Time0

119 15 32
                                    

"Shelton!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Shelton!"

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali sampai terlihat jelas wajah seorang wanita berambut pirang yang sekarang membangunkan diriku. Aku bangun dari rebahan, lalu menatapnya, dan baru merespon akan apa yang terjadi.

"Lesley?" tanyaku bingung sekaligus kaget.

Lesley mengernyitkan alisnya, "Kau … kenapa? Oh, syukurlah kau selamat. Pihak rumah sakit mengatakan kau sudah tujuh hari menghilang, hal ini membuatku takut!"

"Oh …" aku tidak ingin menjawab pertanyaan Lesley. Menurutku aku tidak ingin membahas hal itu, sekarang aku masih terpikir akan sosok Vellina, ibu, ayah, dan kakak … laki-laki yang sangat kusayangi.

Aku masih tidak percaya bahwa mereka sudah pergi, meninggalkanku sendirian. Aku menatap ke langit lalu tersenyum, sampai kegiatanku terganggu oleh tarikan tangan yang lembut dari sosok Lesley.

Lesley berjalan sembari menyeret diriku.

"Lesley?"

"Ya?" tanya Lesley.

Rambutnya terlihat panjang dari terakhir aku melihatnya, "Kau … mau membawaku ke mana? Jangan bilang kau ingin membawaku ke rumah sakit?"

Lesley menggelengkan kepalanya, "Tidak!"

"Lalu, ke mana?"

Lesley tidak menjawab. Aku hanya bisa memutar bola mataku bosan, kami berbelok ke kanan, berjalan lurus, lalu berbelok ke kiri, dan berhenti ketika berada di sebuah rumah besar yang terdapat marga di samping bel berada, yaitu Lastow. Aku tertegun melihat hal ini. Ini rumahku, secara nyata aku berada di rumahku.

"Lesley … jangan bilang, kau?"

Lesley berjalan masuk, ke halaman. Lalu duduk di sebuah kursi yang berada tidak jauh dari rumah. Aku hanya bisa mengikutinya.

"Ya!"

"Tapi,"

"Ini sungguh menyakitkan!" Ucap Lesley membuatku terperangah.

Aku hampir saja melupakan poin sepenting ini bahwa, Lesley sangat mencintai kakakku bahkan cintanya itu melebihi cintaku ke kakakku sendiri.

"Aku, tidak ingin membuatmu mengingat tentang Kakakku!"

Lesley menggelengkan kepalanya, "Aku merindukan dirinya, aku yakin dirinya akan datang menemuiku. Dia tidak tewas semudah itu, dia akan datang dengan kapal yang juga membawanya pergi."

"Tapi, meski begitu … penyakit yang dideritanya---" Aku baru menyadari diriku mengucapkan sesuatu yang salah. Sebab, Lesley sekarang ini  menangis dengan telapak tangan menutup seluruh wajahnya.

"Aku sering membayangkan dia hidup, bersama denganku, belajar bersama, bahkan dia akan terlihat tampan, keren, dan tinggi daripada dirimu. Jika saja dia tidak tewas … hiks,"

TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang