warning!
YAOI AREA!
BOY X BOY
BISA JADI 18+ AREA. BISA JADI LOH YA HEHE.kalau mencintaimu se-menyakitkan ini, aku lebih memilih untuk tidak bertemu denganmu dan jatuh dalam pesona mu yang indah saat itu.
betul kata temanku yang bermulut tajam itu, cinta tidak selamanya indah, bahkan sesuatu yang memabukkan sekalipun, tertutup oleh luka yang sangat dalam dan tidak akan pernah menghilang sekalipun luka tersebut sembuh dan ditutup oleh hati lain.
"tapi aku sudah tahu akhirnya, walau begitu aku tetap teguh akan hatiku padamu" kataku pelan namun mantap.
"berhenti mencintaiku bodoh, kau bukan tipeku dan sekali lagi, aku bukan gay" kata lelaki yang sekarang menatapku jijik.
betapa fisik sangat penting bagi seorang laki laki yang ada dihadapanku, bagaimana ia berkata bahwa aku bukan tipenya, dan ya, dia tidak mungkin menjadi milikku karena dia tidak mungkin mencintai namja. memang aku terluka, namun cinta ini tidak bisa ditutupi dan semakin membesar. walau lama kelamaan semua buyar karena rasa sakit dan air mata yang tidak dapat berhenti mengalir setiap malam.
tidakkah aku seharusnya berhenti? tidakkah aku berhak bahagia? tidakkah semua ini berlebihan? jawabannya sebenarnya sudah jelas, hanya saja senyumnya membuatku selalu kembali menutup akal sehatku dan kembali menjadi orang bodoh yang berpura pura bahagia ketika melihatnya memeluk wanita lain.
"berhenti mencintaiku dan mengusik hidupku, aku tidak membutuhkan mu lagi, hyung" kata lelaki bertubuh tegap itu.
"baiklah, mianhe, gomawo" kataku sambil tersenyum miris dan menahan tangis.
'Bukan ini yang aku mau' kataku dalam hati.
hatiku kembali terluka, beribu serpihan kaca seperti menusuk hatiku yang terlalu terbiasa terluka. namun aku kembali tersenyum ketika melihat temanku menghampiri ku dengan cola memenuhi tangan besarnya.
"hei, apa kau melamunkan aku?" tanya manusia yang kini duduk disebelahku.
"dasar bodoh, jelas saja tidak" kataku memukul kepalanya.
"YAK! APPO" ia meringis dan aku hanya terkekeh, tidak sanggup tertawa setelah menyadari betapa kasihannya hidup ku.
"hey, ini untukmu" kata lelaki yang masih setia duduk disampingku.
"gomawo Tae" kataku mengambil cola yang ia berikan.
Taehyung, Kim Taehyung. Itulah nama orang yang sekarang berada disebelahku sambil meminum sodanya dan sesekali bersenandung riang, entah apa yang telah terjadi ia terlihat bahagia sekali hari ini, walau ia memang selalu bahagia, hari ini aku merasa ia lebih bahagia."ada apa?" tanyaku padanya
"heum?" tanyanya bingung.
"kau terlihat sangat senang, apa kau bertemu yeoja cantik hari ini? atau mungkin kau menang lotre?" tanyaku sambil sedikit tertawa.
"ah, aniya, aku memang selalu seperti ini kan?" katanya semangat
aku hanya mengangguk tanda paham sambil sesekali melihat wajah Taehyung.'tampan' kataku dalam hati
'eh, apa yang ku pikirkan sih' kataku dalam hati, lagi."chim, ayo masuk kelas, sepertinya guru killer itu akan segera sampai kelas" kata Taehyung sambil menunjuk seseorang yang ternyata ada guru matematika, Jeon Wonwoo.
"TAE KENAPA BARU BILANG, KAJJA KITA MASUK KELAS SEKARANG" kataku sambil menarik tangan Taehyung yang sedang tertawa.
Pelajaran paling membosankan, ditambah wajah seseorang yang tadi menolaknya mentah mentah dan ditambah lagi wajah bodoh Taehyung yang membuat Jimin muak. Jangan tanya kenapa aku bisa satu kelas dengan orang yang memanggilku hyung itu, tanyakan saja pada otak yang terlalu canggih milik orang itu.
"Chim" panggil seseorang
"wae?" jawab Jimin sambil menoleh kearah suara tersebut.
"aniya" kata orang yang memanggil Jimin sambil memasang muka bodoh.
"YAK!" Jimin yang kesal dengan tingkah temannya tersebut mengambil buku Taehyung yang tergeletak di meja dan memukul kepala Taehyung.
"AISH! APPO CHIM" teriak Taehyung membuat guru nya dan teman temannya menoleh ke arahnya.
"eh, mian" kata Jimin menunduk ke arah teman dan gurunya
"Park Jimin, Kim Taehyung keluar dari kelas sampai pelajaran saya selesai" kata guru killer tersebut.
"MWO?!" kata Jimin dan Taehyung bersamaan.
"sirreo" kata Jimin
"ini salahnya kenapa aku keluar juga?" kata Jimin melanjutkan
Gurunya kini sudah melotot, membuat Jimin bergidik ngeri dan akhirnya terpaksa keluar dari kelas.
sebenarnya Jimin senang dikeluarkan, namun di satu sisi ia juga sedih karena tidak dapat memperhatikan pujaan hatinya, Jeon Jungkook.'mantan pujaan hati' kata Jimin dalam hati lalu meninggalkan kelas, entahlah namun Jimin sudah memikirikan kata kata Jungkook tadi dan memutuskan untuk berhenti memaksakan kehendaknya, lagipula jika Jungkook bahagia, sudah dipastikan Jimin bahagia, walau pedih namun itulah kenyataannya.
.
.
.
TBCYEY CHAPTER SATU SUDAH SELESAI. maafkan typo ku yang tidak mengenal tempat ya. maafkan cerita ku yang monoton dan tidak jelas ini. MIANHE. SARANGHAE.
hehe. jangan bully aku. maafkan bahasa ku yang masih belepotan kayak anak bayi yang dikasi makan bubur pake tangan. oke tidak jelas.
sampai ketemu di chapter berikutnya.-bangtantrashboys❤
KAMU SEDANG MEMBACA
jikook's
Randompokoknya Jungkook cinta Jimin, dan cinta Jimin cuma boleh buat Jungkook. Jangan baca pake logika. serius deh.