My Beloved Prince - 27

837 41 2
                                    

"Lo gak pa-pa kan ?"tanya pria dengan luka di bibirnya itu. Itu semua hasil dari pertengkarannya dengan ketiga preman tadi.

"Kok gua, sih? Justru sekarang itu lo yang apa-apa. Kenapa juga harus bahayain hidup lo untuk gua? Kalau lo sampai--ah, udahlah"Alyn memarahi Sam layaknya seorang Ibu memarahi anaknya. Alyn juga bergerak mengobati Sam dengan alat seadanya.

"Karena gua sayang sama lo"batin Sam.

"Lyn"panggilnya

"Hmm?"

"Alan gak nganter lo pulang? Kalian pasti udah jalan-jalan, kan?"Alyn menarik nafas dan kemudian membuangnya kasar.

"Enggak"jawabnya singkat.

"Ada masalah?"benar saja, kenapa Sam yang selalu peduli padanya? Kenapa Sam yang selalu ada di sampingnya? Kenapa? Kenapa bukan Alan?

"Enggak kok"Alyn fokus pada luka di bibir Sam itu.

"Tatap mata gua dan bilang apa yang lo bilang barusan"Sam menaikkan dagu Alyn--berharap ia bisa mengatakan semuanya.

Air mata perlahan mulai turun dari lubuk mata indahnya itu. Wajah Sam semakin khawatir. Ada apa ini?

"Lo kenapa nangis?"Sam mengusap lembut pipi Alyn. Mutiara itu tidak boleh jatuh.

"Alan"

"Kenapa Alan?"

"Dia gak dateng. Gua udah nunggu dia dua jam di mall tapi dia tetep gak dateng. Gua udah bela-belain ke sini bahkan main kucing-kucingan sama pria di rumah gua itu"lagi lagi mutiara dari matanya menetes.

"Kok bisa? Udah ditelepon?"Alyn mengangguk.

"Yaudah, sekarang lo jangan nangis lagi. Mungkin dia lagi sibuk jadi gak sempet ngabarin lo"Sam berusaha menghibur gadis mungil itu. Ya, semoga apa yang ia katakan benar-benar terjadi, tapi bagaimana jika tidak?

"Udah dong! Jangan nangis lagi entar lo gak cantik lagi loh, mau? Udah ah jelek tau!"Sam berusaha membuat sedikit senyuman di bibir Alyn.

"Ah! lo mah jahat. Temen lagi nangis malah diejek gitu"Alyn memukul pelan bahu Sam . Itu sama sekali tidak terasa sakit. Namun demi senyuman itu, Sam berpura-pura merintih.

"Aw!"ujarnya, sontak Alyn menghentikan aksinya.

"Beneran sakit?"

"Enggak"

"Ih nyebelin dah lo!"Alyn kembali memukul Sam namun kali ini lebih keras.

"Pukul aja terus, yang penting lo udah tersenyum"

***

"Loh! Kok lo bawa gua kesini?"Alyn heran. Pasalnya tadi Sam mengatakan ingin membawanya pulang, tapi ini? Kenapa ia malah ada di sebuah restoran?

"Lo pasti laper, kan? Lo belum makan malam, Lyn"Sam memegang tangan Alyn dan membawanya menuju ke dalam restoran dan duduk di salah satu meja.

"Tapi ini udah jam sembilan malam. Kalau gua makan di jam sekarang entar gua gen--"ucapan Alyn terpotong karena pria itu.

"Malah gendut? Justru bagus dong! Jadi badan lo gak terlalu kecil kayak sekarang"Sam memanggil salah satu pelayan terdekat.

"Iya mbak, mas mau pesan apa ?"tanya pelayan pria itu.

"Hmm...nasi goreng seafood satu, cumi goreng tepung satu, ikan bakar satu, roti bakar satu, sama jus melon tiga"jawab Sam . Mata Alyn seakan ingin keluar ketika mendengar pesanan-pesanan yang dilontarkan oleh Sam.

"Baiklah mas, mbak makanan akan segera diantar"pelayan itu berjalan pergi.

"Lo pesen itu semua?"Alyn masih tidak percaya. Apa pria itu sudah gila?

"Yup! Dan itu semua untuk lo"Sam menunjukkan senyum tidak berdosa miliknya.

"Hah? Terus lo gimana?"Alyn ternganga heran.

"Gua udah kenyang . Tadi udah makan"jawab Sam dengan santainya.

Alyn hanya bisa mendengus pasrah. Ia hanya berharap semoga nanti berat badannya tidak bertambah sepuluh kilogram.

"Gak usah kaget gitu entar gua yang bayar kok"Sam masih dengan santainya mengatakan hal itu.

"Lebih baik lo diam"senyuman Sam seakan semakin mengembang ketika mendengar ucapan Alyn yang terlihat sangat-sangat kesal padanya.

Cukup lama setelah itu keheningan menyebar diantara keduanya hingga seorang pelayan yang sama dengan nampan di tangannya datang mendekati mereka.

"Selamat menikmati mbak, mas"pelayan itu mulai meletakkan satu persatu piring di nampannya dan pergi.

"Selamat menikmati, nona"Sam dengan jahilnya menggoda Alyn yang tengah memanyunkan bibirnya itu.

"Entar kalau berat gua nambah sepuluh kilo, lo yang bakalan tanggung jawab"Alyn mulai mengambil sendok dan garpu serta mulai memakan makanan dihadapannya itu. Jujur, perutnya kini sangat lapar.

"Terserah"Sam dengan telatennya menatap gadis yang perlahan-lahan mulai melahap makanan itu sampai habis.

Tiga puluh menit kemudian...

"Udah habis ? Nih masih ada satu piring roti bakar lagi"Sam menyerahkan sepiring roti yang masih belum tersentuh itu.

"Hah? Gua udah kenyang, Sam. Lo yang makan aja, yah. Belum cukup apa lo paksa gua makan ini itu dari tadi"

"Gak bisa, gak boleh buang-buang makanan. Tanggung ini tinggal sedikit lagi"

"Tanggung apaan coba? Perut gua udah mau pecah nih"

"Alyn makan dong. Mau gua suapin nih"Sam menyodorkan sesendok roti bakar l. Namun dengan sigap, Alyn menutup mulutnya dengan sangat rapat.

"Lyn"mohonnya.

"Gua udah kenyang"

"Yaudahlah, gua marah nih"Sam memanyunkan bibirnya layaknya anak kecil. Sungguh menggemaskan.

"Eh jangan donk, yaudah deh gua makan"Alyn dengan terpaksa memakan roti itu sampai habis.

"Gitu dong! Yuk kita ke kasir terus pulang"Sam bangkit dari duduknya.


Bersambung ...

Bagi kalian yang mau part Alyn sama Alan sabar ya

No silent readers

My Beloved Prince || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang