My Beloved Prince - 26

891 43 1
                                    

Dengan sesegera mungkin, Alyn masuk ke dalam mobilnya setelah tadi ia habis bermain-main dengan ayah yang tidak ia anggap itu. Alyn mulai menjalankan mobil dan fokus pada jalanan ke tempat tujuannya. Sampai akhirnya, sebuah gedung tinggi yang orang-orang sebut dengan mall kini sudah muncul di lubuk mata Alyn, membuatnya memarkirkan mobil dan turun.

"Udah jam segini? Shit! Gara-gara laki-laki itu gua telat lima menit"Alyn dengan terburu-buru berjalan masuk ke dalam. Ia kemudian melangkah ke sebuah restoran dimana tempat mereka akan bertemu nanti. Tatapannya menyapu seluruh sudut. Namun, tampaknya orang yang ia cari tidak ada di sana.


"Apa Alan belum datang?"ujarnya heran. Ia pun duduk di salah satu meja hingga seorang pelayan datang menawarkan pesanan.


"Satu milkshake coklat"jawab Alyn. Ia sebenarnya sudah sangat lapar tapi tidak, ia akan menunggu Alan terlebih dahulu baru memesan makanan bersama.

"Itu saja, nona?"tanya pelayan itu dan dibalas anggukan oleh Alyn. Pelayan itu pun pergi setelah selesai mencatat pesanannya.

"Aduh! lama banget, ya. Udah jam segini kok Alan belum dateng sih?"Alyn mulai ragu namun seketika ia berfikir untuk menelepon Alan untuk memastikan apakah ia akan datang atau tidak. Ia lantas mengambil ponselnya dan mencari kontak Alan, menekannya lalu melekatkan pada telinga.


"Kok dimatiin?"Rasa gelisah mulai memenuhi hati Alyn. Semoga itu hanya perasaannya saja.

30 menit....

1 jam....

2 jam....

Dua jam sudah ia lalui dengan dua gelas milkshake yang menemani. Sungguh membosankan!

"Maaf, nona"

Seorang pelayan mendadak datang. Ini sudah kesekian kalinya pelayan itu menghampiri Alyn untuk mengingatkan bahwa restoran ini akan tutup.

"Bisakah sebentar lagi?"Alyn dengan memohon mengatakan hal itu. Masih ada harapan di matanya.

"Baiklah, tapi hanya tiga puluh menit"ujar pelayan itu kemudian langkah membawanya pergi.

"Tiga puluh menit? Sebelum gua diusir dari sini gara-gara pria itu, mending gua pergi"Alyn dengan emosinya, menghentak-hentakkan kedua kaki jenjangnya. Apa semua ini? Sudah dua jam ia lalui, tapi tetap saja laki-laki itu tidak datang. Setidaknya beritahu jika ia tidak ingin datang. Tentu Alyn tidak akan memaksa.


Alyn menghembuskan nafasnya kasar sembari berjalan keluar dari mall dan menghampiri mobilnya yang sedang terparkir.

Shit! Apa ini? Lagi-lagi kesialan menimpa dirinya.

"Kenapa harus bocor sih nih mobil?"Alyn memukul mobil itu dengan kepalan tangannya.

"Malah udah gelap lagi"Alyn melirik ke arah jam tangannya. Sudah jam sembilan malam?

Dengan berat hati, ia memilih berjalan kaki. Sudah kurang lebih lima belas menit ia berjalan. Namun rasa-rasanya ia sudah berjalan tiga hari saja. Sampai akhirnya, terlihat tiga orang pria dengan wajah yang amat menyeramkan mendekati dirinya.


Sontak Alyn merasa takut dan mulai membalikkan badan. Tapi ada sesuatu yang mencegatnya hingga membuatnya berbalik dan melihat sebuah tangan kekar dan kasar memegang lengannya dengan keras.

"Mau kemana, nona cantik?"ujar satu diantara tiga orang itu, sepertinya mereka adalah preman.

"Lepasin tangan gua!"suruh Alyn .

"Ow! Jangan marah-marah dong, cantik. Kita kan cuma mau ngobrol biasa"

"Tapi kalau mau lebih, bisa kok!"sahut preman lainnya hingga ketiganya menggelak.

PLAK!!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi preman itu hingga membuat kedua lainnya memegang tangan Alyn dengan amarah mendalam.

"Kau sudah melakukan kesalahan, cantik"preman itu menunjukkan smirknya.

Preman itu mendekatkan kepalanya hingga jaraknya dengan Alyn hampir saja terbunuh.

BRUKK!!!

Sebelum preman itu berhasil merebut bibir Alyn, seseorang dengan kerasnya memukul rahang preman itu. Membawa ketiga preman itu untuk bertarung dengannya.

"Sam?"


Bersambung ...

Aduh , kok penyakit author muncul lagi sih ?
Kok ceritanya pendek pendek ?
Pasti itu yang ada di benak kalian kan ?

Tapi jujur , untuk kesekian kalinya author minta maaf

No silent readers ...

My Beloved Prince || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang