buku minggu lalu.

Balqis mengernyit meperhatikan Danish yang sedang senyum-senyum tidak jelas.

Gila kali ya nih orang? Pikir Balqis.

"Heh!" Balqis menepuk kedua tangannya di depan wajah Danish.

Danish sontak menoleh ke arah Balqis, "Hah? Apaan?"

"Napa lo senyum-senyum sendiri?" Balqis menyipitkan matanya. Bermaksud menyelidik.

"Enggaaa." Jawab Danish dengan senyum yang ditahan-tahan.

"Oh!" Balqis menjentikan ibu jarinya, "Pasti lagi jatuh cinta ya? Hayo ngakuu!" unjuk Balqis.

"Apasih!" Danish menepis jari telunjuk Balqis, "Bodo ah, gue mau mandi. Daahh." Danish berlalu menuju kamarnya.

"Yee, dasar toyo!" Teriak Balqis.

Balqis menggeleng heran dengan tingkah abangnya, "Kira-kira siapa ya? Cewek yang udah berhasil ambil hati bang Danish?" pikir Balqis.

"Ah bodo, semoga aja jadian. Mudah-mudahan ceweknya baik, setia. Kagak kayak yang dulu-dulu lagi dah, Aamiin." Doa Balqis. Ia melanjutkan makan steaknya kembali ditemani siaran Upin dan Ipin film kartun kesayangannya.

❌ ☠️ ❌

"Assalamualaikum." Salam Gina memasuki rumah.

"Walaikumsalam." Jawab seseorang yang berada di dalam.

Gina berjalan menuju ruang keluarga, yang terdapat Gilang yang sedang memainkan game di ponsel, dan kedua orang tuanya sedang menonton tv. Gina menyalami mereka dan duduk di sebelah Gilang.

"Abis dari mana Dek?" Tanya Papahnya. Tommy Alfado.

"Jalan sama cowok." Ceplos Gilang.

"Heh! Sembarangan!" Gina memukul tangan Gilang yang duduk di sebelahnya.

"Halahh, gak mau ngaku." Gilang melirik sinis Gina.

"Sotau! Kayak ngeliat aja." Ketus Gina.

"Emang gue ngeliat kok." Timpal Gilang.

"Ngeliat di mana lo?" Tanya Gina ketus.

"Kepo!" Jawab Gilang teriak di telinga Gina.

"Ih! Berisik!" Gina menutup telinga dengan kedua tangannya. Lalu mencubit perut Gilang tanpa ampun.

"Aduh iya maaf, sakit-sakit." Mohon Gilang. Tangannya menepis tangan Gina agar tidak mencubit perutnya lagi.

"BODO AMAT!" Gina terus mencubit perut Gilang, bahkan lebih kencang dari sebelumnya.

Tidak kuat dengan rasa sakit cubitan Gina, Gilang menjepit hidung Gina yang membuat si pemilik hidung berhenti mencubit.

"Engaapppp!" Teriak Gina, suaranya terdengar mindeng akibat hidungnya yang dijepit Gilang.

"Sukur." Ejek Gilang, "Bodo amat, gak mau dilepasin." Gilang menjulurkan lidah.

Gina mengambil tangan kiri Gilang yang sedang menganggur, lalu ia arahkan ke mulut dan menggigitnya.

"Adaww!" Teriak Gilang, refleks ia melepas tangan kanannya yang menjepit hidung Gina dan dialihkan ke tangan kirinya untuk mengusap bekas gigitan.

GILANG [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang