Author Pov
Sebuah roti terjatuh dari genggaman gadis yang kini telah jatuh terduduk dilantai marmer. Air mata terus mengalir tanpa henti ditambah dengan degup jantungnya yang membuatnya mengernyit nyeri. Sebuah fakta pahit baru ia dengar. Sekarang dirinya lemas dan otaknya kosong. Lalu terlintas dipikiranya untuk apa ia bertahan disini kalau akhirnya ia hanya akan mati. Dirinya hanya menghabiskan waktu yang dibuang sia-sia. Lebih baik ia pulang kembali ke dunia normalnya.
Normal?
Apa selama ini kehidupanya normal?
Nayeon menggigit bibirnya kuat. Menghadapi semua kenyataan ini bisa membuatnya gila. Yang harus ia lakukan sekarang adalah kuat dan bersabar. Seketika bayangan wajah ibu, Jungkook dan Taehyung terlintas dipikiran gadis tersebut. Perlahan ia bangkit dan berjalan meninggalkan tempat yang baru saja menjadi penguak misteri yang baru ia temukan.
Sedangkan kedua wanita itu tak merasakan sebuah kehadiran karna terfokus kepada pembicaraan. Kim Jisoo tertawa melihat keberanian dari gadis bernama Kyla itu.
"Kau sungguh sangat berani. Apa kau tak takut aku memberitahu semuanya kepada Raja?" Gadis bersurai panjang itu tersenyum.
"Kalau anda melakukan itu maka saya juga akan melakukanya. Saya akan membongkar apa yang selama ini anda lakukan kepada anak tiri anda sendiri. Bagaimana?"
Senyuman diwajah Jisoo luntur dan kini berganti dengan wajah serius. Ternyata gadis dihadapanya bukan gadis yang bisa ia anggap remeh.
"Apa kau sedang menggertaku sekarang?"
"Tidak. Saya hanya memperingatkan saja. Saya rasa saya telah banyak berbicara. Kalau begitu saya permisi." Setelah membungkukan badanya, Kyla berlalu meninggalkan Jisoo yang masih meresapi perbincanganya tadi. Seulas senyuman sinis terukir dibibirnya.
"Gadis yang menarik."
~***~
Nayeon Pov
Aku berjalan dengan cepat sembari membersihkan wajahku dari air mata yang terus turun. Sekarang mataku pasti sudah sembab. Padahal aku harus bertemu dengan Jinyoung. Dia pasti akan terus bertanya dan itu membuatku sebal.
Tak lama aku sampai ditempat tujuanku. Bisa ku lihat pemuda tampan yang tengah membalut luka dijari telunjuknya. Apa aku membuatnya menunggu lama? Dia pasti sudah menungguku dari tadi. Perlahan aku mendekati pemuda berambut hitam itu.
"Apa aku terlalu lama?" Jinyoung yang tadi fokus kepada tanganya kini menatapku. Wajahnya terlihat sedikit pucat. Pasti karna darah yang harus ia keluarkan tidak bisa dibilang sedikit.
"Tidak juga." Tak lama ia tertawa renyah setelah aku duduk disampingnya. Apa dia menertawakan mataku yang sembab?
"Waeyo?"
"Kemarilah." Aku menarik kursi putih agar posisiku lebih dekat denganya. Tak lama tangan halus itu telah berpindah mengelus sisi bibirku. Gerakannya yang tak ku duga itu langsung membuat tubuh ku menegang.
"Ada remah roti dipipimu. Apa kau memakanya dengan terburu-buru?"
"O-oh itu karna aku takut membuatmu menunggu lama." Pemuda itu tertawa renyah sedangkan aku terdiam menahan malu. Bodohnya diriku yang tidak membersihkan sisa roti dipipiku. Memalukan.
"Untung saja aku yang melihatnya. Bagaimana kalau Raja sampai melihat?"
"Apa aku akan dihukum?" Park Jinyoung semakin puas tertawa karna melihat wajahku yang mungkin terlihat polos sekarang. Orang ini kenapa terus tersenyum dan tertawa jika bersamaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
#1 Hurt Kiss✔️
FanfictionIa merasakan seperti dicium oleh seseorang yang tak kasat mata. Fantasy and Romance Bahasa baku R+17 dibeberapa Chapter #955 in Fanfiction (05/03/2018)