My Beloved Prince - 13

1.5K 105 7
                                    

"Kau mau kemana?"suara rendah Sean berbunyi ketika sorot matanya mendapati Alyn yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya berjalan melewati ruang makan dimana ia sedang duduk sambil menikmati sarapannya. Tapi benar, Alyn tidak bisa menyangkal bahwa walau di umurnya yang sudah menginjak dua puluh delapan tahun itu suaranya masih terlihat manis dan... seksi.

"Menurutmu?"ujar Alyn balik bertanya. Untung saja, sekarang bukanlah waktu dimana ia harus lari terburu-buru karena bangun kesiangan. Alarm kesayangannya itu hari ini tidak sakit lagi. Jadi, ia masih bisa menghadapi omong kosong pria itu.

"Hmm...ke sekolah?"ujar Sean ragu. Astaga, Alyn sekarang bahkan dibuat tidak percaya mengenai umur pria itu. Karena, pada kenyataannya, pemikirannya sama seperti anak SD saja. Menyebalkan!

"Ya,"jawab Alyn singkat. Ia hampir saja ingin melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti tadi dan tiba-tiba saja seseorang dari arah belakang menarik pinggangnya agar lebih mendekat. Sontak, ia terkejut dan langsung berbalik badan.

"Jangan terlalu dingin padaku, honey. Aku tidak menyukainya,"ujar Sean sambil membaringkan kepalanya ke bahu Alyn. Ia seperti anak kecil saja saat ini. Big baby.

Alyn terdiam kehabisan kata-kata.

"Aku sama sekali tidak salah dalam hal itu. Aku hanya tidak ingin kau menjadi milik orang lain. Kau milikku dan tetap akan selalu begitu"ujar Sean lirih.

Melihat keadaan ayah angkatnya yang seperti ini, Alyn benar-benar kehabisan kata-kata. Memorinya kembali teringat pada beberapa tahun yang lalu dimana hak asuhnya diperebutkan. Dan...pria ini, pria yang bahkan pada saat itu tidak ia kenali tiba-tiba datang dan membawanya pergi dari kedua orang tuanya. Saat itu juga, hatinya hancur berkeping-keping. Ia menangis sejadi-jadinya tapi tetap saja tidak ada yang peduli.

"Menjauhlah!!"emosi Alyn kembali meninggi saat ia mengenang masa-masa paling sulitnya itu. Ia bahkan tidak segan-segan mendorong dada Sean agar menjauh. Dan, alhasilnya adalah kepala Sean terangkat dari bahu Alyn dan ia menatap lurus seolah masih bingung. Apa yang telah ia lakukan hingga membuat gadis kecilnya itu marah?

"Ada ap--"

"Kenapa kau tidak pernah mau menceritakan kejadian sebenarnya padaku, huh?!! Dengan begitu, setidaknya aku lebih tahu mana yang harus aku lakukan, membenci atau menyayangimu?"ujar Alyn. Ia juga capek jika harus bersikap dingin terus seperti ini. Tapi, ia tidak berdaya. Setiap kali ia menatap wajah Sean pasti yang langsung muncul di otaknya adalah kejadian itu dan itu. Selalu.

"Dan apa jaminannya jika setelah aku memberitahumu, kau akan diam dan tidak bertindak macam-macam?"

Alyn kembali dibuat bingung. Macam-macam? Maksudnya?

"Aku ma--"

"Sudahlah, sebentar lagi kau akan telat berangkat ke sekolah. Akan lebih baik, kau sarapan baru setelah itu pergi. Bagaimana?"tawar Sean sambil membawa Alyn ke dalam dekapannya dan menggiringinya menuju meja makan.

***

Setelah selesai menikmati sarapannya dalam diam, Alyn kini sudah siap untuk pergi ke sekolah. Sean tadi sempat menawarkannya untuk pergi bersamanya menaiki mobil. Bahkan, cenderung memaksa. Tapi, tetap saja, Alyn selalu menolak. Jika Sean cenderung memaksa maka Alyn akan selalu menolaknya.

My Beloved Prince || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang