Malfoy [12]

2.3K 276 15
                                    

This is my first fanfiction. I hope you're happy to read it! ^_^

°°°°

"Mau ku cium lagi, princess? Di pipi atau di tempat lain?"

Terjadi keheningan antara mereka berdua. Jarak antara mereka masih sama, sangat dekat. Hermione bisa merasakan hembusan napas hangat Draco menerpa wajahnya, membuatnya merinding. Hermione mendorong tubuh Draco menjauh. Wajahnya sudah semerah tomat segar. Draco menyeringai lebar, membuat Hermione memelototinya.

"Dasar ferret mesum." ucapnya dingin. Hermione bangkit dan berjalan menjauh menuju pintu keluar. Draco berlari menyusulnya.

"Hei, tunggu!"

°°°°

Keesokan harinya, hari berjalan normal. Draco bekerja dengan normal. Namun pikirannya sama sekali tak berjalan normal. Ia terus terbayang adegan dirinya mengecup pipi Hermione. Ia gila, sudah gila. Mengapa juga ia mengecupnya? Dan sekarang, sejak kejadian semalam, Hermione sama sekali tidak ingin bicara padanya. Wajar saja ia marah. Bayangkan saja teman lelakimu tiba-tiba mengecup pipimu, sungguh aneh bukan?

Berkali-kali Draco mencoba menghilangkan bayangan kejadian itu. Namun bayangan itu semakin berputar di kepalanya. Draco bahkan sampai memukul kepalanya sendiri. Beruntung tidak ada yang melihatnya melakukan hal aneh itu. Jika ada yang melihatnya, mungkin ia akan dianggap gila.

Tidak jauh berbeda dengan Hermione. Ia tidak fokus dalam pekerjaannya. Ia selalu teringat dengan kejadian itu, dan itu membuat wajahnya memerah. Seperti kali ini, ia kembali teringat dan melamun. Padahal ia sedang rapat dengan klien-nya.

"Jadi, bagaimana Miss Granger?" tanya Brian yang sedari tadi bicara panjang lebar kepada klien-nya. Semua mata yang ada diruangan itu mengarah padanya. Namun Hermione masih berkutat pada pikirannya.

"Miss Granger?" panggil Brian. Ia melambaikan tangannya di depan wajahnya, namun nihil.

"Miss Granger?!" suaranya naik satu oktaf.

"Ya, Draco?" ucapnya tiba-tiba. Ia tersentak kaget. Ia mengedarkan pandangannya dan sadar kalau ia masih di ruang rapat. Kontan kedua pipinya memerah karena malu.

"Uhm, uhh, maaf. A-aku sedang tidak enak badan." katanya gugup. Dan beruntung orang-orang yang ada di dalam ruangan itu mengerti. Jadi, rapat pun dilanjutkan dengan lancar tanpa ada bayangan Draco di kepalanya lagi.

°°°°

Draco menatap bosan ke arah ponselnya. Biasanya pada jam segini, ponselnya akan bergetar tanda ada sebuah pesan masuk. Namun kali ini benda itu diam tak bergerak.

Sesekali bergetar, namun itu pesan promo. Sialan.

Sungguh, ia tidak mengerti dengan jalan pikiran wanita bernama Hermione Granger itu. Padahal ia hanya mengecup pipinya, itu saja. Ya, tentu saja ia tahu ia salah. Ia juga tidak tahu mengapa ia melakukan itu. Namun itu lebih baik daripada ia mengecup bibirnya, 'kan?

Draco, apa yang kau pikirkan?

Ah, sudahlah. Sepertinya ia harus minta maaf padanya. Sekalipun wanita itu akan mengusirnya.

°°°°

Hermione dan keluarganya tengah menyantap makan malam saat tiba-tiba terdapat suara ketukan dari arah luar.

"Eh, siapa yang datang malam-malam begini?" gumam Mrs. Granger, ia berdiri dari duduknya namun Hermione mencegahnya.

"Biar aku saja." kata Hermione. Mrs. Granger mengangguk tanda membolehkan. Hermione pun bangkit dan berjalan ke arah pintu utama rumah mungilnya ini. Ia memutar knopnya dan tampaklah siluet pria tegap berdiri di sana, pria yang membuatnya tidak fokus seharian ini.

MugglesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang