Jimin, pemuda manis angkatan terakhir jurusan seni. Perawakannya indah, mungil, sempurna. Menggemaskan namun mematikan, itulah julukannya.
Park Jimin akan menjadi orang yang begitu berbeda jika dihadapkan dengan satu hal, pernyataan cinta.
Dengan perawakan bak malaikat, bukan berarti Jimin itu lembut, tidak, tidak sama sekali. Ia akan dengan lantang menyuarakan ketidaksukaannya, persis seperti saat ini.
"Pergi sebelum kau lebih malu lagi." Ucap Jimin datar.
"Sunbae, tidak bisakah kita mencoba dulu?" Orang itu memelas dihadapan Jimin, dan hal itu adalah pilihan yang salah.
"Cih, mencoba berpacaran denganmu? Hey, sudah kukatakan sejak lama, aku tidak menyukaimu sedikitpun, bahkan sebagai temanpun aku tidak sudi, apalagi sebagai pacar? dasar gila."
Jimin melenggang pergi begitu saja setelah mengatakan hal itu. Jimin bukan orang yang tidak punya hati, ia merasa tidak enak sebenarnya, hanya saja ia juga tidak ingin orang lain memaksakan kehendak mereka terhadapnya, ini hidupnya, ia yang menentukan.
.
."Wah, sudah orang keberapa dia?"
"Tidak usah ikut campur, Kim."
"Galak sekali, sih?"
"Bukan urusanmu! Lagian, kenapa kau tidak datang lebih awal sih?"
"Maaf dong, aku harus mengantar Yoongi ke dokter."
"Ada apa dengan Yoongi hyung?"
"Hanya pemeriksaan rutin mingguan."
"Hah? Sejak kapan ia rutin check up?"
"Sejak Taeyon kecil hidup diperutnya."
"Eh?! Yoongi hyung hamil? Kok kau tidak cerita padaku sih?"
"Sudah 4 bulan. Kau tidak bertanya padaku."
"Ish, kau menyebalkan sekali. Selamat ya, Tae. Akhirnya sebentar lagi kau akan punya malaikat kecil."
"Kau harus segera menyusul, Jim." Ucap Taehyung.
.
.Diseberang sana, seorang pemuda tampan, sedang memperhatikan interaksi dua sahabat itu. Lebih tepatnya memperhatikan si manis.
"Manis sekali, sih." Gumamnya pelan.
"Hey, Jung, tidak bosan hanya menatap dari jauh? Dari awal masuk sampai sudah mau lulus, kau hanya memperhatikannya saja. Lagipula, sepertinya dia tidak tertarik pacaran, kau lihat kan hoobae tadi? Itu sudah orang ke 20 yang ia tolak minggu ini."
"Berisik sekali sih mulutmu, Kim." Jawab Jungkook sewot.
"Hey, hey, jangan panggil dia dengan marganya dong, aku kan jadi merasa. Lagipula, apa yang Namjoon bilang itu benar, Kook. Ia sepertinya sangat anti dengan pacaran. Dan bukankah kau memiliki banyak fans? Kenapa tidak berpacaran dengan mereka saja? Eunha atau Ji Eun terlihat menarik." Ucap Seokjin.
"Apa salahnya memperhatikan seseorang? Aku hanya mengaggumi ciptaan Tuhan." Jawab Jungkook santai.
"Ya, terserah kau sajalah." Kata Namjoon.
.
."Jim, apa kau tau bahwa kau itu gemukan?" Tanya Taehyung.
"Apakah begitu? Terlihat sekali ya? Sepertinya aku harus mulai menggunakan pakaian oversized." Jawab Jimin santai.
"Wah, kau sepertinya tidak merasa tertekan sama sekali ya dengan pertanyaanku?"
"Heol, kenapa harus? Ini kan wajar." Jawab Jimin kemudian melenggang pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
jikook's
Randompokoknya Jungkook cinta Jimin, dan cinta Jimin cuma boleh buat Jungkook. Jangan baca pake logika. serius deh.