My Beloved Prince - 25

1K 42 2
                                    

"Kau sudah pulang, jalang?"suara barito itu terdengar di telinga Alyn hingga membuatnya menghentikan langkahnya dan memutar bola matanya dengan malas--menoleh ke arah sumber suara itu.

"Apa kau bilang?"Alyn mendekatinya namun bukan untuk menghampiri lelaki itu melainkan mengambil segelas air minum untuk menghilangkan dahaganya.

"Apa kau sudah tuli sekarang, jalang?"ujarnya dengan penuh penekanan sembari memakan apel dengan giginya hingga menimbulkan suara.

"Kau bilang aku jalang?"Alyn mengangkat sebelah alisnya. Apa maksud pria ini?

"Menurutmu? Perempuan yang berciuman dengan laki-laki di depan umum, apa itu bukan jalang namanya?"Alyn perlahan mulai mengerti. Pria ini belum tahu jika ia dan lelaki yang tadi berciuman dengannya itu sudah berpacaran. Alyn membuatnya mengangguk paham.

"Apa sekarang kau mulai membenarkan perkataanku? Karna kulihat kau tadi mengangguk"Sean bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Alyn.

"Apa bagian bawahmu itu sudah tidak suci lagi?"ucapan itu sontak saja membuat Alyn marah dan menampar dengan keras rahang pria itu.

"Kau diberi mulut tidak untuk mengatakan hal seperti itu"

Pria itu menepuk tangannya dengan keras sembari menyunggingkan senyuman.

"Wah! Seorang jalang menceramahiku? Apa ini mungkin?"

"Hentikan bullshitmu itu, aku capek. Bisakah aku ke kamarku dan beristirahat Tn. Sean?"

"Ow! Kau capek. Apa tadi kau habis melakukan sesuatu dengannya?"

Alyn menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. Tidak ada gunanya berdebat dengan orang sinting semacam Sean. Sebelum ia berada di ambang emosi untuk kedua kalinya dan menampar laki-laki itu lagi, ia harus pergi. Namun saat Alyn baru saja melangkah setapak, cegatan lelaki itu membuatnya memutar bola mata malas. Apa lagi yang lelaki itu inginkan, huh?

"Setelah selesai melakukan aktivitasmu, turunlah dan makan bersamaku"titah Sean.

"Aku sudah kenyang"

Sungguh, bahkan sekarang rasa lapar mulai hilang dari dirinya karena pria itu.

"ALYN!"teriak pria itu seakan menggema ke seluruh penjuru rumah megah.

"Ya?"jawab Alyn tanpa rasa bersalah.

"Do as i say"

"And i dont want!"Alyn melanjutkan langkahnya tanpa mengindahkan perkataan Sean. Lantas, ia masuk ke dalam kamarnya dan berbaring di atas kasur sambil menatap langit-langit.

"Membosankan!"ujarnya.

Drt...Drt...

Ponsel di sakunya bergetar hingga membuat pemilknya dengan sigap mengambil dan membuka serta melihat siapa yang mengirimkan pesan itu.

"Sam?"ujarnya. Ia pun membuka obrolan itu.

From Sam :
Lyn, malam ini ada acara gak? Jalan yuk! Gak bermaksud nikung Alan ya, cuma mau bersilahturahmi aja wkwk.

Alyn berfikir sejenak. Ia baru mengingat bahwa malam ini ia mengajak Alan untuk jalan-jalan dengannya.

To Sam :
Maaf banget ya, tapi gua sama Alan hari ini mau jalan. Mungkin lain waktu aja.

Sam POV

Cukup lama ia menunggu pesannya terbalaskan oleh Alyn. Mungkin ia sedang berfikir. Namun beberapa saat kemudian, ponselnya bergetar. Dengan segera, Sam membuka obrolan itu berharap Alyn mau menerima ajakannya.

Tapi apa yang ia dapatkan? Penolakan.

Ada rasa kecewa di hatinya tapi sudahlah ia tidak berhak sama sekali untuk memaksa Alyn. Sedangkan Alan? Ia adalah pacarnya. Jadi tentu ia lebih berhak.

To Alyn :
Yaudah deh gak pa pa, semoga acara lo sama Alan hari ini indah ya.

Close

Pria itu membaringkan badannya di kasur--meregangkan seluruh otot nya yang pegal dan mulai memejamkan matanya.

***

Seorang wanita dengan senyum di bibirnya tengah bersiap-siap dengan teramat.Rasa ragu yang tadi pagi ia rasakan seakan hilang begitu saja. Wajah yang natural, pakaian yang simple serta rambut yang dibiarkan tergerai menambah kesan cantiknya.


Tok tok tok

Terdengar seseorang mengetuk pintu kamarnya hingga membuatnya berhenti dan segera membuka pintu itu.

CEKLEK!

"Ada apa ?"tanya Alyn. Siapa lagi jika bukan Sean yang ada di hadapannya.

"Wah! Sempurna!"Sean melihat Alyn dari kaki hingga ke kepalanya secara perlahan.

"Kau mau kemana malam-malam begini? Apa mau pergi dengan pria yang lain untuk memuaskan hasratmu?"Sean menyandarkan bahunya di pinggir pintu dan menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Diam kau! Ini bukan urusanmu"Alyn tadinya ingin menutup pintu dan melanjutkan riasannya namun ternyata pria itu dengan sigap menghadangnya.

"Aku tidak akan membiarkan kau pergi begitu saja"

"Ow! Buktikan itu nanti"Alyn menutup pintu dengan keras hingga terdengar suara.

Bersambung ...

Untuk next :
Akan ada sesuatu yang mengejutkan

Menurut author, gak tau sih menurut kalian mengejutkan atau enggak

No silent readers

My Beloved Prince || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang