Granger [6]

2.8K 314 2
                                    

This is my first fanfiction. I hope you're happy to read it! ^_^

°°°°

Cahaya matahari pagi yang menembus tirai jendela kamar dan membelai lembut wajah cerah Hermione. Hermione berjengit lalu menggeliat sesaat sebelum matanya mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke iris hazelnya.

"Mooorniiing..." gumamnya sambil berusaha bangun dan duduk di kepala ranjangnya. Ia menyipit sambil melihati kakinya yang masih terbebat gips.

"Huft, aku mulai bosan dengan ini.." keluhnya. Ia bergeser sedikit demi sedikit sambil sedikit menggeser kaki kanannya ke tepian ranjang. Hermione menggapai sepasang kruk di samping ranjangnya dan mulai berdiri dengan menggunakan kedua benda itu. Hermione melangkah dengan sangat pelan sambil terus menggerutu karena betapa sulitnya ia berjalan menggunkaan benda itu. Ia membuka tirai lebar-lebar lalu membuka jendelanya. Angin sejuk pagi mulai menyambut wajahnya.

"Selamat pagi, Miss Hermione!!" seru seorang bocah laki-laki berumur sembilan tahun sambil melambaikan tangannya di udara. Hermione melirik ke bawah lalu ikut menggoyangkan tangannya pada bocah itu.

"Pagi, Kevin. Bagaimana pagimu?" tanya Hermione sambil tersenyum lebar.

"Sangat baik, Miss Hermione. Baiklah, aku pergi dulu. Bye!" lalu bocah itu berlari cepat. Hermione tertawa geli lalu berteriak padanya.

"Bye! Hati-hati, Kevin." katanya. Setelahnya, Hermione memutuskan untuk mandi.

°°°°

"Pagi, Mom! Dad!" teriak Hermione memenuhi seluruh rumah. Ibu dan ayahnya langsung menoleh ke arah si pemilik suara.

"Pagi, 'Mione. Kau bisa turun sendiri, nak?" tanya ayahnya.

"Tentu saja aku bisa," katanya sambil berusaha menuruni satu per satu anak tangga. Ibunya begitu cemas dan langsung menghampirinya.

"Tidak usah, Mom! Aku bisa sendiri." sela Hermione ketika ibunya hendak menaiki anak tangga pertama. Dan akhirnya setelah melewati sepuluh menit yang menegangkan, Hermione sampai di ujung tangga.

"Huh, padahal jika aku sehat, aku akan melewatinya kurang dari tiga puluh detik," gerutunya. Ibunya langsung tertawa geli dan menuntun Hermione menuju meja makan. Setelah Hermione bisa duduk di salah satu kursi yang kosong, ibunya langsung duduk di sebelah ayahnya.

"Bagaimana tidurmu, nyenyak?" tanya ayahnya, berbasa-basi.

"Yah, begitulah. Ku rasa aku belum pernah tidur senyenyak itu," jawabnya, ayahnya langsung menjawabnya dengan 'oh'. Setelah itu, semua hening. Hanya ada suara dentingan sendok yang bertarung dengan piring.

"Uhm, Mom. Aku akan pergi ke kantor hari ini." kata Hermione setelah keheningan menyelimuti ruang makan. Ibunya yang sedang minum langsung tersedak dan batuk-batuk. Ayahnya langsung menepuk punggung istrinya dengan lembut. Hermione mengangkat alisnya, apa ia salah bicara hingga ibunya begitu terkejut hingga tersedak. Setelah ibunya mereda dan ia bisa bernapas secara normal, ia langsung menatap Hermione dengan serius.

"Hermione dear, kakimu 'kan belum sembuh. Apa kau tidak lihat kakimu masih dibungkus gips begitu?" kata ibunya.

"Tapi aku bosan, Mom." keluhnya.

"Perhatikanlah kesehatanmu, 'Mione. Lagipula apa yang dapat kau lakukan dengan kakimu yang patah itu?" sambung ayahnya.

"Dad, please. Aku tudak bisa hanya diam dan santai-santai diatas ranjang seharian lalu meratapi kakiku ini..." katanya memelas.

"Hermione..." kata ibunya yang mulai kehilangan kesabaran menghadapi anak gadisnya yang sangat keras kepala ini.

"Mom... Dad..." katanya lagi sambil memelas. Ayah dan ibunya saling bertatapan lalu mendesah.

MugglesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang