My Beloved Prince - 29

750 48 1
                                    

"Kita putus"

Itulah dua kata yang selalu menggema di telinga Alyn. Teringat kembali di otaknya saat Alan mengucapkan hal itu. Apa segampang itu kah hubungan mereka berakhir?

"Lyn"panggil Sam. Namun, sama sekali tidak ada respon dari gadis yang tengah terduduk di bangkunya itu.

Sam pun menggoyang-goyangkan bahunya. Namun, lagi-lagi tidak ada respon. Kini Alyn terlihat seperti mayat hidup.

"Alyn, lo kenapa?"Sam beberapa kali menepuk kedua tangannya di depan wajah Alyn. Ada apa dengannya? Semakin lama, raut di wajahnya semakin terlihat panik. Ada yang bisa memberitahu dirinya?

"Alyn, plis"Sam tetap berusaha. Namun bukannya merespon, Alyn justru mengambil tasnya dan kemudian pergi.

"Bilang guru, gua bolos"ujarnya. Ia sudah tidak peduli. Apa yang dipikirkan guru-guru tentang dirinya yang selama ini memiliki reputasi yang sangat baik itu?

"Ta--"Sam belum selesai melanjutkan kata-katanya, namun gadis itu telah pergi dari pandangannya.

***

Semua orang menatap ke arah Alyn.

Eh mau kemana?

Bolos ya?

Dasar, muka doang alim eh gak tau nya bad girl juga

Nyesel gua suka sama dia

Eh cantik, jangan pergi

Eh nanti laporin ke guru yuk

Gila nih cewek

Kenapa ya orang cantik gak ada yang bener ?

Woi gua ikut dong

Semoga diskors dah tuh cewek

Dasar, cewek bermuka dua

Begitulah berbagai bisikan dari orang-orang tentang dirinya. Tapi lagi dan lagi, hal itu menjadi angin yang berlalu begitu saja. Dengan Alyn naik ke dalam mobil dan mulai menjalankannya, semua orang semakin bergosip ria.

Tapi, sudahlah.

Alyn menekan gas dengan kencangnya hingga membuat kecepatan mobil itu sangat tinggi. Takut? Takut akan apa? Ia sudah mati semenjak Alan mengeluarkan kata putus itu.Hingga sebuah gedung megah nampak di pelupuk matanya.

Shit! Ia lupa jika di rumah itu ia tidak sendirian melainkan bersama pria yang mengaku sebagai ayah angkatnya itu. Apa lagi alasan yang akan ia katakan?

Pasti pria itu tidak akan diam saja, Sial!

Dengan tetap berjalan masuk ke dalam rumahnya, Alyn berpikir keras tapi apa hasilnya? NIHIL. Sudahlah, apapun yang terjadi jalani saja.

CEKLEK!

"Kau sudah pulang di jam segini?"suara itu seakan menyambutnya saat pintu itu terbuka.

"Menurutmu?"Alyn membawa tasnya menuju ke arah kamar yang terletak di lantai kedua.

"Ternyata benar"

Semua sudah ia korbankan dan lakukan. Tapi apa yang diperbuat lelaki bajingan itu? Menyia-nyiakannya begitu saja.

"Emang bener kata orang, cinta itu gak pernah ada. Yang ada cuma rasa kasihan dan rasa bersalah"Alyn menelungkupkan kepalanya di tangan serta kakinya--merenungkan semuanya hingga membuat air mata perlahan-lahan menetes . Ini sudah untuk kesekian kalinya.

Tok tok tok

Alyn seakan tidak mendengarnya. Ia sudah tahu itu pasti pria itu, dan ia sangat malas untuk melayaninya sekarang.

Tanpa babibu lagi, pintu terbuka. Terlihat seorang pria dengan kekar dan tegasnya berjalan menghampiri gadis itu. Gadis yang tengah termenung.

"Ada apa denganmu?"lelaki itu ikut duduk di sampingnya.

"Tidak"jawab Alyn singkat. Terdengar bahwa ia sedang memakai suara hidungnya.

"Kau menangis?"Sean berusaha mengangkat dagu gadis itu.

"Jangan sentuh aku!"Alyn terlihat sangat marah. Apa pria ini tidak tenang jika sehari saja tidak mengganggunya?

"Baiklah, tapi ceritakan padaku"pintanya memohon.

"Cerita apa? Berhenti bicara omong kosong!"

"Cerita tentang putusnya hubunganmu dengan pria bajingan itu"

DEG!!!

Bagaimana pria ini bisa tahu?

"Apa? Jangan bingung seperti itu, aku mengetahui semuanya"

"Apa kau orang yang bisa dipercaya?"Entah Alyn sadar atau tidak mengatakan hal itu tapi sungguh ia membutuhkan teman curhat untuk saat ini.

"Ceritakanlah!"silah Sean.

"Aku sudah memberikan semuanya padanya, tapi ia menghancurkanku begitu saja. Apa semua laki-laki begitu ?"Alyn memeluk Sean dengan erat. Sedangkan Sean mengusap lembut rambut gadis itu membuatnya senyaman mungkin.

"Tidak, tidak semua seperti itu. Bukankah sudah kubilang bahwa dia merupakan cowok bajingan? Kenapa kau tidak menurutiku dan malah berpacaran dengannya?"

"Sudahlah, untuk apa kau menangis untuknya? Ia sangat tidak pantas menerima semua ini"Alyn mengangguk.

"Hidupmu tidak akan tenang setelah ini. Dasar, lelaki brengsek!"batin Sean.

Bersambung...

No silent guys ☺

My Beloved Prince || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang