Ren mendorong brankar Finn dan juga Jack keluar dari lift, dua buah helikopter menyambut kedatangannya dengan petugas keamanan bersenjata lengkap. Dia meninggalkan Kara yang sedang tidak sadarkan diri di dinding lift dengan ekspresi Ren tidak terbaca.
Devan yang memang menunggunya terkejut begitu melihat Kara tidak sadarkan diri di dalam lift, dia melirik Ren sekilas lalu kembali menatap Kara.
"Apa yang dia lakukan di sana? Kau yang membuat dia seperti itu?"
Ren menatap Devan datar, dia sedang menahan emosi yang ingin meledak. "Wanita itu bodoh karena menyerangku di dalam lift dia pikir aku akan kalah hanya karena sebuah pistol." jawabnya lalu membawa brankar Finn menuju salah satu helikopter.
Sementara itu, Rose membawa brankar Jack mengikuti kemana Ren membawa Finn. Beberapa kabel masih melekat tubuh mereka berdua.
"Apa yang akan kau lakukan dengan gadis itu?" tanya Devan sembari mendorong brankar Jack.
Ren menghela napas pelan, "Coba tanyakan kepada Ania, dia bisa menjadi sumber informasi kita atau malah mengancam keselamatan kita semua karena dia pasti memiliki gps pada chip yang ada di dalam tubuhnya."
"Kita tinggalkan gadis itu!" Mereka berbalik dan mendapati Ania berada di belakang helikopter. "aku tidak ingin kita mengambil resiko yang sangat besar bila mereka berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan pada kita semua jika kita membawanya."
Ren dan Devan menyetujui ucapan Ania mereka masuk ke dalam helikopter dan meninggalkan rumah sakit itu.
....
"Kapan Finn akan sadar?! Ini sudah lebih dari seminggu dan dia belum juga sadarkan diri?" Ania berdiri di depan kaca ruang rawat VIP di mana adiknya di rawat.
Kali ini mereka tidak berada di sebuah rumah sakit, tetapi ruang rawat pribadi di sebuah rumah milik Ania. Sebua tempat rahasia terakhir yang dia miliki untuk perlindungan lapis terakhirnya bila merkea di serang lagi.
Tempat yang bahkan tidak ada yang tahu kecuali dirinya, bahkan Rend an Daniel sempat kaget karena Ania membawanya ke sebuah tempat yang merka tidak ketahui sebelumnya.
Daniel menepuk bahu Ania pelan lalu memeluknya. Kecupan hangat di keningnya cukup membuatnya tenang. "Aku yakin dia akan sadar, kau juga harus memulihkan kesehatanmu." ucap Daniel.
Ania menggeleng, "Kondisiku sudah pulih, Daniel! Mereka juga dalam keadaan baik,"
Daniel merasa kepalanya akan meledak saat Ania terus saja membantah ucapannya, dia juga tidak bisa memaksanya karena dia akan selalu kalah jika berargument dengan wanita yang sangat di sayanginya ini.
"Setidaknya kau beristirahat sebentar," Ania menatap Finn yang sedang terbaring di atas brankar dengan pandangan kosong. Dia bahkan sudah menyalahkan dirinya berulang kali di dalam hatinya sejak dia mengetahui kalau Finn dan Jack terluka parah hanya karena dirinya.
Akhirnya Ania mengangguk dan itu membuat Daniel bernapas lega. Istrinya itu telah berdiri sejak empat jam yang lalu tanpa bergerak sedikitpun.
"Bagaimana dengan Jack? Apa ada kemajuan?" tanya Ania setelah dia berbaring di atas tempat tidur.
Daniel duduk tepat di sampingnya, "Keadaannya sudah sangat baik, lukanya sembuh sangat cepat namun, tidak dengan ingatannya. Dia seperti terlahir kembali,"
"Apa keputusan kita mencabut chip itu sudah tepat?"
"Aku yakin dia juga akan melakukan yang sama jika dia masih mengigat semua ingatannya. Berhentilah berpikir, kumohon. Kau harus beristirahat," pinta Daniel memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blutsbande✔ [Completed]
Action[Sekuel Hidden Freedom] Ikatan darah lebih dari segalanya, saudara sangatlah berharga apalagi saudara kembar. Tapi keduanya tumbuh di lingkungan berbeda, baru bertemu ketika keduanya sama-sama dewasa. Tidak mengenal satu sama lain tapi memiliki ika...