bab 17

1K 30 2
                                    

Wanita cantik yang terlihat sangat lemah dengan wajahnya yang pucat pasi itu menggeleng dengan perlahan

Nafasnya mulai tersenggal-senggal. Namun Arini tetap berusaha menyampaikan suatu hal pada Alfian

"Zahra,panggilkan dokter cepat" perintah Alfian pada Zahra saat melihat keadaan Arini yang mulai memburuk

"Zahra tunggu" cegah Arini "mendekatlah Zahra" lanjutnya

"Iya mba" Dengan langkah ragu, Zahra mendekati Alfian dan Arini yang tengah memperhatikannya

Arini meraih tangan Zahra dan menyatukannya dengan tangan Alfian

Zahra mengalihkan pandangannya untuk melihat Alfian. Seper sekian detik mata mereka terkunci. Seperti ada aliran listrik yang menyengat Zahra. Walau hanya sekejap, tapi telah sukses membuat jantung Zahra bekerja lebih keras lagi

Kurasakan nafasnya yang tidak beraturan keluar mengenai punggung tangan kami.

"Zahra... adikku, satu hal yang kuminta darimu" kulihat mbak arini berusaha menormalkan nafasnya.

"Tolong jaga Alfa seperti putramu sendiri.. dan gantikanlah posisiku di hati mas Alfian"

"Maksudnya mbak Arini?" Kagetku setelah mendengarkan pernyataannya

"Waktuku sudah tidak lama lagi Ra.. " pandangannya teralihkan pada mas Alfian
" aku juga punya permintaan terakhir untukmu mas, aku harap kamu dapat memenuhinya" harap arini

"Kamu mau kan mas, memenuhinya" tanya arini lagi karena belum mendapatkan jawaban dari alfian

Senyum pucat menghiasi wajah arini setelah melihat Alfian mengangguk menyetujui permintaannya

" pintaku... sayangilah zahra seperti kamu menyayangiku mas. Dan cintailah zahra karena Allah..." Arini mulai kesusahan dalam menyampaikan hal ini pada alfian.

"Aaakuu.. Riidhoo mas.."

Terlihat garis hijau lurus di dalam mesin yang arini pakai. Segera kuraba nadi ditangannya.

Innanillahi wainailaihi roji'un..

Alfian mnghamburkan dirinya dalam pelukan arini

Tak terasa, satu bulir kristal bening ini kembali meluncur tanpa terkendali LAGI...

****

"

Assalamu'alaikum wr wb.."

"Wa'alaikumsalam wr wb.." terlihat semua orang menjawab salam dari akhwat yang baru memasuki rumah

Seorang akhwat dengan gamis syar'i nya, dan jangan lupakan jilbabnya yang menjuntai hampir mengenai lantai. Ia berjalan mendekati Zahra, dan langsung memeluknya sambil mengusap pelan punggung Zahra

Dirasakannya sebuah energi yang ia salurkan pada Zahra, lewat sentuhan tangannya itu. Ira, ia ada disamping Zahra sekarang.

Sebenarnya aku ingin menangis dalam pelukannya. Tapi kuurungkan karena melihat rumah yang ramai

"Yang sabar Ra"

" insyaAllah Ii"

"Dimana suami dan anakmu?"

" Alfa sama umi Ii, kalo mas Alfian masih dikamarnya"
Yah zahra memang sempatkan untuk menelfon Ira dan membagikan kabar duka ini padanya

"Kamu kesini sendiri Ii?" Zahra menengok kanan kiri mencari keberadaan gus Rafli "gak sama gus Rafli?"

"Afwan Ra, kak Rafli ada kepentingan, jadi hanya bisa mengantarku saja" ujarnya

"Oh iya, kak Rafli juga titip salam buat kak Alfian"

Love Stories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang