Akankah aku sanggup menghadapi semua ini sendirian?~Az zahra Qurrota A'yun~
Semilir angin berhembusan menerpa jilbab panjang yang dikenakan seorang akhwat yang sedang duduk di bawah pohon angsana.
Seakan akan angin pun ingin mempermaikan nasibnya di dunia ini
Melamun! Ya sekarang ini ia sedang mengenang masa lalunya.
Beberapa bulan ini, melamun menjadi kebiasaannyaSeseorang yang tengah menyendiri.
Yah.. sekarang disinilah ia berada.
Sebuah rumah kecil sederhana namun terlihat hangat di dalamnya. Yah selama ini zahra bersembunyi di rumah hangat itu."Ukh. Ayo masuk. Mas Al udah nunggu buat sarapan" ajak seseorang yang mengenakan pakaian sama dengannya. Tertutup rapaat
"Aku belum lapar mbak, nanti aku akan makan jika merasa lapar" sahutnya tanpa melihat lawan bicaranya
Mendengar jawaban itu. Arini pun meninggalkannya sendirian. Membiarkannya bersahabat lagi dengan kesunyian...
Entah berapa lama zahra duduk di situ.
Yang pasti sekarang matahari telah menampakkan sinarnya walaupun masih malu maluDerap langkah seseorang yang keluar dari rumah membuat perhatiannya teralihkan.
IRI. Itulah tang selama ini ia rasakan
"Hati hati di jalan mas" ucap arini yang dibalas anggukan oleh alfian.
Setelah mendapatkan kecupan singkat di keningnya alfian langsung memasuki mobilnya dan menjalankannya menuju kantor"Hhh.. mungkin mas Al tidak melihat ku jadi ia tak berpamitan denganku sekarang"hiburnya sendiri dengan lirih
Setiap pagi. Ia melihat pemandangan yang mesra itu.
Zahra ingin merasakannya juga. Merasakan kehangatan seorang suami terhadap istrinya.Tapi apalah daya. Ia hanya istri kedua dari seorang Alfian.
Ya sekarang zahra telah menikah dengan Alfian yang telah beristrikan Arini..Dalam hati kecilnya ia tak rela jika di poligami..
Tapi apalah daya. Semua itu untuk menutupi kehamilannya yang mulai membesar
Untuk menutupi masa lalunya yang kelamSetelah merasa tersengat oleh hangatnya mentari yang mulai memanas. Ara memutuskan untuk memasuki rumah.
Didalam rumah terasa sepi, Hanya ada dirinya,arini dan Muhammad Alfarhosy Qushayyi, putra pertama mereka. arini telah bersiap untuk menuju butik Qu, tempatnya bekerja.
"Astaghfirulloh.. ra, bekal makan siangnya mas Al tertinggal. Bisakah anti mengantarnya" Pinta arini dengan puppy eyes nya
"Tapi mbak.."
"Ana ada rapat penting hari ini" belum sempat ara menyelesaikan kalimatnya arini telah memotongnya
Terpaksa ara menyanggupinya.
Toh, bagaimanapun alfian itu juga suaminya bukan?Setelah bersiap siap ara menghampiri meja makan dan mengambil kotak bekal makan suaminya.
Baru beberapa langkah ara berjalan, zahra mendengar kegaduhan dalam kamar arini.
Zahra pun naik ke lantai atas untuk mengechek keadaan arina.
"Alfa kenapa mbak, kok nangisnya kenceng gitu?" Zahra keheranan yang melihat alfa menangis sangat keras
"Gak tau nih ra, tumben banget dia nangis kek gini. Mana mbak udah ditelfonin terus sama klien mbak" curhat arini
"Sini biar zahra yang gendong. Mbak arini berangkat aja" sarannya sambil mengambil alfa dari gendongan uminya
"Tapi kamu kan harus nganter bekalnya mas Al?" Arini ingat tugas yang harus zahra lakukan
"Nanti alfa ana bawa ke kantor sekalian mbak. Lagian alfa juga udah diem, kasian di rumah gak ada orang" arini setuju dengan penjelasan zahra, arini pun langsung berpamitan karena jam sudah menunjukan pukul 7.30
Sepeninggalnya arini. Zahra menyiapkan tas untuk keperluan Alfa jika ia mengompol.
Tak lupa zahra mengambil bekal yang akan ia antarkan pada suami tercintanyaDi lubuk hatinya yang paling dalam, ia merasa senang karena akan bertemu dengan Alfian.
Dengan jalan yang sedikit tergesa gesa. Akhirnya ia sampai juga di kantor.
Tanpa basa basi zahra langsung naik ke lantai dimana suaminya berada
Tok tok tok...
"Masuk" terdengar sahutan dari dalam ruangan yang ia yakini itu suara alfian
"Assala'mualaikum wr wb.." salam zahra
"Wa'alaikumsalam wr wb" jawab Alfian yang masih burkutat dengan laptopnya
Tiba-tiba alfa menangis dan hal itu membuat alfian menoleh kearahnya.
"Loh kok alfa ikut kesini sih? Emang uminya kemana?" Tanya alfian cemas
"Sebegitu tak berharganya diriku mas, sampai kau tak bertanya tentang kedatanganku. Hanya mbak arini saja yang selalu kau ingat!
Tak ada sedikit ruangkah di hatimu untuk menyimpan namaku..
Ck, memang sudah jadi takdirku menjadi istri kedua" zahra membatin sambil sesekali menyeka air matanya yang telah lolos agar tak terlihat oleh alfian"Mbak arini ada rapat mas. Jadi alfa saya ajak sekalian kesini. Oh iya zahra cuma mau ngantar bekal ini" ucapnya sambil meletakan bekal alfian di meja
Alfian tak menggubris omongannya. Ia tengah sibuk bermain dengan alfa.
Zahra menghembuskan nafasnya kasar.
"Mas, zahra minta izin mau main ke pesantren ummi boleh?"
"Ya" itulah jawaban yang keluar dari mulutnya. Tapi itu saja sudah membuat zahra tersenyum.
"Ayo alfa, temenin bunda ke rumah nenek" ucap zahra
***
"Aaahhh.. cucu nenek.." teriak ummi salamah ibunda arini sambil mengambil alfa dari gendongan zahra
"Assalamu'alaikum ummi..." salam zahra sambil mencium tangannya
"Wa'alaikumsalam wr wb.. gimana kabar kalian semua?"tanya salamah
"Alhamdulillah baik ummi. Ummi sama abi gimana keadaannya?"
"Alhamdulillah seperti yang kamu lihat nak"
" tadi mbak arini pergi ke butiknya dan mas alfian juga di kantor jadi alfa saya ajak main kesini" ucap zahra
"Oh iya. Gimana hubungan kamu sama alfian nak?" Tanya salamah antusias
Masih sama seperti pertama kali kita bertemu mi...
Dingin, acuh. Bahkan ia menganggapku angin lalu baginya....°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°○°•°
Akhirnya panjang juga nih chapter...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Stories
SpiritualAz Zahra Qurrota 'ayun, lahir di keluarga yang serba berkecukupan dan kehidupan yang penuh dengan cinta. Namun Semua itu berubah sejak ia menginjak dewasa, perjodohan, poligami dan keretakan rumah tangganya... akankah ia sanggup melewati semuanya?