Additional 4: Cinta Pertama

22 0 0
                                    

"Telah mengenalmu, jatuh padamu, sama sekali bukan ide buruk."

.
.
.
.
.

Siang yang panas itu harus kuhabiskan disebuah toko buku, mencari-cari barang yang akan kubawa nanti pada masa orientasi. Sebenarnya aku hanya duduk di pojokan toko, sedangkan yang mencari barang-barang adalah ayahku.

Tidak tahu mengapa tapi hari ini terasa berbeda, bukan berbeda secara harfiah, hanya saja aku merasa kalau akan terjadi sesuatu hari ini. Tapi entah, sepertinya dari pagi aku hanya melakukan segala sesuatu yang monoton seperti biasanya.

Tapi siang itu, di kursi panjang toko buku-mungkin aku tahu tentang firasat yang muncul. Aku melihatnya, disitu-dikursi panjang toko dengan kepala yang ditempelkan di atas meja, rambutnya dikuncir kuda dan tangan yang dibiarkan menjulur, terlihat kelelahan atau bosan. Tapi apa kalian tau bagaimana imutnya dia?

Aku hanya mencuri pandang melihatnya, tidak mungkin aku terus memandanginya. Tapi kemudian dia mengangkat kepalanya, melihat kesekitarnya dengan wajah masam. Itu terjadi dengan mendadak dan aku langsung berpikir kalau aku harus melakukan sesuatu.

Oh, ponsel! Aku memainkan ponselku dan mencoba fokus kepada ponselku saja. Tapi aku merasa kalau dia menatapku, lama hingga aku mulai kesulitan bernafas. Lalu tak lama ada seorang wanita yang sepertinya adalah ibunya menghampirinya.

Melihat barang yang dibeli ibunya hampir sama dengan barang yang akan kubeli, kusimpulkan bahwa mungkin saja..dia adalah siswi baru di sekolahku juga.

Bisa kulihat dia berbicara dengan ibunya dengan wajah jengkel dan perkataan yang manja, lalu mereka pergi meninggalkan toko buku dengan dia yang berjalan sengaja dihentak-hentakan. Lucunya.

Well, semoga takdir akan berbaik hati jntuk mencorengkan tintanya, dan waktu kita akan segera dimulai.

-----

Ini adalah hari dimana pembagian kelas diumumkan, aku tidak repot-repot berekspetasi tentang kelas seperti apa yang akan kudapatkan. Tapi setelah memasuki kelas, aku melihatnya.

Gadis itu.

Si gadis di toko buku. Dia duduk di kursi terdepan dalam kelas yang sama denganku. Dia sedang tertawa dengan teman yang memakai seragam asal sekolah yang sama dengannya. Dan aku benar-benar yakin kalau takdir akan menunjukkan keberadaannya.

Lalu wali kelas kami datang dan menyuruh semua murid untuk memperkenalkan diri, gadis itu maju.

Kirey Saffani Raffaella.

Nama yang manis, sama sepertinya. Aku mendengar pemuda yang duduk di bangku belakangku berkata, "aku harus mendapatkan kontaknya," oke, jadi disini bukan hanya aku satu-satunya yang terpesona.

Mungkin dimulai dari situlah aku mendekatkan diri padanya, memang perlahan aku tak mau terburu-buru-takut kalau nanti malah dia yang akan pergi.

Jadi dengan sehalus mungkin aku mendekatinya, mencari perhatiannya, mencoba mengubah sikapku.

Aku merasa usahaku cukup berhasil, hampir tidak ada penolakkan yang berarti. Dia juga sudah mulai terbuka, dan kita sudah sampai ke tahap untuk menceritakan kehidupan satu sama lain. Mungkin tidak, lebih tepatnya aku yang menanyakan kehidupannya dan dia tidak. Tapi tak apa, yang penting aku tau bagaimana ceritanya.

Mungkin tahap-tahap itu terasa begitu manis dan menyenangkan, seperti lupa daratan, sehingga aku betah berlama-lama dengan keadaan itu.

Siang itu, dia bilang kepada teman sekelas kita dengan menggebu-gebu, "jangan konyol, aku tidak akan berkencan dengan teman sekelasku. Itu akan menjadi canggung nantinya kalau kami putus."

ASKA | Jung Jaehyun - JoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang