Chapter 8

1.6K 247 17
                                    

Happy reading.

Tidak terasa besok lebaran guys. Author mengucapkan mohon maaf lahir & batin jika ada salah-salah kata atau balasan komentar dari saya yang menyakiti hati kalian. Selamat merayakan bagi yang menjalankannya, Happy Idul Fitri guys, semoga ibadah kalian satu bulan ini di terima.

...

Jack turun dari mobil, mereka berhenti tepat di depan café kemarin. Tanpa aba-aba dia langsung saja membuka pintu café itu dan masuk ke dalamnya. Di belakang, Chris memutar bola mata jengah lalu dia dan Simon memperhatikan di sekitar rumah itu, mencari apakah ada cctv atau tidak.

Jack sadar ketika melihat isi café dan rumah itu terlihat di bersihkan secara terburu-buru, di beberapa titik tersembunyi dia juga melihat beberapa benda yang tersemunyi di sudut rumah yang menandakan ada beberapa cctv yang sedang mengawasi pergerakannya.

Kita lihat apakah rumah ini benar-benar di tinggalkan oleh mereka atau mereka masih ada di sekitar sini gumamnya dalam hati. Dia mulai membanting beberapa kursi dan meja yang ada di rumah itu menimbulkan bunyi keras ketika menyentuh lantai ataupun dinding.

"Apa yang kau lakukan? Kita bisa di dengar orang-orang di sebelah rumah ini!" desis Chris tidak percaya begitu masuk dan melihat keadan rumah yang tadinya rapi menjadi berantakan.

Jack tidak memperdulikan ucapan Chris dan tetap memberantakan isi rumah. Firasatnya mengatakan dia akan mendapat sesuatu yang besar di rumah ini.

BRAK!

Aktivitas mereka terhenti begitu melihat Jack menemukan sebuah jalan rahasia menuju lantai bawah. "Sepertinya aku menemukan tempat rahasia mereka!" ucap Jack menyeringai.

Tanpa mereka ketahui tiba-tiba sebuah dinding yang terbuat dari kayu menutupi tempat di mana Finn, Kara dan Liard berada. Tidak ada getaran sama sekali yang membuat mereka tidak mengetahui pergerakan itu.

Jack yang pertama turun ke bawah, dia berdecak pelan ketika matanya tidak mendapatkan setitik cahaya sedikitpun. Tetapi, begitu dia ingin berbalik naik ke atas mengambil senter, kepalanya terbentur di sebuah dinding.

Dia mengangkat alisnya lalu terkekeh mengerikan, "Ambilkan aku palu atau sesuatu yang keras di atas!" ucapnya kepada Chris dan juga Simon yang belum turun ke bawah.

Tok! Tok! Tok!

Seringainya semakin lebar begitu dia dapat mendengar gema dari suara ketukan yang dilakukannya tadi. Walaupun kecil, dia tahu kalau ada ruangan di balik dinding ini.

"Sebenarnya apa yang kau temukan, huh! Tempat ini sangat gelap, mungkin saja ini gudang yang sudah lama tidak terpakai!" Chris memberikan sebuah pisau besar yang di gunakan untuk memotong daging kepada Jack.

"Entahlah, aku rasa kita akan menemukan sesuatu di balik dinding ini."

Jack mulai memukul dinding itu dengan pisau yang di berikan Chris, sementara gadis itu menunggu apa yang akan mereka dapatkan ketika dinding ini berhasil di hancurkan oleh Jack.

....

Keringat dingin mengucur di tubuh ketiga orang itu, mereka segera mematikan semua perangkat yang mereka gunakan untuk mengawasi cctv tadi. Ketika mendengar suara langkah menuruni tangga mereka semakin was-was.

Jantung Finn semakin berpacu kencang begitu mendengar dinding yang tadi tiba-tiba tertutup dengan sendirinya itu dihancurkan dari luar.

SRAK!

SRAK!

BUGH!

Mereka menelan ludah gugup, dinding tadi telah di hancurkan dengan mudahnya oleh seseorang yang tidak tahu siapa. Tiga orang itu mematung begitu suara langkah terdengar mendekati posisi di mana mereka sedang berada dengan langkah perlahan.

"Apa kau tidak punya senter atau semacamnya?"

Finn melirik gelisah ke arah di mana Kara dan Liard berada. Sekarang dia sangat tegang, bernapas pun sangat berhati-hati agar tidak menimbulkan suara sedikitpun. Posisinya saat ini sangat tidak menguntungkan dan satu bunyi saja yang mereka lakukan maka mereka tidak akan selamat hari ini.

"Tidak ada Jacky! Sudahku bilang di sini tidak ada apapun. Ayo ke atas, mungkin di sana kita bisa mendapatkan hal yang lebih penting."

Mereka dengan jelas dapat mendengar dua orang sedang berbicara, Finn berharap dalam hati semoga kedua orang ini tidak lebih lama di tempat ini karena mereka bisa ketahuan. Keberuntungan untuk mereka adalah di rumah ini tidak ada satupun senter atau alat apapun untuk menerangi ruangan. Sedangkan di tempat ini sama sekali tidak ada lampu, pencahaan mereka hanya berupa senter dari ponsel.

Bulu kuduk Finn meremang begitu mendegar kekehan yang sangat menusuk indera pendengaran. Lelaki ini sangat mengerikan batinnya, tapi entah kenapa Finn merasakan sesuatu yang berbeda begitu lelaki itu masuk ke tempat ini.

"Kau tahu, Chris! Aku merasakan seseorang berada di tempat ini, tapi rasanya," Finn menangkat satu alisnya menunggu kata-kata selanjutnya yang akan di ucapkan lelaki itu.

"Rasanya?"

Terdengar suara langkah, salah satu dari kedua orang itu berjalan lebih dekat ke arah mereka. Finn menahan napasnya dengan mata terbelakak begitu merasan hembusan napas tepat di depan wajahnya.

Finn memundurkan sedikit tubuhnya agar napas orang didepannya tidak terpantul kembali dan merasakan keberadaannya.

Lelaki itu mendengus, "Pergilah ke atas dan bantu Simon. Aku akan selesaikan urusanku di tempat ini terlebih dahulu!"

Gotcha! Sebuah keuntungan tersendiri untuk mereka bertiga karena dengan mereka berbicara seperti itu maka mereka mendapat sebuah informasi walaupun hanya sebuah nama itu sudah lebih dari cukup untuk Kara.

"Baiklah! Segera pergi dari sini, kurasa tempat ini sangat berdebu!"

Mereka menangkap sebuah langkah yang menjauh dari tempat mereka dan itu membuat tiga orang itu merasa sedikit lega walaupun belum sepenuhnya. Finn dapat bernapas kembali begitu merasakan lelaki di depannya sedikit mundur.

Finn mengeraskan rahangnya begitu merasa seseroang tengah menatapnya tajam, tiba-tiba emosinya memuncak tanpa sebab. Rasa marah, kecewa dan benci menyeruak menjadi satu, membuat dadanya sesak.

Tanpa sadar, dia meneteskan sebulir air mata di pipinya. Finn mengepalkan kedua tangannya hingga terasa sakit. Wajahnya mendongak begitu lelaki itu kembali maju dan berada tepat di depannya.

"Aku tidak tahu kau siapa, atau bahkan kau bagian dari tiga orang yang akan kubunuh. Tetapi, kali ini aku membiarkanmu lolos karena telah bersusah payah sembunyi di tempat ini. Hanya kali ini dan selanjutnya aku tidak akan membiarkanmu bebas."



Finn mematung begitu mendengar ucapan dingin diucapkan di depannya. Dia mencengkram dada kirinya yang terasa sangat sesak, "Berlarilah! Tetapi, begitu aku menemukanmu maka akulah yang akan menjadi malaikat mautmu!"

Dia hanya bereaksi dengan menghembuskan napasnya pelan dan itu sudah cukup untuk lelaki di depannya mengetahui kalau memang ada dia di depannya. Dia bisa apa, lelaki di depannya bahkan tahu kalau dia ada di ruangan ini.

Lelaki itu pergi batinnya ketika mendengar suara langkah kaki yang menjauh. Akhirnya Finn menyimpulkan sendiri di dalam hati, kalau semua kalimat itu ditujukan untuknya. Dia masih berkutat dengan pemikirannya sendiri sampai langkah kaki lelaki itu tidak lagi terdengar.

"Kita akan mati!" lirihnya pelan karena masih merasakan sesak yang amat sangat di dada kirinya.






Tbc

...

A/N : Silahkan berikan saran dan kritiknya.

Mau aku up dua hari sekali? 

Gimana cover barunya?




Salam hangat,

SIXTHLY

Blutsbande✔ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang