Granger [13]

2.2K 269 12
                                    

This is my first fanfiction. I hope you're happy to read it! ^_^

°°°°

From: Draco Malfoy

Can u go with me?

Hermione menatap layar ponselnya yang menampilkan pesan singkat dari Draco. Ia bingung hendak menjawab apa. Ia ingin pergi, tentu saja. Tapi pekerjaannya tidak mengijinkannya pergi. Pekerjaannya masih harus ia selesaikan.

To: Draco Malfoy

Sorry, I can't

Hermione meletakkan ponselnya lalu kembali pada pekerjaannya. Tangannya lincah menandatangani kertas-kertas, entah sudah keberapa kalinya. Ia juga mencatat beberapa hal penting di buku catatannya.

"Hei!"

Hermione hampir saja terjengkang apabila Draco tak menahannya. Tentu saja ia terkejut, Draco sama sekali tak mengetuk dan langsung berteriak padanya.

"Draco! Biasakan mengetuk pintu terlebih dahulu!" omel Hermione yang hanya direspon cengiran oleh Draco.

Semenjak Draco dan Hermione berteman, Draco punya kebiasaan selalu menemani Hermione saat wanita itu melembur. Dan Hermione selalu heran mengapa pria itu mau repot-repot menemaninya. Dan ketika ia menanyakan itu, Draco hanya menjawabnya dengan cengiran tak bersalah. Pernah sekali Hermione menyuruhnya pulang saat menemaninya, Draco malah memarahinya dan bilang kalau ia tidak akan pernah meninggalkannya.

Hermione sama sekali tidak mengerti dengan jalan pemikiran pria itu.

"Maaf, Herm. Aku selalu lupa mengetuk." kata Draco. Hermione memutar matanya.

"Draco, mengapa kau selalu menemaniku saat aku melembur?" tanya Hermione.

"Memangnya kenapa, tidak boleh?" tanya Draco balik.

"Jawab pertanyaanku, Draco Malfoy." ucap Hermione.

"Aku hanya ingin menemanimu."

"Hanya ingin? Aku tahu ada alasan lain, Mr Malfoy." ucap Hermione. Ia kembali mengabaikan pekerjaannya.

"Karena kau adalah temanku." jawab Draco sekenanya.

Lagi-lagi, Hermione merotasikan maniknya. Ia kembali ke pekerjaannya tanpa menghiraukan Draco yang masih berada di ruangannya.

"Hermione?" panggil Draco.

"Hn?" sahut Hermione tanpa mengangkat kepalanya dari tumpukan kertas pekerjaannya.

"Aku pernah menemanimu mendatangi sebuah acara pernikahan, bukan?" tanya Draco.

"Ya, lalu?"

"Aku mendapat undangan pernikahan malam ini, aku mau kau menemaniku."

Hermione mendongakkan kepalanya untuk menatap Draco lalu kembali pada pekerjaannya.

"Tentu saja, pukul berapa?" tanya Hermione.

"Pukul 8 malam aku akan menjemputmu, bersiaplah."

"Baiklah."

°°°°

Hermione membuka lemari pakaiannya lebar-lebar. Matanya lincah mencari gaun yang cocok untuk malam ini. Tangannya mencoba menggapai gaun-gaun yang menggantung di hadapannya. Beberapa kali ia melempar gaun yang menurutnya tak cocok. Ia juga beberapa kali meletakkan beberapa gaun di tubuhnya, lalu melemparnya.

"Hermione, temanmu sudah datang!" seru Mrs Granger. Matanya membulat sempurna.

"Suruh ia tunggu 20 menit lagi!"

Ya, 20 menit. Ia belum merapihkan rambutnya, apalagi memakai gaun yang cocok. Akhirnya ia menarik sebuah gaun berwarna biru tua. Ia menggelung rambutnya ke atas dan menyambar dompetnya. Ia segera memakai heels berwarna senada dan keluar dari kamarnya.

"Aku berangkat Mom, Dad." pamit Hermione.

"Hati-hati, 'Mione!"

Hermione keluar dari rumahnya dan segera menangkap siluet Draco yang menunggu di dekat mobilnya. Pria itu nampak gagah dalam balutan jas hitamnya. Jantungnya tiba-tiba berdegup di luar kendali. Mengapa aku jadi segugup ini? Batinnya. Baru saja ia ingin memanggilnya, pria itu sudah membalikkan badannya lebih awal. Mata mereka bertemu dan terkunci. Hermione mematung di tempatnya. Ia baru menyadari mata pria itu terlihat indah, dan kini tampak berkilau karena pantulan lampu jalan. Dan ia terlihat… tampan.

Bibir Hermione perlahan naik dan membentuk lengkungan indah. Dan hal itu membuat Draco mematung juga.

"Kita berangkat sekarang?" tanya Hermione setelah ia dapat mengendalikan dirinya sendiri.

"Uhm, ya. Ayo." kata Draco sambil membukakan pintu mobil untuk Hermione.

°°°°

"Selamat datang, Draco!" seru seorang pria berambut cokelat yang sepertinya adalah teman Draco yang seperti Draco bilang tadi pagi.

"Terima kasih. Selamat juga untukmu, Max." ucap Draco. Mata pria itu berputar ke arah Hermione yang berdiri anggun disamping Draco.

"Hei, apakah dia kekasihmu?" bisik pria itu. Hermione yang merasa ada kejanggalan langsung mengangkat sebelah alisnya tinggi-tinggi.

"Bukan, dia temanku." jawab Draco, dengan nada suara yang sama.

"You kidding, man! Dia cocok untuk pria tampan sepertimu."

"Sorry?" celetuk Hermione. Ia dapat mendengar apa yang dibicarakan kedua pria itu.

"Uhm, Max. Ku rasa aku dan Hermione akan berkeliling sebentar." katanya tiba-tiba. Pria itu hanya mengangguk setuju sambil menatap Draco yang menarik Hermione menjauh.

"Kau membicarakanku, 'kan?" tanya Hermione dengan nada mengintimidasi.

"Uhm, no." jawab Draco singkat. Hermione sudah ingin bicara ketika suara musik dansa dimainkan. Baik Draco maupun Hermione mengalihkan pandangannya ke arah lantai dansa yang terdapat sepasang pengantin berdansa perlahan. Lalu, satu-dua pasangan dansa mulai memenuhi lantai dansa. Tiba-tiba, Draco berbalik dan menawarkan tangannya pada Hermione.

"Wanna dance with me?" tanya Draco.
"Of course." jawab Hermione sambil meletakkan tangannya di telapak tangan Draco yang terbuka. Draco langsung menggenggamnya dan menariknya ke lantai dansa. Ia melingkarkan tangan kirinya di pinggang ramping Hermione dan ia dapat merasakan tangan mungil Hermione bertengger apik di bahunya. Tangan mereka saling bertautan dan perlahan berayun dan berputar di atas lantai dansa. Ia memutar tubuh Hermione dan merasakan tamparan perlahan di wajahnya yang dihasilkan oleh rambut Hermione yang masih tergerai bebas. Namun Draco suka itu. Draco menarik tubuh Hermione mendekat dan meletakkan wajahnya disamping Hermione.

"You're so beautiful tonight." bisik Draco di telinga Hermione. Kontan, wajah Hermione memerah padam. Degup jantungnya kembali tak normal.

"You look handsome too…" balas Hermione. Ia menjauhkan sedikit wajahnya dan mengecup pipi pucat Draco lembut, lalu kembali berbisik di telinganya.

"Jujur, waktu kau mengecupku waktu itu…" ucap Hermione.

"… aku merasa senang." lanjutnya.












MugglesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang