Bab 19

1.5K 42 4
                                    

Allah tidak akan memberi cobaan kepada hambanya melebihi batasnya...
Kenapa allah memberikan cobaan? Karna Allah tau bahwa kau kuat untuk menghadapinya

Tok tok tok tok...

"Masuk" suara barington mempersilahkan sang empu pengetuk pintu memasuki ruangannya

"Assalamualaikum mas.."

"Afwan. Zahra cuma mau nganterin berkas mas yang tertinggal di Rumah Sakit"

"Waalaikumsalam. Taruh di meja" zahra menurutinya

Setelah meletakan berkas itu, zahra pamit pulang ke rumah sakit lagi.

Kini hatinya telah kebal dengan sikap dingin suaminya. Tak ada yang bisa ia lakukan sekarang. Zahra sangat berharap pada kekuatan doa yang selalu dipanjatkannya setiap saat.

***

Ira POV

Bau harum bawang yang sedang ditumis tercium sampai ke ruang tamu.

Umi dan abi sedang berlibur hari ini, jadi aku pingin buat masakan spesial buat mereka

Setelah berkutat dengan dapur. Langsung ku hidangkan sarapan hari ini di meja makan. Ada cah kangkung, udang asam manis, bakwan jagung dan sayur pakis.

Oh iya jangan lupakan segelas susu yang wajib dihidangkan saat sarapan. Entah kenapa kebiasaan minum susu di pagi hari masih berlangsung sampai sekarang.

Ah jadi teringat Ara.. batinku sudah hampir sepekan Alfa diopname. Aku belum menanyakan kabarnya lagi pada Ara

"Ii, gimana kabarnya Ara?" Tanya umi setelah menyelesaikan sarapannya. Sontak hal itu membuatku tersadar dari lamunanku

"Ah iya, abi udah lama tidak bertemu Ara. Sampaikan salam kangen abi, ajak dia mampir ke rumah juga" tutur abi

"Ii juga kurang faham kondisinya Ara umi, abi.."

"Zahra belum mau bercerita tentang keadaannya sekarang"ira tampak lesu saat membahas tentang Ara.

"Tapi dari penampilannya sekarang, sepertinya Ara sudah berhijrah" tampak senyum tipis terukir diwajahnya

"Alhamdulillah... pesan abi nak. Teruslah berada disampingnya. Karena seperti yang kita semua tahu, Ara sedang membutuhkan kita. Suatu saat nanti jika Ara sudah kuat, pasti ia akan menceritakan sendiri apa yang terjadi selama ini" ujar abi menasehati putrinya

"Iya nak. Lagi pula Ara itu sudah seperti anak bagi kami.. dan dia juga sudah kamu anggap adik sendiri kan. Bantulah Ara semampumu nak" ira menggangguki ucapan uminya

Selesai sarapan abi dan umi melanjutkan pergi ke taman untuk berkebun. Melihat tanaman hiasnya

"Alhamdulillah, bebenahnya udah selesai" ujar Ira sambil mengelap peluh di dahinya

"Assalamualaikum wr wb" ujar seseorang dari pintu depan

"Waalaikumsalam wr wb" jawab Ira sambil membukakan pintu depan rumahnya

"MasyaAllah Ara!" Teriak Ira menghambur memeluk Ara karena saking senangnya Ara berkunjung ke rumahnya di pagi hari.

"Acalamualaitum tante.."ucap Alfa yang ikut memberi salam

Ira masih tenggelam dalam pelukannya tanpa di sadari Alfa tengah menarik-narik gamis yang dikenakan Ara

"Bunda.." Ara reflek melepaskan pelukannya dah mengalihkan perhatiannya pada putra kecilnya itu

Love Stories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang