Granger [18]

2.2K 271 21
                                    

This is my first fanfiction. I hope you're happy to read it! ^_^

°°°°

Hermione masih membatu ditempatnya. Jantungnya serasa ingin meloncat dari tempatnya. Aroma musk segera melesak masuk ke indra penciumannya, membuat kakinya semakin lemas.

"Hei, kau tak apa?" tanya Draco yang membuat kesadaran Hermione kembali. Ia mengerjap sesaat kemudian menoleh ke arah Draco yang masih setia memeluknya.

"Uhm, ya ada apa?" tanya Hermione. Draco tidak menjawab dan hanya menatap Hermione. Hazel Hermione bertabrakan dengan manik perak elegan milik Draco. Ia seolah terhipnotis dengan tatapan memabukkannya.

Tangan kekar Draco bergerak untuk menyelipkan anak rambut milik Hermione. Ia memegang tengkuk Hermione dan semakin menatapnya lekat. Ia menarik kepala Hermione mendekat dan meletakkan wajahnya di tengkuknya. Alhasil hembusan napas hangat yang dihasilkan oleh hidung mancung Draco membuatnya merinding.

"Hermione ..." bisik Draco pelan.

"Tolong, jangan kau menjauhi diriku. Kau tahu aku tak akan sanggup jika kau meninggalkanku seperti ini." bisiknya lagi. Degupan jantung Hermione semakin cepat seolah ia tengah lari marathon.

"Please, don't ever you do it to me. Because I can't stand without you..." bisik Draco. Hermione seperti merasakan jutaan kupu-kupu beterbangan di perutnya.

"Why?" tanya Hermione. Ia menggunakan nada dingin saat mengatakannya.

"Because I love you..."

Mata Hermione melebar seketika. Jantungnya serasa merosot dari tempatnya. Kakinya melemas saat itu juga. Lidahnya langsung kelu seketika.

Draco menjauhkan wajahnyadan langsung menggenggam tangan mungil Hermione. Ia menatap mata Hermione lekat-lekat.

"Hermione, aku mungkin tidaklah sempurna, aku mungkin bukanlah yang terbaik untukmu, namun izinkan aku menjadi satu-satunya untukmu." ujar Draco. Keadaan Hermione masih sama, membatu dan bergeming di tempatnya.

"A...a...aku..." ucapnya terbata.

"A...aku j...juga mencintaimu." dan detik berikutnya ia sudah menghambur ke pelukannya. Draco memeluknya erat, mencium aroma vanilla dari rambut megarnya.

"Maafkan aku, Draco..." kata Hermione setelah melepas pelukannya. Draco meletakkan telunjuknya di bibir mungil Hermione.

"Sshh, untuk apa kau minta maaf padaku?" tanya Draco.

"A-aku kira kau tak mencintaiku, dan aku tak ingin mengharapkan sesuatu yang lebih darimu. Jadi, agar perasaanku tidak semakin menjadi, aku menghindarimu." jelas Hermione.

Draco mengulas senyum dan kembali merengkuh tubuh mungil wanita itu, membelai rambutnya penuh sayang.

"Tidakkah kau sadar, aku melakukan perlakuan manis kepadamu sejak dahulu karena dari awal aku memang mencintaimu." aku Draco. Kemudian Hermione teringat dengan serentetan perlakuan manis yang dilakukan oleh pria yang tengah dipeluknya ini. Ah, mengapa Hermione tidak sadar dari dulu?

"Maafkan aku yang tidak peka." ujar Hermione. Ia pun menangis di dada bidang milik pewaris tunggal keluarga Malfoy itu.

"Tidak apa-apa. Hei, jangan menangis." ucap Draco sambil mengusap air mata Hermione dengan ibu jarinya.

"Hermione, ingatkah kau waktu kita pertama kali menaiki Hogwarts Express? Saat kau berkeliling mencari katak menjijikan milik Longbottom itu. Kau ingat?" tanya Draco. Hermione pun teringat dengan kejadian itu. Ah, Neville yang merepotkan.

"Ya, tentu saja aku ingat. Seingatku, aku bahkan mampir ke kompartemen yang kau tempati, bukan?" ucap Hermione. Draco mengangguk.

"Dulu kau menggemaskan dengan rambut keriting mengembangmu itu." ucap Draco sambil tertawa mengingat rambut mekar milik Hermione kecil, membuat Hermione mencubit pinggang Draco.

"Aww! Itu sakit!" rintih Draco. Hermione tertawa puas.

Keduanya terdiam, masih dalam posisi berpelukan satu sama lain.

"Hermione?" panggil Draco.

"Hmm?" sahut Hermione.

"Maafkan aku yang bodoh." ucap Draco dengan nada rendah.

Hermione melepas pelukannya dan menatap Draco tak mengerti.

"Untuk apa kau minta maaf?" tanya Hermione.

"Percayalah, dari sejak aku melihatmu di kompartemen itu, aku langsung jatuh cinta padamu. Namun, maafkan aku. Dahulu aku terlalu mengagungkan status darh murniku dan mengorbankan perasaanku. Dan kau tahu? Aku berusaha memikatmu dari dulu, dengan cara bersikap sombong dan angkuh. Ku kira itu berhasil karena nyatanya Pansy jadi menyukaiku. Namun hal itu malah membuatmu semakin benci padaku." jelas Draco.

"Oh, Draco. Aku tidak tahu kau bisa sebodoh itu." ujar Hermione dan kembali memeluk Draco sangat erat, seolah jika ia melepasnya maka ia akan pergi meninggalkannya.

"Mau sebodoh apapun aku, yang penting aku adalah pria paling beruntung karena telah memiliki wanita secantik dirimu." tutur Draco, kemudian mendaratkan kecupan di puncak kepalanya.

"Promise me you will never leave me." ucap Hermione.

"Promise."

Hermione melepas pelukannya dan menatap Draco lekat-lekat. Kemudian ia mendekatkan wajahnya dan mengecup lembut bibir tipis nan pucat milik seorang Draco Malfoy.

°°°°

Semalam suntuk Hermione tak dapat memejamkan matanya walau sedetik. Ia terus terbayang akan kejadian tadi. Ia sama sekali tak mempercayai kenyataan bahwa sekarang ia adalah kekasih seorang Draco Malfoy.

Sama sekali tak menyangka.

Ia menyentuh bibirnya yang beberapa menit lalu mengecup bibir Draco Malfoy. Sedetik kemudian ia tersenyum senang. Dahulu, ia sangat bahagia menjadi seorang kekasih Ronald Weasley. Namun sekarang ia sangat-sangat lebih bahagia menjadi seorang kekasih Draco Malfoy.

Ah, ini akan menjadi malam terbaik dihidupnya.


Fyuhh, setelah berpuluh-puluh chapter akhirnya Dramione bersatu...

Jangan lupa tinggalin jejak yaa

MugglesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang