35☠️ Rapuh

8.2K 468 75
                                    

Aku memang bukan prioritasmu. Dan aku hanya di jadikan yang kesekian kalinya.

-Balqis Ghania Qolbi Kamilia-

❌ ☠️ ❌

Gue juga masih sayang sama lo.

Kata kata itu terus berputar di otak Danish. Danish, setelah ia keluar dari kantin rumah sakit ia berjalan melewati ruang rawat Khalisa. Dan mata Danish menangkap Gilang dan Khalisa dari kaca pintu sedang berbicara berdua. Karena merasa penasaran akhirnya Danish mendekatkan diri untuk menguping.

Tidak disangka, ternyata apa yang mereka berdua bicarakan membahas tentang perasaan mereka masing-masing, sungguh itu membuat Danish muak dan ingin menonjok Gilang serta Khalisa sampai mampus.

Gue gak boleh ngeliat Balqis sakit hati untuk yang kedua kalinya. Batin Danish.

Ceklek.

Danish masuk ke ruang rawat Balqis. Berjalan ke arah ranjang dan duduk di kursi samping ranjang.

"Abis dari mana lo?" Tanya Balqis. Jarinya mengupas kulit buah jeruk.

"Depan." Bohongnya.

"Oh," Balqis memakan satu buah jeruk. "Em-- gue boleh nanya gak?" Balqis menoleh ke arah Danish.

Danish, dia tidak menjawab. Ia melamun, memikirkan bagaimana ke depannya agar Balqis tidak sakit hati lagi. Apa ia harus menyuruh Balqis untuk putus dari Gilang?

"Woy!" Balqis menjentikkan jarinya.

"Ha? Apaan?" Danish menatap Balqis dengan ekspresi kosong.

"Gue mau nanya ih."

"Nanya apa?"

"Emm--" Jari Balqis memilin baju rumah sakit, gugup akan apa yang ia tanyakan. "Kok Gilang belum jenguk gue ya? Lo udah ngabarin dia kan kalo gue dirawat?" Balqis menatap Danish takut-takut.

"Udah."

"Terus--"

"Dengerin gue." Danish memutarkan kepala Balqis agar menatapnya. "Kalo Gilang sayang dan khawatir sama lo, dia akan ngejenguk lo tanpa lo suruh. Tanpa lo minta. Tanpa lo ngemis-ngemis perhatian sama dia. Itu pun kalo dia emang ada waktu buat jenguk lo."

Danish mengusap telapak tangan Balqis yang diinfus. "Inget ya. Lo boleh cinta. Lo boleh sayang. Tapi gak usah jadi pengemis. Karena cinta gak ngajarin kita untuk jadi pengemis karna kurang perhatian. Gak usah khawatir di sini masih ada gue yang nemenin lo."

Balqis menunduk. "Berarti? Gilang gak sayang sama gue? Dia gak khawatir sama gue?"

Danish mengedikkan bahunya. "Entah. Karena yang punya hati Gilang. Yang ngerasain Gilang. Gue ngomong gini karena gue gak mau lo jatuh untuk yang kedua kalinya di lubang yang sama."

"Gue gak mau nyuruh lo putus. Tapi gue berharap lo bisa memilih. Dan gue harap juga pilihan lo tepat." Danish mengusap puncak kepala Balqis. Lalu beranjak berdiri meninggalkan Balqis keluar kamar.

Balqis teridam. Mencerna apa yang barusan Kakaknya bilang.

❌ ☠️ ❌

[Mohon maaf, Part ini sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan. Jika ingin mendapatkannya cerita lengkapnya silahkan beli ebooknya yang sudah tersedia di Google Playstore dan Playbook. Link pembelian ada di bio profil wattpad ini. Jika ada kendala dalam pembelian, tidak perlu sungkan untuk bertanya ke penulis maupun penerbit melalui DM.]

GILANG [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang