bab 9

875 23 0
                                    

"Astaghfirulloh.. udah jam brapa ini!" Rutuk ira yang bosan menunggu sahabatnya yang tak kunjung datang

Sudah satu juz yang ira baca. Namun orang yang ditunggunya belum menampakkan batang rambutnya.

Tin tin tin...

Sebuah mobil sport berhenti tepat di depannya. Seseorang yang ia kenal keluar dari mobilnya dan membukakan pintu sebelahnya bak seorang pangeran yang menjemput seorang putri!

"Thanks.." ucap ara sambil menyembunyikan rona wajahnya

"Astaghfirulloh ara.. aku nungguin kamu sampai lumuten gini ternyata kamu asyik jalan sama doni!" Ucap ira yang menahan esmosinya

"Hehehe awan ra awan" ara menampakkan cengir kudanya

"Awan?" Doni mengangkat sudut alisnya bingung mendengar kalimat ara

"Ck gak gaul banget sih. Ituloh yang biasa Ii bilang kalo salah" jelas ara

" aww.. kok gue dijitak sih.." kesal ara sambil mengelus elus jidatnya

" gue yang gak gaul apa lo yang ogeb sih! Bukan awan tapi afwan" jelas doni yang menekankan kata afwan

Ara hanya ber oh ria mendengar penjelasan doni.
Sedangkan ira hanya geleng geleng kepala melihat tingkah mereka. Ia juga penasaran dengan kedekatan mereka berdua. Ira ingin menanyakan tapi nanti saat waktunya sudah tepat.

"Yaudah kuy berangkat. Nanti telat lagi"ajak ara yang diangguki oleh ira

Setelah berpamitan dengan doni mereka pun berjalan perlahan hingga tak terlihat karna berbelok ke tempat yang ditujunya.

Setelah memastikan mereka telah pergi. Doni pun melanjutkan perjalanannya

                             ***

Saat berjalan menuju masjid tempat kajian. Ira merasa ada sesuatu yang masih kurang, saat ia menghadap ara ia baru menyadari ternyata sahabatnya tidak memakai jilbab.

"Ya Allah ra, ternyata kamu gak pake jilbab! Pantesan aja aku ngrasa aneh tau gak. Kayak ada yang kurang" cerocos ira. Yang diajak bicara hanya senyum senyum sendiri.

Ira mengajak ara mampir ke toko UMMI colections langganannya untuk membeli jilbab ara

"Selamat pagi.."sapa salah satu pelayan

Setelah berputar putar mencari barang yang dirasa cocok. Ara pun langsung mengenakannya dan membayar di kasir

15 menit telah mereka tempuh dengan berjalan kaki.

Sayup sayup terdengar  seseorang yang sedang melantunkan surah ar rahman

"SubhanAllah.. bagus banget yah suaranya ra?" Tanya ira

"Iya Ii.. adem yang dengerin.
Btw, kok gue kayak pernah denger suara itu yah. Tapi dimana ya?" Kata ara sambil mengingat sesuatu

" masa sih! Udah ah ayo buruan" ira berjalan menarik ara lebih cepat

Sesampainya di masjid, sudah banyak orang yang berdatangan. Semua tempat hampir penuh, tersisa di pojok kanan belakang. Terpaksa mereka duduk disana

***

Ting..
Gue tunggu lo di depan.
Doni

Ara tersenyum setelah membaca pesan dari doni

"Ra afwan aku harus ke kampus lagi nih.. " ucap ira dengar wajah yang ditekuk

"It's ok ii.. gue udah dijemput doni kok" ucap ara dengan gembiranya

" yaudah kalo gitu aku duluan ya ra. Jangan lupa batasanmu dengan lawan jenis ra!" Ira mengingatkan

"Siap ustadzah ira" ara memberi hormat

Ira tersenyum melihat tingkah ara. Ia pergi setelah mengucapkan salam

"Udah selesai acaranya?" Tanya doni setelah ara di depannya

"Udah. Kuy pulang udah sore" ajak ara

Doni mengangguk dan membukakan pintu untuknya. Hal itu membuatnya blushing

Setelah di dalam mobil ara langsung melepas jilbabnya dan mengikat rambutnya.

Doni yang melihat hal itu langsung menarik ikat rambut yang telah ara kenakan.

"Ck. Gerah tau" ara memanyunkan bibirnya. Hal itu membuat doni gemas dan mencubit pipinya

"Aaww" pekik ara yang kesakitan

"Abis kamu lucu sih" ucap doni tanpa dosa

Sepanjang perjalanan ara selalu tersenyum. Mengingat seharian ini ia dekat dengan doni. Ara merasa nyaman disisinya. Mungkin ara mulai mencitainya. Tapi ia masih malu untuk mengakuinya

Ia merasa kupu kupu diperutnya berterbangan ingin keluar saat mengingat kedekatannya dengan doni

□ □ ■ ■ □ □ ■ ■ □ □ ■ ■ □ □ ■ ■ □ □

Yeah part 9 selesai....

Jangan lupa lima waktu☆

Love Stories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang