bab 18

1.1K 35 0
                                    

"Assalamualikum wr wb.." umi salamah memberi salam saat memasuki ruangan Alfa

"Waalaikumsalam wr wb.. " jawabku sambil mencium tangannya

"Gimana kondisinya Alfa nak?"

"Alhamdulillah, demamnya mulai turun Mi" umi salamah mengucap syukur setelah mendengar jawabanku

"Kamu kenapa nak?" Tanya umi yang melihatku gelisah sedari tadi

"Hmmm,,,, umi aku lupa kalau mas Alfian belum makan apapun dari pagi.." umi tersenyum melihatku yang tengah gelisah

"Yo wes ngonoh, ming warung. Ben umi sing ninggoni Alfa, sisan umi nitip tumbaske wedang yo nduk" ucap umi salamah yang ku balas dengan anggukan

("Ya sudah, kamu ke kantin saja. Biar umi yang nungguin alfa, sekalian umi belikan minum ya nak")

****

Hilir mudik orang bersliweran
Di dalam kantin. Ramai.. ya begitulah yang namanya kantin, pasti selalu ramai dikunjungi oleh pembelinya. Tak hanya dari keluarga pasien saja yang berada di kantin. Banyak ditemui juga orang berjas putih yang sedang menikmati pesanannya

Saat menunggu pesanannya datang, zahra membuka aplikasi al qurannya untuk mengulang kembali hafalannya. Zahra tak ingin menyia-nyiakan barang sedetik pun waktunya.

Bagi zahra sekarang, waktu adalah hal yang sangat berharga. Karena waktu tak dapat diputar kembali.

Saat zahra mulai asyik memasuki target hafalannya, tiba-tiba seseorang menepuk bahunya dari belakang

"Astaghfirulloh hal adzim..." kaget zahra

Saat membalikan tubuhnya, zahra tercengan setelah melihat siapa yang telah menepuk bahunya.

"Mas Doni.."orang yang berada dihadapannya memberikan respon senyum manisnya yang dulu pernah membuat zahra merasa dipenuhi kupu-kupu dalam perutnya

Ya Allah... maafkan zahra yang telah melakukan zina mata dan pikiran ini..

Harusnya aku tak memikirkan mas doni lagi. Karena sekarang aku sudah punya mahrom sendiri.. zahra merenung

"Kamu kok di sini Ra?" Tanya doni heran, karena tiba-tiba bertemu di Rumah Sakit begitu saja

"Zahra lagi nunggu pesanan zahra mas" ucap zahra polos

Doni tersenyum mendengar jawaban zahra yang terlalu polos

" aku tau kamu lagi nunggu pesanan kamu. Maksud aku... kok kamu ada di Rumah sakit?
Atau kamu sakit Ra?" Seketika wajah Doni berubah tegang

Zahra menggeleng. Sedari tadi kepalanya masih saja tertunduk saat berbicara dengan doni. Hal itu membuat isi kepala doni berputar-putar. Banyak sekali yang ingin ditanyakannya. Seakan-akan mereka berebutan untuk keluar dari kepalanya terlebih dahulu.

"Mm.. itu mas.. ahh" gugup Zahra saat ditanyai Doni

"Neng, pesanannya sudah jadi" potong seorang ibu yang membawa pesanan Zahra tadi

"Oh iya bu. Terima kasih.." ucap Zahra sambil memberikan uang pembayarannya.

"Maaf mas.. Zahra pamit dulu" ucap zahra sambil meninggalkan doni

Love Stories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang