23- Sakit , Trauma & Rindu

1.3K 60 11
                                    

Dengan kesakitan Ay dan Noki menatap orang yang telah mendorong mereka, yang tak lain adalah Ayah Noki sendiri, diselimuti perasaan cemas marah dan kecewa bersatu dalam manik mata sang Ayah.. rasa geram pun semakin memuncak

"Jangan pernah menyentuh Bunda dengan tubuh kotor mu itu!!"

Dengan suara yang lantang Ayah mengucapkan nya begitu tajam hingga menyobek hati nya.

"Noki hanya ingin melihat keadaan Bunda"

Ucapnya begitu lirih tak bertenaga di iringi air mata yang terus berjatuhan sedari tadi.

"Dia bukan Bunda mu!, Bunda tidak melahirkan anak pembuat aib seperti kamu!!"

Bagai ribuan pisau tajam menghujam ke dasar ulu hatinya hingga sakit di hatinya lebih sakit terasa di banding sakit fisik yang di rasakannya saat ini .

"Ayah kenapa bicara begitu bagaimana pun kak Noki-.."

"Diam kamu Ay, ini bukan urusan kamu, kamu jangan membela pembuat aib keluarga kita"

Secepat kilat Ayah memotong perkataan Ay yang terus membela Noki di hadapannya.. yang jelas jelas menurutnya sudah mencoreng nama baik dirinya dan keluarga yang lain.

Noki kembali perlahan bangkit Ay pun dengan sigap membantu Noki berdiri namun Ayah lebih cepat dari Ay hingga Noki berada dalam genggaman tangan yang kasar dan begitu erat, lalu Noki yang masih terduduk di lantai di seret dengan kasar oleh Ayah bagaikan menyeret sebuah bangkai Hewan yang besar menuju ke kamar mandi.

Segayung Air tepat menyiram tubuhnya mulai dari rambut hingga air itu mengalir ke tubuhnya, terus berulang ulang membuat Noki basah kedinginan disertai rasa perih di sekujur tubuhnya.

Ay pun tak tinggal diam lagi dan lagi dirinya menjadi tameng untuk kakak sepupunya, maka dirinya ikut serta merta di siram air oleh Ayah.

Tubuh mengigil muka yang merah pucat serta rasa perih di sekujur tubuhnya menjadi satu terasa hingga membuatnya tumbang tak sadarkan diri.

Ay pun sudah ikut menggigil, Ayah tanpa ampun menyiram mereka berdua hingga air di bak mandi habis terkuras.. Ayah pun tidak melarang Ay ikut campur lagi, hingga dia membiarkan Ay melindungi Noki membiarkan Ay ikut merasakan dingin nya air yang mengalir kesekujur tubuhnya seperti yang dirasakan Noki.

Setelah menyiram habis habisan anak serta ponakannya.

Ayah pun dengan amarah yang memuncak meninggalkan mereka berdua di dalam kamar mandi membiarkan anak serta ponakannya merasakan begitu menusuknya dingin ke tubuh mereka.

Noki yang tumbang tak sadarkan diri lagi dirinya memang kini sudah tak mampu bertahan lagi, hingga membuat Ay panik stengah mati terdengar dari tangis yang begitu pilu keluar dari mulut Ay saat di depannya seorang yang begitu amat sayang dirinya selalu menjaga dan menjadi kakak sepupu yang terbaik untuk dirinya pingsang tak bergerak sedikitpun.

Ay akhirnya memapah tubuh tak berdaya Noki keluar dari kamar mandi, sebisa mungkin dirinya menahan dingin yang merasuk ke tubuhnya untuk membantu Noki keluar dari kamar mandi hingga keluar dari rumah ini.

Takut dan cemas menghantui dirinya digin yang dirasakannya pun tak di hirauhkan lagi yang sekarang Ay pikirkan bagaimana dirinya dengan cepat menyelamatkan nyawa kakak sepupunya yang sudah tak bergerak lagi.

Dengan langakah yang tertati tati Ay memapah tubuh Noki keluar dari rumah mencoba mencari bantuan untuk menyelamatkan Noki.. tapi sayang tak ada satupun kendaraan yang lewat di depan perumahan Noki.

Hanya seorang laki laki muda mungkin seumuran dengan Ay, yang sedang berjalan kaki di depan rumah Noki, Ay pun meminta tolong bantuan laki laki muda tersebut.

"My First Girl"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang