Granger [15]

2.1K 253 2
                                    

This is my first fanfiction. I hope you're happy to read it! ^_^

°°°°

Hermione, Draco, dan Mrs Malfoy sudah kembali ke Muggle London. Dan sekarang wanita itu tengah berada di ruang tamu rumah minimalis Draco yang tentunya jauh berbeda dengan rumah keluarganya, Malfoy Manor. Draco tengah berada di kamar ibunya, menenangkan wanita paruh baya itu.

"Maaf aku lama." kata Draco tiba-tiba, menginterupsi Hermione yang tengah melihat-lihat rumahnya. Hermione memutar kepalanya lalu tersenyum tipis pada Draco.

"Bagaimana?" tanya Hermione.

"Sudah lebih baik." jawab Draco. "Kau mau minum apa?"

Hermione menggeleng, kemudian ia melirik arlojinya yang melingkar di tangan kirinya.

"Aku harus pergi, Draco. Ada urusan di kantorku." kata Hermione.

"Biar aku mengantarmu." kata Draco.

°°°°

"Terima kasih tumpangannya, Draco." ujar Hermione ketika mobil Draco telah menjejaki halaman sebuah gedung perkantoran.

"Tak masalah." katanya. "Jaga dirimu baik-baik."

Hermione mengangguk kemudian keluar dari mobil Draco. Sesaat setelahnya, mobilnya menghilang. Hermione melangkahkan kaki reniknya menuju gedung.

"Ah, Mrs Granger!" panggil Clara. Tentu saja kau ingat siapa dia.

"Oh, Clare. Ada apa?" tanya Hermione sambil melangkah mendekat menuju meja resepsionis.

"Ada yang ingin bertemu dengan Anda." jawab Clara sambil menunjuk seorang wanita berambut merah di ruang tamu. Mata Hermione membeliak kemudian.

"Ginny?"

°°°°

"Bagaimana kau bisa tahu aku bekerja disini?" tanya Hermione.

"Aku melihat kartu namamu waktu itu." jawab Ginny.

"Huft, baiklah. Kau ada urusan apa, Gin?" tanya Hermione. Wanita yang sudah menjadi bagian dari keluarga Potter itu kemudian menunjukkan senyumnya, membuat Hermione tak mengerti apa yang tengah terjadi dengan Ginny.

"Hei, katakan sesuatu!" seru Hermione, membuat Ginny berdecak.

"Baiklah, sebenarnya tadi aku ingin datang bersama Harry, namun ia sangat sibuk. Jadilah aku datang sendiri kemari."

Alis Hermione terangkat sebelah, tanda ia bingung.

"Mengapa kalian ingin kemari? Ada apa? Apa semuanya baik-baik saja?"

Ginny mengangkat telunjuknya tinggi-tinggi, memberi isyarat pada Hermione untuk diam.

"Aku kemari ingin memberi kabar bahwa… ada seseorang diperutku."

Hermione terdiam sesaat, ia mencoba mencerna kata-kata yang dilontarkan wanita itu. Sepersekian detik berikutnya, ia menutup mulutnya dan membulatkan matanya.

"Kau! Kau sedang… hamil?!" pekik Hermione. Ginny mengangguk penuh antusias. Hermione pun menghambur menuju pelukan Ginny.

"Ah, Ginny! Aku sungguh tak percaya kau akan menjadi seorang ibu!!" seru Hermione girang, seolah dialah yang akan menjadi ibu, bukan Ginny.

"Lalu, kau kapan Herm?"

°°°°

Hermione melamun dan menatap ke arah luar jendela kamarnya. Matanya bergulir ke jam mungil dihadapannya. Pukul 8.15 pm. Matanya kembali mengawang ke luar jendelanya. Pikirannya melayang ke pembicaraannya dengan Ginny tadi siang, yang cukup menbuatnya marah.

~Flashback on~

"Lalu, kau kapan Herm?"

Hermione segera melepas pelukannya mendengar pertanyaan Ginny. Dahinya dibuat berkerut dalam karenanya.

"Apa maksudmu?"

"Aduh, Hermione. Kau tidak mengerti apa maksudku?"

Hermione menggeram perlahan. Terkadang perempuan ini membuatnya kesal sama seperti kakaknya.

"Sungguh, aku tak mengerti apa maksudmu. Kapan apanya?"

"Kapan kau akan menyusulku, Hermione?"

Hermione terdiam, tidak biasanya otak briliannya lambat memproses. Tapi sungguh, ia tak mengerti apa yang dimaksud Ginny. Maksudku, wanita itu sama sekali tidak memberitahunya untuk apa ia menyusulnya, dan menyusul apa? Ah, Hermione bingung.

Tiba-tiba, Ginny menjentikkan jarinya di depan wajah Hermione. Sontak saja Hermione terkejut.

"Kau sungguh tidak mengerti? Maksudku itu, menyusulku menjadi seorang istri. Kemanakah perginya Nona Tahu Segala Hogwarts ini?" celoteh Ginny. Nah, kalau Ginny mengatakan seperti itu dari awal, pasti Hermione tidak perlu berpikir lama-lama seperti tadi.

Tapi tunggu, 'menyusulnya menjadi seorang istri'?

"Menikah maksudmu?" tanya Hermione. Ginny memutar matanya lalu mengangguk.

"Ah, aku sedang tidak mencintai siapa-siapa dan aku masih belum menemukan suami yang tepat bagiku." ujar Hermione.

"Hell! Kau sedang tidak mencintai siapa-siapa? Bohong."

"Hei, aku jujur!" sela Hermione.

"Lalu ini apa?"

Hermione menatap tangan Ginny yang memegang foto sihir. Dan foto sihir itu adalah foto…


Draco Malfoy

~Flashback off~

Hermione menundukkan wajahnya dan mendapati foto itu, foto bergerak yang berisikan seorang makhluk bernama Draco Malfoy itu seolah meledeknya. Hah, ia sama sekali tak ingat ia menyimpan foto itu. Ia mendapatkan foto itu dari mana pun ia tak tahu.

Hermione mengambil foto itu lalu memandangnya. Sosok Draco bergerak memamerkan seringai yang selalu menempel di bibirnya, sesekali ia merapihkan surai pirangnya. Dan Hermione menyadari bahwa perubahan Draco sangat besar. Bagaimana tidak? Sekarang jika ia perhatikan, tubuh pria itu sangat tinggi nan tegap, sampai-sampai ia harus mendongak ketika ia berbicara padanya. Kedua, rahang pria itu semakin terlihat tegas jika dibandingkan dirinya di foto yang saat ini tengah dipegang Hermione. Dan lagi, ia baru menyadari hidung pria itu benar-benar mancung.

Hei, apakah Hermione baru saja mengaguminya?

Hermione kemudian teringat ada tulisan di belakang foto ini. Ya, dia ingat bahwa dialah yang menyimpan foto ini sendiri beberapa bulan yang lalu. Dan ia jadi teringat ada kalimat yang ia buat sendiri di belakangnya. Ia pun membalikkan foto itu dan mendapati kalimat yang sama.

"Ferret albino menyebalkan yang pernah ada, Draco Malfoy."

Hermione mengambil sebuah pena dan mencoret kalimat panjang itu. Kemudian tangannya bergerak untuk menuliskan kalimat yang baru, yang cukup panjang dari kalimat yang pertama.

"Ternyata dia adalah orang baik dan tidak seperti dugaanku sebelumnya, dan ia adalah salah satu teman paling baik yang pernah aku temui setelah Harry, dan ketahuilah ia adalah ferret albino paling tampan yang pernah ku temui."









MugglesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang