22- Luka Kelam

1.5K 65 5
                                    

Author Pov

Sebuah pukulan yang begitu nyaring terdengar hingga keselurahan dalam ruangan rumah tersebut..

Emosi yang meluap serta rasa kecewa yang begitu mendalam terpancar jelas di mata sosok laki laki paruh baya sedang berdiri dengan tegasnya di depan seorang perempuan yang terduduk di lantai

Dengan mata yang sembab, serta suara tangis yang ter isak isak menyentuh pipi nya yang kini terlihat merah merona dengan tangan kanan nya.

Tak lama tangan laki laki paru baya tersebut mendarat kembali di pipi kiri perempuan yang kini terduduk di lantai.

"Lebih baik kamu mati, dari pada membuat Ayah bunda serta keluarga kita yang lain malu"

Lagi sebuah tamparan keras mendarat di pipi perempuan itu.

Tamparan demi tamparan mendarat di pipi halus nya hingga merobek sudut bibir kanan nya, cairan kental berwarna merah kini mengalir perlahan dari sudut bibirnya.

Namun sayang itu semua belum cukup, laki laki paru baya itu berjalan ke arah meja yang terdapat laci kecil, mencari sesuatu, setelah mendapatkannya laki laki paruh baya yang baru saja menyebut dirinya Ayah berjalan menghampiri perempuan yang terduduk di lantai dengan wajah yang mengenaskan, perempuan yang telah di tampar berulang kali tak lain adalah anak kandungnya sendiri putri sulungnya.

Sebuah tali yang besar dan panjangnya 1 meter lebih telah di genggamnya.. sedetik kemudian tali yang di pegang ujungnya telah melayang ke arah putri sulungnya pas terkena punggung sang putri sulungnya yang tak sempat mengelak cambukan darinya.

Rintihan pun begitu besar keluar dari mulut anak perempuan nya namun tak menghiraukan kesakitan yang dirasa anak perempuannya.

Baginya sakit di hatinya lebih besar dari sakit yang dirasakan putri kandungnya sendiri.

"Anak kurang ajar, tidak tau di untung, kurang apa Ayah sama Bunda terhadapmu hingga teganya kamu membuat kami malu"

Mata yang memerah emosi yang semakin berkecamuk terserang dalam dirinya, saat dengan mata kepalanya sendiri melihat sebuah kenyataan sang putri sulung yang amat dia kasihi membuat nya kecewa dan terhina.

Lagi dan lagi cambukan dari tali tersebut menghantam tubuh sang putri yang bernama Noki nama itu diberikan olehnya sendiri.. saat Noki baru terlahir didunia.

Noki hampir tak sadarkan diri setelah bertubi tubi mendapatkan cambukan dari sang Ayahnya, yang sedari tadi terduduk di lantai sambil menangkup pipi nya yang panas kemerahan sekarang dirinya terkapar di lantai dengan sakit yang luar biasa dari cambukkan membuat air matanya terus berjatuhan.

"Apa didikan Ayah dan Bunda mengajarimu menjadi seorang pelacur ha!?"

"Apa semurah itu harga dirimu hingga kamu dengan mudahnya  memberikan tubuhmu untuk laki laki biadab yang tak bertanggung jawab itu?!"

Pertanyaan nya tak mampu lagi terjawab oleh putri nya sendiri, jangankan untuk menjawab bergerak sedikitpun tak mampu lagi Noki lakukan, selain hanya terkapar di lantai dengan tubuh yang perih serta darah segar yang terus mengalir di sudut bibirnya.

Saat sebuah cambukan akan mendarat di tubuh ramping Noki kembali, tiba tiba seseorang datang memeluk tubuh Noki yang terkapar tak bergerak.. alhasil cambukan yang tak dapat terkontrol lagi melesat begitu cepat ke arah punggung orang yang memeluk Noki di iringi sebuah rintihan kesakitan.

"Ay"

Teriak Ayah Noki saat cambukan nya melesat begitu cepat ke tubuh sang ponakan yang disebutnya tadi.

"My First Girl"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang