Who are you? (1)

387 42 1
                                    

Hosh .. Hosh ..

"Tunggu, jangan lari." Adegan yang sama lagi.

Seorang pria tampan yang sangat mirip dengan dirinya, mengejar seorang pria mungil yang kelewat manis.

"Kejar aku, Jungie." Pria mungil itu berlari, sambil tertawa dan menyebut nama Jungie terus menerus.

"Ah!" Lagi, si mungil terjatuh lagi, sama seperti mimpi sebelumnya.

"Minnie, kau tidak apa? Sudah kukatakan jangan berlari." Pria yang dipanggil Jungie itu berjongkok, menatap khawatir pada si mungil.

"Maafkan aku," Kata si mungil sambil tetap tersenyum.

"Jungie awas!"

Bruk

Seorang pria tampan terbangun dari tidurnya, mengusap kasar wajahnya sebelum beranjak ke dapur. Sudah hampir setahun, tepatnya semenjak ia kembali ke Seoul, setiap dini hari ia akan terbangun karena sebuah mimpi.

Mimpi yang sama, semua persis sama. Dua pria yang sama sekali tidak ia kenal, Jungie dan Minnie. Siapa mereka?

Namun, yang terlampau diluar akal, wajah Jungie, sangat mirip dengannya, bahkan itu seperti dirinya.

"Terbangun lagi, Tuan Jeon?" Tepukan dipundak menyadarkan lamunan sang pria tampan.

"Begitulah, bi. Mimpi itu datang terus menerus padaku." Jeon Jungkook menghela nafas panjang, sebelum meraih cangkir dan beranjak mengisinya.

"Biar saya, tuan. Tuan duduklah." Bibi Ahn menyambar pelan cangkir di genggaman Jungkook, kemudian melangkah untuk mengisi air hangat.

"Terima kasih."

Bibi Ahn hanya mengangguk kemudian tersenyum teduh.

"Apa yang sebenarnya tuan impikan?" Bibi Ahn bertanya sambil meletakkan cangkir berisi air hangat di meja.

"Entahlah, seperti bukan sesuatu yang penting. Hanya dua pria berlarian, kemudian yang satu terjatuh, pria yang lainnya berjongkok khawatir di hadapannya, setelahnya, entahlah, hanya ada teriakan." Jungkook meminum air hangatnya perlahan.

"Mungkinkah ada yang janggal dalam mimpi anda?"

"Jungie, salah satu pria dalam mimpiku, wajahnya sangat mirip denganku."

Bibi Ahn nampak sedikit terkejut setelah mendengar nama itu, ia tampak ingin mengatakan sesuatu namun ia urungkan.

"Ada apa, bi?" Tanya Jungkook yang menyadari perubahan wajah Bibi Ahn.

"Ah, tidak, tidak apa, Tuan Jeon. Apakah anda masih memerlukan sesuatu, tuan?"

"Tidak, terima kasih. Bibi beristirahatlah."

"Ya, kalau begitu saya pamit kembali ke kamar, tuan. Selamat malam." Pamit Bibi Ahn dan dibalas anggukan singkat oleh Jungkook.

"Apakah mungkin?" Gumam kecil Bibi Ahn.

.

.

"Kau janji?" Yang lebih besar mengacungkan jari kelingkingnya.

"Janji, Jungie." Kemudian mengaitkan kelingkingnya pada yang lebih besar.

"Aku mencintaimu, Jimin."

Lagi, Jungkook kembali terbangun, hatinya terasa begitu sakit, siapa Jimin? Apa hubungan Jungkook dengan semua ini?

.

.

Setelah sekian lama tidak ke kantor, Jungkook memutuskan untuk pergi ke kantor hari itu, dimana hari sedikit mendung, memutuskan untuk berkendara sendiri.

jikook'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang