My Beloved Prince - 35

981 38 3
                                    

9 months later...

Seorang pria dengan nampan di tangannya sedang berjalan dengan penuh senyuman. Bagaimana tidak? Bulan ini adalah bulan yang telah dinanti-nanti olehnya yang dimana umur kehamilan istri nya sudah menginjak bulan ke sembilan. Alan membawa makanan dan minuman untuk istri yang dengan setia menunggu dirinya di kamar.

CEKLEK!

Memang agak susah untuk membuka pintu itu tapi ia tetap berusaha dan akhirnya terbuka menampilkan pemandangan saat istrinya tersenyum dengan bulatan besar di daerah perutnya.

"Makanan datang!"Alan meletakkan nampan itu di atas nakas meja, mengambil sepiring makanan yang telah ia bawa dan mempersiapkan makanan itu untuk masuk ke dalam mulut istrinya.

"Aaaa!"mulut Alan melonjong besar, seakan dirinya yang akan memakan makanan itu.

Namun entah kenapa, tiba-tiba saja Alyn membuang sendok itu dan mengerang kesakitan pada perutnya. Matanya terpejam karena menahan rasa sakit yang teramat itu.

"Kamu kenapa? Mau lahiran?"Alan dengan segera mengambil ponsel yang ada di atas nakas dan mengetikkan beberapa angka disana serta melekatkannya di telinga.

Halo dengan Rumah Sakit Kota, ada yang bisa dibantu?

Tolong kirimkan ambulan ke alamat Jln.Mawar nomor 5 RT 04 RW 05 sekarang juga

Dengan siapa? Dan untuk apa Bapak memerlukan ambulan?

Dengan nama Alan, untuk proses kelahiran

Baiklah, dengan sesegera mungkin

"Sabar, ya. Bentar lagi ambulan dateng kok"Alan berusaha menenangkan Alyn yang terlihat sangat kesakitan.

"ALAN!"teriaknya sambil menggenggam tangan Alan dengan sangat erat. Dan kemudian jatuh pingsan.

***

Alan dengan paniknya mondar-mandir kesana kemari--khawatir akan kondisi Alyn. Sembari menggigit jarinya karena takut terjadi sesuatu pada dia yang sedang dirawat di ruang ICU.


"Aduh Tuhan! semoga Alyn gak kenapa-napa"doanya, semoga saja itu benar terjadi.

Cukup lama ia menunggu sampai terdengar tangisan seorang bayi dari dalam ruang ICU.

Alan mendengus nafasnya lega namun rasa itu belum sepenuhnya terjadi. Ia masih panik akan kondisi istrinya. Apa dia baik baik saja?

Hingga seorang dokter keluar dari ruangan itu dengan wajah yang mengkhawatirkan.

"Bagaimana keadaan istri dan anak saya, dok?"Alan dengan cepat mencegah dokter itu untuk pergi dan menanyakan semua pertanyaan yang ada di benaknya.

"Tenang, istri dan anak anda keduanya selamat. Anak anda kembar namun tidak identik"Betapa senangnya hati Alan saat mendengar ucapan itu.

"Apa sekarang saya bisa melihat keadaan istri saya dok?"

"Boleh saja tapi untuk sementara waktu pasien tidak akan sadarkan diri karena pengaruh obat bius dari operasi tadi"Dokter itu pergi meninggalkan Alan yang dengan sesegera mungkin memasuki ruang ICU untuk menemui orang yang telah menjadikannya seorang ayah itu. Duduk di kursi yang tersedia. Dan memegang erat tangan itu.


"Thanks for all"Kemudian Alan berjalan ke arah ranjang kecil yang tersedia di samping ranjang Alyn.  Dimana disana telah terbaring dua bayi cantik dan tampan sedang tertidur dengan sangat nyenyak.

"My Baby"Alan tersenyum. 

***

California, 21.35

"Dad, you see he's disturb me. Tolong marahi dia"ujar anak perempuan cantik itu dengan seorang anak laki laki yang ada di belakangnya. 

"Melano, please don't disturb your sister"suara barito lelaki itu seakan sangat menakutkan sehingga membuat Melano, putranya menutupi wajah dengan kedua tangan. 

"Are you hear?"perempuan itu berkacak pinggang. 

"Eits, siapa yang tadi habis memarahi anak tersayangku?"Alyn tibactiba saja datang, membuat Melano berlarian ke arahnya dan memeluk kakinya dengan sangat erat.

"Mom, Daddy scolded me"adu Melano. 

"What?"Alyn melemparkan pandangan tajamnya kepada Alan. 

"Melano, please occasionally speak in Indonesian do not always speak english"titah Alyn, mengingat tanah kelahirannya adalah Indonesia. Sebenarnya baik Melano maupun Elina bisa berbahasa indo maupun inggris akan tetapi karena ayahnya,  Alan selalu menggunakan bahasa inggris maka mereka juga ikut mengikuti.

"Baik, bunda"jawab Melano dengan tersenyum. 

"And you? Why you always angry with him? What's wrong?"Alyn mengalihkan pandangannya ke arah suaminya, Alan.

"Dia menggangguku, Bunda"adu Elina sembari memeluk kaki Alan. 

"Apa itu benar, Melano?"Alyn menunduk hingga tinggi nya dengan Melano hampir sama.

Melano mengangguk sembari mengangguk kecil.

"Dia sudah mengakui kesalahannya,  lalu kenapa harus dipermasalahkan lagi?"

"Sudahlah, aku mau memasak dan kau kerjakan tugas kantormu"Alyn kembali berdiri dan pergi begitu juga dengan Alan.

"BLEK!"Melano menjulurkan lidahnya ke arah Elina dan kemudian pergi.

T A M A T

My Beloved Prince || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang