My Beloved Prince - 15

1.2K 88 10
                                    

"Lyn,"panggil Alan dengan lembut. Ia kemudian melepaskan helmnya dengan pelan agar gadis yang sedang tertidur menyandar di punggungnya ini tidak terganggu.

Alan menjadi serba salah sekarang. Jika ia tidak membangunkan Alyn secepatnya maka tentu akan menjadi kabar gosip terbaru bagi anak-anak rumpi di sekolahan. Tapi, jika ia membangunkannya, Alan menjadi tidak tegaan sendiri. Bagaimana ini?

Seketika, Alan menghembuskan nafasnya. Ia harus dengan terpaksa membangunkan Alyn bagaimanapun caranya.

"Alyn,"panggilnya lagi. Kali ini, kepalanya lebih menoleh ke arah belakang.

Dan saat sedang pusing-pusingnya berpikir bagaimana cara untuk membangunkan Alyn, Alan tanpa sengaja melirik ke arah perutnya yang terasa terikat sejak tadi.

Ck, Alyn memeluknya!

Secara perlahan, Alan memegang kedua tangan Alyn dengan ragu. Ia berusaha melepaskan kedua tangan Alyn yang saling terkait, tapi apa yang ia dapat malah terjadi sebaliknya. Tangan Alyn justru semakin erat memeluknya. Sial!

"Lyn, bangun. Kita udah sampai di sekolah sekarang"ujar Alan dengan lembut. Sesekali ia menepuk punggung tangan Alyn berharap agar ia bisa terbangun secepatnya.

"Lan, lo--"tiba-tiba suara lantang dari laki-laki lain datang membuat Alan seketika membelalakkan matanya kaget.

Itu Aldi rupanya.

"Suara lo bisa dikecilin dikit gak sih?"tanya Alan berbisik. Sorot matanya yang tajam seolah memperingatkan Aldi untuk tidak mengganggu gadisnya yang sedang tertidur itu.

"Emang kenapa?"Alan menunjuk ke arah belakangnya dan Aldi langsung mengikuti sesuai arahan.

"Njirr...lo apain anak orang? Gua gak nyangka lo bis--"ucapan Aldi seketika terpotong oleh omongan Alan.

"Udah deh gak usah mikir yang macem-macem. Sekarang, mending lo bantu gua bangunin nih cewek. Gua mah gak tegaan orangnya"ujar Alan yang langsung disanggupi Aldi.

"Masalah gampang itu mah,"ujar Aldi. Langkah kakinya kemudian berjalan mendekati Alyn yang tertidur di belakang Alan. Seketika, Alan mendenguskan nafasnya lega. Setidaknya, masalahnya yang satu ini bisa terselesaikan.

"Woi!! Bangun!"teriak Aldi yang cenderung lebih membentak. Teriakannya sontak membuat Alan yang tadinya bisa merasa tenang seketika menoleh kaget.

"Kenapa liatin gua?"tanya Aldi tak berdosa. Sedetik kemudian, Alan menepuk pelan dahinya meratapi betapa tidak pekanya sahabatnya ini.

"Hmmpp"erang Alyn. Sepertinya ia akan segera bangun melihat kelopak matanya yang akan dan mulai terbuka secara perlahan. Kedua tangannya yang tadi memeluk Alan dengan erat kini terasa sedikit longgar dan perlahan lepas.

"Gua ketiduran ya?"tanya Alyn sambil mengucek matanya. Wajahnya yang terlihat sangat polos dan damai benar-benar membuat hati merasa tenang.

"Yaiyalah, makanya cepetan turun. Kasihan tuh Alan dari tadi gak tega buat bangunin lo"ujar Aldi.

WTF!!!

"Eh, iya-iya"ujar Alyn masih dalam keadaan yang belum sadar dengan sempurna. Dengan pelan, ia menuruni motor Alan. Matanya masih terlihat berat untuj terbuka. Ya ampun, kasihan sekali!

"BTW, makasih. Oh ya, gua boleh minta tolong sesuatu lagi gak? Pinjamin gua kamus donk, kalau kalian ada bawa"ujar Alyn.

"Lo kok jadi cewek nyus--"ucapan Aldi lagi-lagi terpotong oleh Alan.

"Bawa kok,"ujar Alan dengan cepat. Sedetik kemudian, ia membongkar isi tasnya dan mengambil sebuah kamus dari arah dalam.

"Nih,"sambung Alan sambil memberikannya.

"Sekali lagi makasih"ujar Alyn sambil menerimanya dan berangsur pergi.

"Mulut lo beneran kayak cewek ya, gak bisa banget lembut dikit"omel Alan dengan kesal.

"Lembut? Sama cewek nyeselin kayak gitu? Mustahil, Lan"ujar Aldi ketika memorinya kembali teringat akan kejadian dimana ia menghukum Alyn dan itupun tidak dikerjakan.

"Terserah lo deh. Nih ya, gua gak tahu dan gak mau tahu tentang masalah lo sama Alyn tapi yang jelas, lo gak boleh kayak gitu. Titik gak pakai koma"ujar Alan sambil kemudian memarkirkan motornya dan memutuskan berjalan ke arah kelas bersama dengan Aldi.

***

"Erhmm...erhmmm, eh guys, kalian cium sesuatu gak sih? Kayak ada yang mulai move on dan fall in love sama cewek lain gitu"goda Joe, tempat duduknya tepat berada di depan Alan.

"Tapi, kok gua gak nyium apa-apa ya? "Aldo yang sedari tadi sedang membaca novel itu terlihat heran ralat heran yang dibuat-buat. Jidatnya pun dihadiahi jitakan oleh Joe.

"Kok lo bego bet ya?"Joe terlihat kesal.

"Makasih"tanpa ada rasa marah, Aldo menjawabnya dan itu pun dengan santai membuat Joe semakin geram dan kesal.

"Kurang sehat kayaknya. Oh ya Lan, lo beneran naksir ya sama cewek yang namanya Alyn itu?"tanya Joe mengalihkan pembicaraan.

"Ya, enggaklah"

"Tapi kok gua lihat lo kayak akrab gitu sama dia. Sampai-sampai cewek itu tidur di motor lo"ujar Aldi ikut mencampuri.

"Kalau itu mah gua cuma terpaksa, supaya dia mau maafin gua. Jadi, ceritanya itu gua ngelakuin sebuah kesalahan. Tapi, sebenarnya juga itu bukan gua yang salah sih tapi dianya aja yang lebay. Dan, gua mah apa atuh. Gua kan cowok dan cowok udah ditakdirkan untuk selalu salah. Bener kan?"

PLAK!!! PLAK!!! PLAK!!!

Terdengar dari sisi pintu kelas tersebut, seseorang tengah menepuk tangan dengan keras dan berjalan menuju ke arah mereka.

"Gua baru tahu kalau di sekolah ini ada cowok sebrengsek lo"gadis mungil itu terlihat menyunggingkan senyumnya. Sebelumnya, ia pikir lelaki ini berhak untuk dimaafkan karena melihat betapa seriusnya dia dalam melakukan segala upaya untuk menyembuhkan luka di hatinya. Tapi tidak, ia ternyata sudah salah besar. Karena, pada kenyataannya, lelaki itu belum menyadati kesalahannya. Hati Alyn kini sungguh perih rasanya. Entah karena perasaan apa, tapi Alyn sungguh tidak bisa menyembunyikan rasa marahnya.

"Alyn?"

Bersambung ...

Hayo , siapa yang penasaran?
Kira kira ada yang komen gak ya ?

No silent readers 😊

My Beloved Prince || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang